BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, menyampaikan sambutan kuncinya dalam pembukaan CRM Award VI menyampaikan apresiasinya bagi Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah se-Indonesia. Ia menegaskan pentingnya peran tiga pilar tersebut sebagai garda terdepan dakwah dan pemberdayaan umat.
Dalam pidatonya, Agung Danarto menyebut bahwa Cabang, Ranting, dan Masjid (CRM) bukan sekadar struktur organisasi, melainkan benteng peradaban umat yang menentukan kuat atau lemahnya Muhammadiyah di tingkat masyarakat. “Pimpinan Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah harus menjadi benteng ideologis, benteng sosial kemasyarakatan, benteng kemakmuran dan kesejahteraan, serta menjadi benteng literasi umat,” tegasnya di hadapan ratusan peserta yang hadir dari berbagai provinsi.
Agung Danarto menekankan bahwa tantangan ideologis saat ini semakin kompleks. Arus informasi yang cepat, penetrasi paham-paham keagamaan yang beragam, hingga dinamika politik dan sosial menuntut warga Muhammadiyah memiliki keteguhan dan kejernihan berpikir. Cabang dan Ranting, menurutnya, harus tampil sebagai penjaga moderasi beragama, pembawa pencerahan, serta penerus nilai-nilai Islam berkemajuan yang menjadi identitas Muhammadiyah.
Selain menjadi penjaga ideologi, CRM juga didorong untuk aktif sebagai solusi persoalan sosial di masyarakat. Masjid Muhammadiyah, lanjut Agung, harus menjadi pusat peradaban: tempat orang menemukan jawaban, layanan, serta ruang kebersamaan. “Masjid bukan hanya tempat ibadah ritual, tetapi pusat transformasi sosial,” jelasnya.
Program-program pemberdayaan, gerakan filantropi, dan kepedulian terhadap kelompok rentan harus terus diperkuat untuk menjaga kebermanfaatan dakwah Muhammadiyah di tengah masyarakat.
Dalam sambutan tersebut, Agung Danarto juga menggarisbawahi pentingnya kemandirian ekonomi. Ia menekankan bahwa CRM harus mampu mendorong jamaah dan masyarakat sekitar agar memiliki akses terhadap peluang ekonomi, pelatihan, serta budaya produktif. “Kesejahteraan adalah bagian dari dakwah. Ketika umat kuat secara ekonomi, dakwah akan maju lebih cepat,” terangnya.
Di tengah gelombang informasi digital yang sering kali menyesatkan, Agung mengingatkan perlunya gerakan literasi berbasis masjid. Menurutnya, literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi kemampuan memahami isu, memilah informasi, dan membuat keputusan berdasarkan pengetahuan. Masjid harus menjadi pusat edukasi umat melalui kajian, perpustakaan masjid, kelas-kelas pelatihan, hingga kegiatan literasi digital.
Mengakhiri sambutannya, Agung Danarto mengajak seluruh pimpinan Cabang, Ranting, dan Masjid untuk mengambil peran lebih besar dalam memajukan umat. Ia menekankan bahwa kekuatan Muhammadiyah selalu terletak pada gerakan akar rumput yang istiqamah, terorganisir, dan mengedepankan kemaslahatan.
Dengan pesan tersebut, CRM Award VI tidak hanya menjadi ajang penghargaan, tetapi juga momentum penguatan komitmen membangun peradaban umat melalui kerja-kerja nyata di tingkat paling dekat dengan masyarakat.


