Muhammadiyah Majukan Bangsa, Cerahkan Semesta
Oleh: Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah telah terlaksana dengan baik, lancar, rukun, serta menghasilkan keputusan-keputusan penting serta strategis bagi persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Pembukaan Muktamar berlangsung di Stadion Manahan yang dibuka Presiden RI Ir H Joko Widodo dihadiri Ibu Negara, Ketua DPR-RI, para Menteri Indonesia Maju, dan para tamu dari dalam dan luar negeri.
Muktamar di Surakarta tersebut mengambil tema “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”. Materi-materi yang dibahas antara lain program, Risalah Islam Berkemajuan, dan Isu-Isu Strategis (keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal) menggambarkan kebesaran sekaligus cerninan dari tema tersebut. Muhammadiyah memang hadir untuk kemajuan bangsa termasuk umat Islam serta mencerahkan semesta sejalan misi Islam yang rahmatan lil-‘alamin.
Pada Malam Mangayubagio (Selamat Datang) Panitia menyelenggarakan pentas hiburan ala Muhammadiyah antara lain menampilkan grup musik Letto dan penyanyi ternama Tantri Kotak, serta penyanyi cilik Arda serta lainnya. Bersamaan dengan itu memberikan anugerah pemghargaan kepada tiga maestro seniman asal Solo yaitu Gesang, Waljinah, dan Didik Kempot. Langkah Muhammadiyah tersebut sangat baik wujud menghargai karya anak bangsa yang menginspirasi lewat jalur seni budaya. Semua menggambarkan peran aktif Muhammadiyah dalam memajukan bangsa dan mencerahkan semesta.
Pesan Keindonesiaan
Muhammadiyah dalam memajukan kehidupan bangsa bukanlah akan, tetapi telah dan terus berkiprah satu abad lebih dalam lintasan pergerakannya melalui berbagai amal usaha dan dakwah kemasyarakatan. Dari pusat kota hingga desa dan pelosok-pelosok terjauh, Muhammadiyah tiada henti melayani negeri. Khidmat kebangsaan ini lahir dari visi keislaman berwawasan nasionalisme inklusif, agar Indonesia makin berkemajuan di segala bidang kehidupan. Itulah bukti nyata bahwa Muhammadiyah ikut “berkhidmat, berkarya, dan berkeringat” dalam memajukan kehidupan bangsa tanpa pamrih.
Kini dan ke depan perjuangan Indonesia semakin tidak ringan. Selain sejumlah prestasi dan keberhasilan saat ini yang kami apresiasi; Indonesia menghadapi arus globalisasi, modernisasi abad 21, revolusi teknologi informasi, serta perkembangan geoekonomi-politik global yang sangat dinamis dengan segala masalah dan tantangannya. Bersamaan dengan itu, secara domestik Indonesia juga mengalami dinamika baru liberalisasi politik, ekonomi, dan budaya pasca reformasi dengan berbagai dampaknya yang kompleks.
Muhammadiyah meyakini bahwa Indonesia sejatinya dapat menjadi negara yang maju, adil, dan makmur. Muhammadiyah percaya Indonesia dapat menyelesaikan masalah-masalah dan tantangan berat yang dihadapinya. Optimisme ini lahir karena Indonesia memiliki sejumlah modal penting untuk menjadi negara besar seperti sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang potensial. Kuncinya mengurus Indonesia dengan baik dan benar, disertai perjuangan yang sungguh-sungguh dan kebersamaan dari semua pihak yakni pemerintah, DPR, partai politik, warga negara, dan seluruh komponen bangsa.
Karenanya segala proses bernegara, termasuk Pemilu 2024 niscaya menjadi jembatan emas bagi terwujudnya kehidupan kebangsaan yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Seluruh pihak yang berkontestasi berkomitmen tinggi dan memastikan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial sebagaimana dikehendaki oleh para pendiri Indonesia.
Para kontestan Pemilu 2024 agar memiliki obligasi moral yang tinggi untuk menjadi para pemimpin dan wakil rakyat berjiwa “Kesatria Pancasila”. Menjadi para negarawan yang mempraktikkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam berbangsa-bernegara di dunia nyata, sekaligus membawa Indonesia ke perwujudan cita-cita. Para elite Indonesia juga dapat menjadikan agama sebagai sumber nilai moral dan spiritual yang melahirkan “public good” (kebaikan umum) dalam berbangsa, karena agama memperoleh tempat penting dalam sejarah, konstitusi, dan jatidiri bangsa Indonesia.
Semua pihak dituntut berkomitmen menjadi suri teladan dalam menempatkan kepentingan Indonesia di atas kepentingan diri, kroni, dan golongan sendiri. Sekaligus menjadi perekat persatuan Indonesia serta menjauhi sikap saling membenci dan memusuhi yang membawa pada perpecahan bangsa dan merugikan masa depan Indonenesia. Setiap elite bangsa yang berkompetisi harus sudah selesai dengan dirinya, dengan meletakkan politik dan kekuasaan sebagai jalan utama berkhidmat sepenuhnya bagi kejayaan Indonesia. Letakkan Pemilu dan seluruh proses berbangsa-benrenagara dalam visi luas memajukan Indonesia sebagaimana diperintahkan konstitusi. Pastikan Indonesia Emas tahun 1945 berjalan dalam peta jalan yang benar dan berkemajuan untuk mewujudkan cita-cita luhur Indonesia. Menjunjung tinggi nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa yang hidup melekat dalam denyut nadi bangsa Indonesia menuju Indonesia maju, bermartabat, dan berkeadaban utama!
