YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Bulan Ramadhan telah usai. Segenap umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh kegembiraan. Selama berada di bulan Ramadhan, Allah memerintahkan untuk melaksanakan ritus peribatan berupa puasa (ash-shaum). Bagi Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr H Mundzirin Yusuf, MSi, implementasi dari ibadah puasa berorientasi sebagai proses pengendalian diri terhadap pergolakan hawa nafsu manusia yang kerap melampaui batas.
“Puasa yang kita jalani menjadi medium untuk mendidik kita, terutama mengendalikan diri agar kita tidak sampai berbuat diluar kehendak Tuhan sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis,” ucapnya saat Khutbah Idul Fitri 1445 H di Halaman Hotel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (10/4).
Dalam konteks tersebut, Mundzirin menyebut dengan spirit berpuasa yang mampu mengendalikan diri, meniscayakan pada misi meminimalisasi tersulutnya rasa kegusaran. Ini adalah fenomena tatkala jiwa tiada mampu dikendalikan, sehingga dapat berbuat serampangan di kehidupan.
Dengan itu, Mundzirin meminta kepada umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadis. Menurutnya kedua kitab ini mampu memberikan secercah petunjuk dan solusi di tengah jiwa tercengkeram oleh kegusaran nan meledak-ledak. Sebab dari kegusaran ini jika dibiarkan begitu saja, maka akan merusak harmoni ukhuwah islamiyah dalam kehidupan sarat keragaman ini.
“Sebagai umat islam kita harus selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an, Karena Al-Qur’an dapat mengatasi hal-hal negatif yang akan merusak ukhuwah Islamiyyah Seperti Konflik dan lain sebagainya. Al-Qur’an senantiasa mengajarkan persatuan dan kesatuan agar kita tidak mudah terlena dan terpecah belah,” ucap mantan Ketua Majelis Dikdasmen PWM DIY ini. (Allegra/Cris)