JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menceritakan sebuah kisah yang termaktub di dalam Riwayat at-Tirmidzi. Suatu ketika, Umar bin Khattab mengajak seorang dari Kaum Anshar untuk bersua dengan Nabi Muhammad Saw.
Kemudian, sesampainya bersua dengan Nabi, berkatalah orang itu, “Wahai Nabi, siapakah orang yang paling cerdas?” Kata Nabi, Orang yang paling banyak dalam mengingat mati dan dan paling siap menghadapinya. Merekalah yang paling cerdas.”
“Hadis ini memberikan satu arah pada kita, pelajaran bagi kita, bahwa orang-orang cerdas adalah orang yang sudah mengetahui hidup ini sebentar. Hidup ini hanya sebuah perjalanan yang singkat. Tetapi yang abadi itu ialah ketika kita sudah meninggal dunia, ketika hidup di akhirat,” jelasnya Kamis (6/3) dalam program Nasihat Ayahanda Dadang Kahmad di TVMu.
Dadang memandang, sangat tidak bermanfaat bagi orang yang berlomba-lomba mengumpulkan bekal hanya untuk diorientasikan kepada dunia. Namun, di sisi lain, yang paling substansial (kehidupan di akhirat), justru dialpakan dengan tidak mempersiapkan diri dengan perbekalan yang sebaik-baiknya (amal saleh).
“Oleh karena itu, sekali lagi, orang yang cerdas itu adalah orang yang bisa memperhitungkan dirinya. Mana yang dipentingkan, apakah kehidupan yang abadi (ribuan tahun) atau yang hanya puluhan tahun (duniawi)? Artinya kalau orang cerdas sudah bisa membandingkan (yang dipentingkan duniawi atau ukhrawi),” tuturnya.
Maka, Dadang mengingatkan dengan menukil Redaksi Qs Al-Qashash [28] ayat 77. Maknanya, berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan oleh Allah di dunia. Akan tetapi, pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan.
“Artinya penekanannya tetap pada di kehidupan akhirat. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menyadari betul hidup ini sebenar, seperti mimpi. Tidak seperti yang kita perkirakan. Nanti kalau Anda semua sudah menginjak lansia, akan terasa betapa waktu itu begitu cepat masa lalu itu,” tegasnya.
Dalam sebuah riwayat, Dadang mengutarakan bahwa Nabi Muhammad Saw mengingatkan manusia di dunia itu laksana pengembara. Yang pada akhirnya nanti akan berpulang kepada Allah, Sang Maha Pencipta. “Marilah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk bekal nanti di Yaumil Akhirat,” tandasnya. (Cris)