HIDUP BERSAHAJA
“Hidup sederhana, gak punya apa-apa tapi banyak cinta. Hidup bermewah-mewahan, punya segalanya tapi sengsara. Seperti para koruptor.” –Slank
Saat Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia tanggal 3-6 September 2024 lalu, masyarakat dan pers Indonesia gempar. Penguasa tertinggi umat Katolik dunia ini dianggap membawa pesan yang sangat kuat tentang pentingnya kesederhanaan di era modern. Mulai pilihannya menggunakan pesawat, mobil, jam tangan, sampai ketika dia memilih tidur di wisma kedutaan Vatikan ketimbang di hotel berbintang cukup menyita perhatian publik.
Apalagi di kurun yang sama ada pameran kemewahan dari pasangan suami-istri tokoh terkenal yang juga kerabat pejabat Indonesia. Gaya medsos pasangan tokoh itu dikesankan sengaja memerkan aneka kemewahan yang tengah mereka nikmati. Mulai dari liburanya ke luar negeri dengan dengan Pesawat pribadi, makan sepotong roti yang seharga setengah juta, tas mewah yang dikenakan, mengundang tukang masak makanan Jepang sehabis melahirkan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kunjungan Paus dengan kemasan kesederhanaan hal yang sebenarnya wajar saja itu mendapat pujian yang sangat luar biasa. Bagi umat Islam apalagi warga Muhammadiyah, kesederhanaan penguasa Vatikan ini dapat dikatakan tidak terlalu mengejutkan. Di kehiduan nyata, Warga Muhammadiyah sudah terbiasa menjumpai banyak tokohnya yang setiap hari menampilkan kebersahajaan otentik melebihi yang ditampilkan oleh penguasa tertinggi ummat Katolik ini.
Dalam koridor di atas lagu “Seperti Para Koruptor” yang dibawakan oleh grup musik Slank seakan mendapatkan relevansinya. Lagu ini secara lugas mengungkap kondisi bangsa yang terpuruk akibat perilaku tak terpuji dari sekelompok manusia. Lirik-liriknya mengandung kritik pedas, menyoroti kehidupan sosial dan budaya ketimuran yang mulai hilang. Indikator yang paling jelas adalah tentang hilangnya rasa malu pada diri penguasa, pejabat, dan tokoh publik kita. Mereka tidak merasa malu melakukan hal-hal kotor seperti korupsi. Mereka juga berani mengangkangi amanah rakyat demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Selengkapnya dapat membeli Majalah Suara Muhammadiyah digital di sini Majalah SM Digital Edisi 23/2024