YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), keduanya memiliki asrama mahasiswa dengan pola pembinaan masing-masing sesuai dengan kultur dan kebutuhan. Sebagai upaya pengembangan kualitas, perlu terus belajar dan membangun sinergi dalam nuansa studi banding. Ini dilakukan oleh Asrama KH. Abu Dardiri UMP yang datang berkunjung ke Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA).
PERSADA menerima kunjungan studi banding dari pengasuh asrama mahasiswa KH. Abu Dardiri UMP, Senin (12/2). Sebanyak 12 orang dari UMP, mereka diterima oleh Badan Pengurus Harian PERSADA di Ruang Meeting Room KH. Ahmad Dahlan lantai satu Gedung Asrama Putra.
Pengurus asrama KH. Abu Dardiri mengaku pihaknya baru menerima amanat untuk mengelola dan membina mahasiswa sejak tahun 2019, sehingga membutuhkan banyak inspirasi dari asrama mahasiswa lainnya. Salah satunya PERSADA yang sudah berpengalaman sejak tahun 2011, apalagi keduanya sama-sama menerima amanat untuk membina Mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Dialog dan sharing program menjadi agenda utama. Berbagai pembahasan mulai model penerimaan santri, manajemen pengasuhan, struktural pembina, konversi mata kuliah, pembiayaan, pembinaan musyrif, digitalisasi data santri melalui sistem informasi, monitoring tahfidz Al-Qur'an, lamanya masa tinggal santri di asrama, konsep pembinaan santri kader, pendekatan kepada santri dan sebagainya.
Di antara hal yang berkesan dari sistem pembinaan di PERSADA menurut Asrama KH. Abu Dardiri antara lain mengenai konversi mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), dan kontrol pendampingan santri melalui komposisi yang ideal antara jumlah santri dengan pendamping atau musyrif/ musyrifahnya. Mengingat saat ini pengasuhan santri di Asrama KH. Abu Dardiri masih 1:50, atau satu orang musyrif mendampingi sekitar 50 mahasiswa.
Ust. Budi Jaya Putra, mewakili Mudir PERSADA yang kini masih berada di luar negeri menyampaikan rasa senang, karena kedatangan saudara seperjuangan. Yakni sama-sama mendampingi dan membina mahasiswa menjadi kader yang anggun akhlaknya, unggul intelektualnya, serta berkompeten dalam kepemimpinan.
"Untuk itulah, perlu keikhlasan agar mendapat hasil yang luar biasa," tutup Ustadz Budi sebelum rombongan kembali melanjutkan perjalanan. (DF)