MEDAN, Suara Muhammadiyah - Pelaksanaan wisuda hari kedua Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menghadirkan Ketua Pimpinan Muhammadiyah Dr Busyro Muqoddas, yang juga mantan ketua KPK RI. Pelaksanaan wisuda hari kedua ini berlangsung di Selecta Convention Hall, Medan, Rabu (18/12).
Busyro Muqoddas meminta kepada wisudawan dan wisudawati untuk menjadi bagian dari pembangunan integritas bangsa. Indonesia saat masih dalam kondisi yang tidak baik karena korupsi masih terus terjadi secara masif hampir diseluruh lini kehidupan berbangsa. Ia pun berharap, pemerintahan baru Indonesia dapat dapat melakukan perubahan-perubahan agar negara menjadi lebih baik.
Menyampaikan pidato dengan tema "Aktualisasi Profetik dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah" menurutnya ada 4 misi dari hadirnya perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Pertama, transformasi Spritual, yang membentuk lulusan yang memiliki integritas moral, keilmuan yang unggul, komitmen pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan, dan kecakapan sesuai bidangnya. Kedua, penelitian Transformatif dengan mengembangkan riset yang memberikan solusi atas masalah sosial, ekonomi, lingkungan, kemanusiaan, dan teknologi.
Misi ketiga, kata Busyro Muqoddas adalah: Advokasi dan Keadilan Sosial dengan mengupayakan keadilan sosial melalui pengabdian yang berpihak kepada kaum lemah dan terpinggirkan. Dan, misi keempat, taawun untuk Perkhidmatan Kemanusiaan: Mewujudkan kampus dan membentuk lulusan yang memiliki keluwesan pergaulan melalui kolaborasi dan sinergi lintas disiplin, lintas-agama, entitas kelompok, organisasi, dan komunitas masyarakat untuk peneguhan Islam rahmatan lil ‘alamin.
Kampus sebagai ruang terbuka untuk dialog
Pesan penting lainnya yang disampaikan Busyro Muqoddas adalah perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah harus memiliki peran dalam menghadirkan kedaulatan bagi rakyat. Untuk itu, ada empat pesan terkait kedaulatan rakyat. Pertama, kesadaran kritis, yakni, melahirkan generasi intelektual yang mampu memahami dan memperjuangkan hak-hak rakyat melalui pemikiran ilmiah dan gerakan sosial.
Kedua, gerakan moral. Kampus harus menjadi pelopor gerakan moral yang mendukung keadilan, kejujuran, dan transparansi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Ketiga, Busyro menekankan Kampus harus menjadi ruang dialog publik yang terbuka antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi untuk merumuskan solusi kolektif. dan ke-empat, kampus sebagai “agen” Persyarikatan: Kampus adalah agen perubahan yang memadukan ilmu pengetahuan, nilai-nilai keagamaan, dan perjuangan sosial untuk memperkuat daulat rakyat, menciptakan masyarakat yang berkeadilan, sejahtera, dan berkemajuan.
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP dalam pidato wisudanya menjelaskan berbagai capaian UMSU dan peta jalan yang dilakukan, khususnya terkait dengan program internasionalisasi UMSU. Agussani juga menjelaskan, rencana pengembangan kampus UMSU untuk menjawab kebutuhan tri dharma perguruan tinggi, yakni dengan membangun kampus terpadu diatas lahas seluas 25 hektar.
Rencana peletakan batu pertama kampus terpadu UMSU akan dilakukan pada Sabtu (21/12) di desa Seintis, Deli Serdang, oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir MSi. Di lokasi kampus terpadu itu pula nantinya akan digunakan sebagai arena Muktamar ke-49 Muhammadiyah dan Aisyiyah pada tahun 2027.
Pembangunan kampus terpadu UMSU diperkirakan akan selesai pada September 2027, percepatan pembangunan ini untuk menyambut pelaksanaan Muktamar ke-49 yang akan berlangsung pada November 2027 mendatang. (Syaifulh/Farhan/Diko)