Eksemplar Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam memajukan bangsa dan mencerahkan semesta menempuhnya dengan perjuangan nyata berbasis spirit “ibda binafsika”, memulai dari diri sendiri. Perkembangan Muhammadiyah di dalam maupun di luar negeri menunjukkan kemajuan yang dinamis. Etos kemajuan bertumbuh bekar di Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting, serta jamaah di basis komunitas. Amal usaha di berbagai bidang berkembang pesat dengan sejumlah prestasi terbaik. Sedangkan Peran “mencerahkan semesta” diwujudkan dalam karya nyata, antara lain dengan berdirinya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia College (MAC), Markas Dakwah dan TK ABA di Cairo, serta pergerakan PCIM-PCIA di 28 negara.
Muhammdiyah dalam relasi global juga dituntut untuk menghadapi dan memainkan peran konstruktif di tengah dunia yang sarat permasalahan krusial. Dalam ranah kemanusiaan universal masih terdapat sejumlah masalah yang meniscayakan keprihatinan seluruh kekuatan dunia. Masalah-masalah krusial yang bersifat mondial adalah krisis kemanusiaan modern, kemiskinan sejumlah negara sedang berkembang di tengah melimpahruahnya kemakmuran negara-negara maju, krisis pangan dan energi, krisis ekonomi khususnya keuangan dan fiskal, krisis lingkungan dan perubahan iklim, migrasi global, dan yang berkaitan dengan relasi antarperadaban. Masalah lain ialah terorisme internasional, ketidakadilan politik dan standar ganda yang dilakukan negara-negara maju terhadap negara-negara sedang berkembang, dan secara khusus masalah Islamofobia yang dihadapi umat Islam di negara-negara Barat yang berlangsung masif dan sistematik. Demikian halnya dengan perang di Perang Ukraina yang membawa dampak besar dalam kehidupan politik dan ekonomi, lebih-lebih di tengah ancaman resesu ekonomi dunia yang dikhawatirkan banyak negara.
Muhammadiyah penting terus mengambil peran pencerahan ke dunia internasional. Muhammadiyah tentu tidak dapat sendirian dalam menjalankan peran globalnya, meniscayakan kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri, sehingga dapat dikembangkan usaha kolektif kolobarotif dalam menghadapi masalah-masalah global. Gerak Muhammadiyah ke dunia internasional maupun dalam pelaksanaan program internasionalisasi juga diniscayakan peningkatan intensitas sehingga ke depan Muhammadiyah semakin membuana dengan amal usaha dan pemikiran-pemikiran yang dikenal di ranah global. Peran ini dapat dilaksanakan secara institusional atau kelembagaan, sehingga memiliki kekuatan lebih luas dan kontinyuitas bagi kemajuan Muhammadiyah karena bergerak secara sistem dan bukan secara personal sebagaimana karakter gerakan Islam ini. Penerjemahan buku-buku, pemikiran-pemikiran resmi, dan publikasi aktivitas Muhammadiyah ke dalam berbagai bahasa internasional harus menjadi satu paket dengan digitalisasi dan internasionalisasi Muhammadiyah yang selama ini telah dirintis Muhammdiyah.
Peran PCIMA dan organisasi sister dapat dioptimalkan dalam agenda strategis yang pengting tersebut. Lebih-lebih Muhammadiyah memiliki 173 perguruan tinggi yang selama ini akrab dengan dunia digital dan relasi internasional maka Pimpinan Persyarikatan penting secara terintegrasi dan kolaborasi memanfaatkan institusi strategis tersebut untuk kebijakan digitalisasi dan intensitas internasionalisasi Muhammadiyah. Gerakan Islam modernis-reformis ini bahkan telah memiliki Universitas Siber Muhammadiyah yang telah menggunakan teknologi imersif dan akan segera masuk dengan teknologi metaverse sebagai penanda kemajuan di era revolusi 4.0 yang selama ini selalu digelorakan sebagai zaman baru kehidupan global.
Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan dan kiprahnya dalam berbagai bidang kehidupan berkomitmen untuk terus berkiprah memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta secara lebih luas dan berkualitas. Muhammadiyah hadir sebagai eksemplar atau role-model gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang memberikan solusi atas persoalan-persoalan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan global. Hal itu sejiwa dengan misi tajdid Muhammadiyah untuk menampilkan model hidup maju berbasis agama yang berwawasan “Wal-Ashri” atau “Ashariyah”, yakni wawasan kemoderanan yang berbingkai iman, ilmu, amal shaleh, dan perjuangan tak kenal lelah menuju terwujudnya Khayra Ummah yang berperadaban utama.
Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan kehidupan nasional dan global yang semakin kompleks, berkomitmen menghadirkan gerakan baru yang menggarap program-program strategis sejalan dengan Risalah Islam Berkemajuan yang akan diputuskan pada Muktamar ke-48 ini. Islam berkemajuan hadir sebagai “Din al-Hadlarah” yakni agama yang memajukan peradaban yang berorientasi “shalihu li-kulli zaman wa makan”. Islam yang memajukan kehidupan bangsa, sekaligus berwawasan kosmopolitan yang mencerahkan semesta dalam misi utama rahmatan lil-‘alamin. Di sinilah pentingnya Muhammadiyah memajukan bangsa dan mencerahkan semesta!
Sumber: Majalah SM Edisi 23 Tahun 2022