Tonggak Sejarah Pers dan Cagar Budaya SM

Publish

10 January 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
627
Foto Dok SM

Foto Dok SM

Tonggak Sejarah Pers dan Cagar Budaya SM

Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M Si.

Majalah Suara Muhammadiyah diusulkan menjadi “cagar budaya benda dan tak benda”, selain itu tanggal 13 Agustus 1915 diusulkan sebagai “Hari Pers dan Literasi Publik Muhammadiyah”. Usulan penting itu secara resmi disampaikan oleh Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta pimpinan Suara Muhammadiyah dalam forum seminar yang dihadiri oleh Dewan Pers Nasional dan kalangan media massa di SM Tower tanggal 23 Agustus 2023 di Yogyakarta.

Surat resmi yang diterima Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam forum bersama tersebut diteruskan ke rapat Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilaksanakan pada sore hari tanggal yang sama. PP Muhammadiyah menyetujui usulan tersebut dan akan membawa ke tingkat yang lebih tinggi yakni Tanwir Muhammadiyah agar lebih memiliki kekuatan legalisasi yang tinggi. Disarankan agar diadakan kajian ilmiah untuk mendukung pengusulan yang momentum bersejarah tersebut.

Majalah Suara Muhammadiyah (SM) memang layak diusulkan menjadi “cagar budaya” dan kelahirannya sebagai tonggak penting “Hari Pers dan Literasi Publik Muhammadiyah”. Banyak aspek yang sangat mendukung usulan tersebut.

Media Bersejarah

Awal kelahiran Suara Muhammadiyah dimulai sebagai majalah pada tahun 1915. Diinformasikan sebenarnya SM terbit sejak tahun 1914, tetapi masih terus dicari datanya yang akurat. Menurut catatan, majalah SM edisi kedua ditemukan di perpustakaan Universitas Leiden oleh Prof Koentowijoyo. Edisi pertama dari hasil kajian redaksi SM ditemukan data kuat, terbitannya bersamaan dengan tanggal 13 Agustus 1945. Tanggal tersebut kemudian diusulkan untuk menjadi Hari Pers dan Literasi Publik Muhammadiyah.

Suara Muhammadiyah selain menjadi majalah umum, juga menjadi media Berita Resmi Muhammadiyah. Berbagai hasil keputusan organisasi dari Pengurus Besar dan hasil sidang tahunan maupun tulisan-tulisan para tokoh dan berita perkembangan Persyarikatan maupun informasi perkembangan umat Islam dimuat di Majalah SM. Majalah SM menjadi majalah resmi Persyarikatan Muhammadiyah.

Kesadaran pentingnya tradisi literasi ke ruang publik telah diletakkan dasarnya oleh Pendiri Muhammadiyah, Kyai Ahmad Dahlan. Sadar atau tidak, implementasi Iqra sebagai pembuka utama risalah Islam, dipraktikkan oleh Muhammadiyah generasi awal. Muhammadiyah memelopori kesadaran membaca, menulis, dan berdiskusi tentang masalah-masalah keagamaan, keumatan, dan kebangsaan secara cerdas menggunakan akal pikiran dan ilmu yang berkemajuan.

Betapa penting posisi dan fungsi Suara Muhammadiyah atau SM dalam pergerakan Muhammadiyah. Muhammadiyah generasi awal menunjukkan pembaruan atau tajdid sebagai Gerakan Islam karena meletakkan tonggak dakwah di ranah media massa. Karenanya bagi seluruh anggota, kader, dan lebih-lebih pimpinan Muhammadiyah di segenap struktur dan lini organisasi penting memahami posisi dan fungsi kesejarahan serta kehadiran Suara Muhammadiyah dalam lintasan perjalanan Muhammadiyah lebih satu abad. 

