CERITA DARI KUPANG
“Prasasti ini perlu ada. Besok beberapa puluh tahun yang yang akan datang, saat kita semua sudah tidak ada. Generasi saat itu akan tahu bahwa pada tanggal 4-6 Desember tahun 2024 di Kota Kupang ini pernah diselenggarakan Tanwir Muhammadiyah...” itulah sebagian amanat Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir sebelum menandatangani prasasti Tanwir Kupang.
Penandatanganan prasasti pada saat penutupan acara seperti di atas mungkin yang pertama kali ada di Muhammadiyah. Panitia dan tuan rumah merasa perlu membuat prasasti seperti di atas karena merasa sangat terkesan akan adanya Tanwir di Kota Karang ini. Satu acara nasional yang tidak hanya bertabur tokoh nasional tapi juga menghadirkan Indonesia yang otentik. Muhammadiyah dan ummat Islam yang secara jumlah tergolong minoritas, kurang dari 10% dari penduduk Kupang sukses menggelar acara yang demikian semarak. Muhammadiyah suskes menghadirkan kemakmuran untuk semua secara konkret di Kota Kupang ini. Sesuai dengan tema Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke-112 yang puncak acaranya digelar di kota ini.
Seperti kita ketahui bersama, selama ini Muhammadiyah telah menjalankan peran penting dalam menciptakan kemakmuran di Indonesia setidaknya melalui lima cara. Yakni pendidikan, penguatan ekonomi yang berkeadilan, program sosial, pemberdayaan komunitas, serta melalui advokasi dan kebijakan.
Lewat pendidikan, Muhammadiyah telah mengelola banyak sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan yang membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang baik adalah kunci untuk terbukanya pintu-pintu kebaikan yang berikutnya. Delapan puluh persen lebih mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang ternyata tidak beragama Islam.
Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 1/2025