TEGAL, Suara Muhammadiyah - Bertempat di Hotel Grandian Guci (26/10) dilaksanakan pelatihan dalam rangka mengintegrasikan etika digital dan pencegahan intoleransi di lingkungan Muhammadiyah. Kegiatan tersebut merupakan langkah penting dalam Gerakan Revolusi Mental dan Etika Digital yang diagendakan oleh Muhammadiyah bekerjasama dengan KEMENKO PMK untuk membangun kesadaran dan sikap yang positif dalam penggunaan teknologi digital.
Tim fasilitator yang terdiri dari perwakilan Kementerian PMK dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah berperan sebagai mentor dan narasumber dalam pelatihan ini. Mereka menyampaikan pengetahuan mendalam dan pengalaman yang berharga dalam isu-isu intoleransi, serta etika digital yang kini semakin relevan dalam masyarakat.
Peserta pelatihan berasal dari berbagai unsur dalam lingkungan Muhammadiyah, termasuk Kepala Sekolah Muhammadiyah, pengurus Pondok Pesantren, dan Majelis Pustaka Informasi.
Dalam dua hari pelatihan, para peserta mendiskusikan isu-isu penting seperti keadaban digital, penanggulangan intoleransi, serta strategi pencegahan melalui pendekatan yang holistik.
Sebagai Keynote Speech, Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengungkapkan, pelatihan adalah bukti nyata komitmen Muhammadiyah dalam mendidik dan mengedukasi anggotanya tentang tata nilai digital yang baik, serta menjaga keberagaman dan toleransi dalam berinteraksi di dunia nyata dan maya.
Para peserta pelatihan terlibat aktif dalam berbagai diskusi kelompok, studi kasus, dan permainan peran yang dirancang untuk mendorong pemahaman mendalam tentang isu-isu tersebut. Peserta juga memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman dan solusi praktis yang dapat diimplementasikan di lingkungan masing-masing.
Kegiatan ini berakhir dengan kesepakatan bersama untuk terus menerapkan nilai-nilai yang mereka pelajari dalam praktik sehari-hari, baik dalam penggunaan teknologi digital maupun dalam memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Pelatihan Pencegahan Intoleransi dan Keadaban Digital ini diharapkan akan menjadi tonggak penting dalam membangun masyarakat yang lebih bermartabat, beretika, dan penuh toleransi di era digital. Pelatihan ini diakhiri dengan mengikrarkan semboyan para peserta yaitu "Berita Hoax Berhenti di Kita, Toleransi Mulai Dari Kita. (alvin/diko)