Kelahiran SM melekat dengan sejarah Muhammadiyah. SM sebagai media massa adalah produk kepeloporan Muhammadiyah yang memiliki fungsi penting dalam literasi publik. SM bahkan memiliki peran dan tonggak bersejarah, karena sejak tahun 1921 telah memperkenalkan penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa Melayu Indonesia sebagai bahasa utamanya. Padahal diketahui Soempah Pemoeda baru terjadi pada 28 Oktober 1928. Artinya SM menjadi media massa Islam yang lahir dari rahim Muhammadiyah menjadi pelopor penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus bahasa perjuangan kebangkitan nasional untuk kemerdekaan. 

Karenanya SM layak untuk diusulkan dan menjadi “cagar budaya” atau warisan budaya yang bersejarah dalam pergerakan nasional dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Majalahnya secara fisik dapat dikategorikan sebagai warisan budaya fisik atau benda, sedangkan isinya dalam berbagai pemikiran termasuk penggunaan bahasa Indonesia dikategorikan sebagai cagar budaya bukan benda. SM dengan jiwa Islam berwawasan tajdid atau pembaruan telah menghadirkan praktik nasionalisme keindonesiaan jauh sebelum yang lain melakukannya, yakni melakukan literasi publik dan memperkenalkan bahasa Indonesia!

Penghargaan SM

Majalah Suara Muhammadiyah dalam usia lebih seabad telah memperoleh sejumlah penghargaan dari pihak luar. SM memperoleh penghargaan pada Hari Pers Nasional sebagai “Media Dakwah Islam Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia”. Penghargaan tersebut diberikan di hadapan insan pers nasional tanggal 9 Februari 2018 di Kota Padang, yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo, bersama para pejabat negara serta kalangan pers dari dalam dan luar negeri. Suara Muhammadiyah dalam momen penting tersebut terpilih dengan “Penghargaan Kategori Kepeloporan Sebagai Media Dakwah Perjuangan Kemerdekaan RI Dalam Bahasa Indonesia”. Teradapat diksi penting dari penghargaan tersebut, “…Dalam Bahasa Indonesia”, yang menunjukkan betapa pentingnya peran SM dalam sejarah dunia pers di Indonesia.

Majalah Suara Muhammadiyah mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai “Majalah Islam yang Terbit Berkesinambungan Terlama”. Piagam Penghargaan diserahkan dalam acara Muhammadiyah Expo 2016 yang diselenggarakan di Atrium Utama Hartono Mall Yogyakarta Senin (24/10/2016) yang diberikan oleh Jaya Suprana, kemudian piagam tersebut diteruskan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir kepada Pemimpin Umum Suara Muhammadiyah Prof Dr Ahmad Syafii Maarif. Pada tahun 2017 ketika memasuki usia 102 tahun, Majalah Suara Muhammadiyah juga mendapatkan penghargaan dari Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat sebagai “Salah Satu Majalah Tertua di Indonesia.” Penyerahan piagam penghargaan oleh Direktur Eksekutif SPS Pusat Asmono Wikan kepada Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari di kantor SPS Pusat, Senin (11/9/2017). 

Jadi betapa pihak luar mengakui dan memberikan penghargaan tinggi terhadap kehadiran, keberadaan, dan peran SM sebagai media massa sekaligus pelopor literasi dan penggunaan bahasa Indonesia dalam perjalanan dunia pers di Republik ini. Di sinilah objektivitas tentang sejarah kelahiran, kehadiran, peran penting Suara Muhammadiyah, “dari Muhammadiyah mencerdaskan dan memajukan bangsa”. SM bukan hanya milik Muhammadiyah tetapi juga milik bangsa yang melekat dengan sejarah kebangkitan nasional untuk Indonesia merdeka melalui gerakan literasi publik.

