PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Setiap tanggal 24 Maret, seluruh negara memperingati Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia (HTBS). Peringatan ini bukan sekedar agenda tahunan, tetapi mengingatkan akan pentingnya eliminasi dari penyakit Tuberkulosis (TB). Penyakit TB ini masih menjadi masalah kesehatan global hingga saat ini, terutama data Global TB Report menunjukan bahwa Indonesia menjadi peringkat kedua setelah India terbanyak kasus TB di seluruh dunia. Tahun 2023, jumlah kasus TB diperkirakan sebanyak 1.060.000 kasus dan 134.000 kematian akibat TB per tahun di Indonesia.
Bidang Kesehatan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Dewan Pimpinan Daerah (IMM DPD) Jawa Tengah bekerjasama dengan Yayasan Masyarakat Indonesia Sehat ikut bagian dalam memperingati HTBS dengan mengadakan webinar nasional kesehatan yang mendapatkan Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Fuad Minan Zuhri selaku Ketua Bidang Kesehatan sekaligus Ketua Panitia mengatakan bahwa acara tersebut merupakan upaya Bidang Kesehatan DPD IMM Jawa Tengah mewadahi mahasiswa dan tenaga kesehatan di Indonesia terkhusus kader rumpun kesehatan IMM seluruh Indonesia dan tenaga kesehatan Muhammadiyah dalam meningkatkan kompetensinya dan dapat diaplikasikan ilmu yang diperoleh secara langsung terhadap kualitas pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat dalam eliminasi tuberkulosis di Indonesia.
HTBS tahun ini dengan tema global “Yes!, We Can End TB : Commit, Invest, Deliver” mengingatkan pentingnya komitmen partisipasi serta perhatian dari berbagai pihak terutama pemerintah yang bersinergi dengan tenaga kesehatan dan masyarakat dalam menurunkan kasus TB termasuk TB resisten obat secara global yang ditargetkan eliminasi TB pada tahun 2050.
Kegiatan webinar nasional kesehatan ber-SKP dari KEMENKES RI dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia ini diikuti sebanyak 650 peserta dari berbagai profesi seperti Dokter, Apoteker, Keperawatan, Ahli Teknologi Laboratorium medis, Bidan, mahasiswa dan pegiat tuberkulosis seluruh Indonesia. Pemateri pada acara ini sangat kompeten pada bidangnya seperti dokter spesialis mikrobiologi klinis yaitu Ratna Wulan Febriyanti, dr., Sp.MK membahas “Pemahaman klinis, update terkini epidemiologi dan Pemeriksaan Laboratorium penyakit TBC”, dokter spesialis paru Luhur Dewantoro, dr., Sp.P membahas mengenai “Update penatalaksana klinis dan diagnosis penanganan TBC”, apoteker senior RSUD Margono Purwokerto Jawa Tengah apt. Drs. Budi Raharjo, Sp.FRS membahas tentang “Tatalaksana farmakoterapi dan monitoring terapi tuberkulosis” dilanjut “Manajemen pengendalian tuberkulosis resisten obat” dan ditutup dengan “Asuhan keperawatan pada penderita penyakit tuberkulosis” yang dibawakan oleh Latif Hisbulloh, Ns., S.Kep.,M.Kep.
Salah satu peserta webinar yaitu Vitha Ayu Rachmawati dari Profesi Tenaga vokasi Farmasi mengatakan bahwa merasa senang karena dengan mengikuti webinar ini saya mendapatkan banyak pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui. Pesan untuk IMM DPD Jawa Tengah dapat menyelenggarakan kembali dengan pemateri yang lebih banyak lagi agar lebih banyak juga pengetahuan yang peserta dapatkan.
Nia Nur Pratiwi selaku Ketua DPD IMM Jawa Tengah dalam sambutannya mengatakan bahwa IMM Jawa Tengah ini hadir yang bergerak dalam ranah kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan. Acara ini merupakan salah satu kehadiran IMM Jawa Tengah sebagai wadah bagi kader-kader IMM seluruh Indonesia, kader Muhammadiyah dan seluruh anak bangsa Indonesia yang saling bahu membahu untuk mendukung upaya eliminasi tuberkulosis di Indonesia.
Harapan DPD IMM Jawa Tengah terselenggaranya acara ini meningkatnya edukasi, preventif dan promotif terkait tuberkulosis yang tersebar secara merata baik dari mahasiswa, masyarakat, tenaga kesehatan maupun masyarakat adat yang tidak tersentuh media.
Selain itu, kami berharap selalu dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk kementerian kesehatan RI untuk acara selanjutnya. Saya selaku Ketua DPD IMM Jawa Tengah sangat bangga karena webinar nasional kesehatan yang ber SKP ini hanya satu-satunya di Indonesia dari pergerakan mahasiswa yang menyelenggarakan seminar kesehatan bersama dengan kementerian kesehatan RI yang mengeluarkan perizinan SKP.