BERKHIDMAT UNTUK SESAMA
Hasil sigi salah satu media ternama menyatakan 91% warga Indonesia menilai Muhammadiyah baik dan sangat baik. Hasil sigi ini pada dasarnya tidak mengejutkan karena sejak sebelum negara ini lahir, Muhammadiyah telah banyak berbuat untuk bangsa.
Jumlah rumah sakit, sekolah, panti sosial, maupun perguruan tinggi yang terus tumbuh di seluruh sudut tanah air menjadi bukti yang sulit dibantah oleh siapa pun. Bahkan, di sudut terjauh seperti Pulau Arar, ketika sekolah Aisyiyah telah hadir di pulau itu. sedangkan tangan negara yang dibiayai dengan pajak rakyat belum sanggup menjangkaunya. Kalau dicermati, kisah epik perjuangan para penggerak Muhammadiyah di berbagai daerah ala laskar pelangi besutan Andre Hirata, itu nyata adanya. Tidak hanya di Belitong sana. Tetapi terserak di banyak tempat lainnya.
Akan tetapi, sebagian kecil warganet nyinyir masih ada yang menyebut berbagai amal usaha Muhammadiyah seperti rumah sakit, sekolahmaupun perguruan tinggi dianggap sebagai sarana bisnis. Di alam demokrasi yang serba boleh, anggapan nyinyir seperti itu sah-sah saja untuk dikeluarkan di ruang publik. Namun, publik juga yang akan menguji dan menilainya. Bagaimana nawaitu Muhammadiyah ketika merintis berbagai amal shalihnya itu. Demi apa dan untuk siapa?
Walau begitu, di beberapa daerah ada juga rintisan kebaikan Muhammadiyah yang tidak mungkin dapat dinyinyiri sekalipun oleh netizen julid yang hanya berbekal iri dan dengki. Misalnya, puluhan tahun yang lalu Muhammadiyah di Wonosobo membuat terowongan irigasi yang diberi nama terowongan “Soponyono” (siapa yang akan menyangka). Terowongan yang dibuat itu menembus gunung untuk mengalirkan air sungai ke lahan pertanian warga. Semua warga baik yang Muhammadiyah maupun tidak, semua berhak memanfaatkan aliran irigasi itu.
Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 24/2024