Kini Suara Muhammadiyah bertumbuh menjadi majalah milik Persyarikatan yang kuat dan stabil. Lebih dari satu dekade Majalah SM bukan hanya berkembang dan memperoleh banyak penghargaan, dalam kurun terakhir bahkan bertransformasi menjadi amal usaha besar dengan mengembangkan sayap-sayap atau unit-unit usaha yang prospektif untuk menghidupi dirinya sekaligus memajukan Persyarikatan Muhammadiyah di bidang ekonomi. Sebutlah SM Corner, Logmart, BulogMu, dan terkini hotel SM Tower yang mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan di dalam dan di luar Persyarikatan. SM melalui PT Sarikat Cahaya Media (SCM) yang memayunginya juga membuka unit usaha baru yakni perumahan. Ke depan tentu SCM/SM terus dapat mengembangkan diri dengan segala jenis unit usahanya agar selain mampu berkembang besar juga dapat menjadi kebanggaan sebagai contoh sukses amal usaha media dan bisnis Persyarikatan Muhammadiyah. Semuanya dari dan untuk Muhammadiyah guna memajukan umat dan bangsa, bukan lainnya.

Jika berbagai pihak luar begiturupa menghargai dan menunjukkan kebanggaan atas peran dan keberhasilan Suara Muhammadiyah, maka tentu di kalangan internal Muhammadiyah akan lebih besar lagi mendukung dan mengapresiasi kemajuan SM. Jangan sampai mengidap penyakit “rumput hijau milik sendiri tak tampak, rumput kuning milik tetangga kelihatan”. Kekurangan selalu ada, sebab tiada sistem yang tanpa kekurangan, yang penting terus diperbaiki dan disempurnakan. Para pengelola dan pimpinan amal usaha SM jangan lengah dan puas diri, tetap seksama dan terus memperbaiki kekurangan. Hal yang paling penting terus bersyukur atas anugerah Allah dan usaha kolektif sehingga Suara Muhammadiyah dengan segala unit usahanya terus berkembang serta memperoleh antusiasme dari dalam dan berbagai penghargaan dari luar Muhammadiyah. 

Pimpinan Persyarikatan layak memberikan apresiasi terhadap para anggota dan kadernya yang berkhidmat dan berkiprah tidak kenal lelah dalam memajukan amal usaha milik Muhammadiyah di seluruh tanah air. Betapa tidak mudah memajukan amal usaha dari kecil terus besar di seluruh tanah air. Simaklah bagaimana media milik umat Islam satu persatu hilang dari peredaran karena tak mampu menghadapi tantangan zaman. Sekadar mengawasi kekurangan tanpa memberi apresiasi dan solusi tentu tidaklah bijaksana. Ketika ada kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan diluruskan dan dicarikan penyelesaiannya yang elegan. Para pengelola amal usaha juga memerlukan dorongan semangat, penguatan, peneguhan, bimbingan, arahan, dan penghargaan sebagaimana mestinya. Apalagi bilamana para pengelola dan pimpinan amal usaha itu sudah bersungguh-sungguh dalam berkhidmat dan memajukan amal usaha milik Persyarikatan Muhammadiyah!

Sumber: Majalah SM Edisi 18 Tahun 2023


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Editorial

Pedomani Prinsip, Kepribadian, dan Khittah Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Muhammadiyah itu &n....

Suara Muhammadiyah

24 February 2024

Editorial

Keluasan Ajaran Islam Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si Akhir-akhir ini ada kecenderungan berisla....

Suara Muhammadiyah

9 December 2023

Editorial

TAAT UNTUK MASLAHAT Seorang pria tampak berjalan di parkiran yang cukup luas menuju bangunan teduh ....

Suara Muhammadiyah

30 October 2024

Editorial

KEKUATAN DAKWAH ORTOM MUHAMMADIYAH Dalam konteks perjalanan panjang dan dinamika Muhammadiyah, orga....

Suara Muhammadiyah

26 August 2024

Editorial

Akar Konservatisme Beragama Oleh Prof Dr H Haedar Nashir, M.Si. Kurun terakhir menurut banyak kaji....

Suara Muhammadiyah

19 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah