GRESIK, Suara Muhammadiyah – Didik Suhardi, Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Manajemen dan Kelembagaan Kemendikdasmen RI menegaskan, mengapa harus menggunakan pendekatan pembelajaran Deep Learning. Menurutnya ada beberapa masalah krusial dan mendasar terkait daya nalar anak-anak Indonesia yang masih rendah menurut pengukuran PISA (Programme for International Student Assessment). Hasilnya, pada tahun 2022, daya nalar anak-anak Indonesia mengalami penurunan secara signifikan. Sehingga dibutuhkan pendekatan pembelajaran di kelas yang dapat memberi solusi terhadap problem tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa kita perlu bekerja keras untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia,” ujarnya dalam acara Seminar dan Sosialisasi Deep Learning dan TKA yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Menurutnya, baru 1 persen anak Indonesia yang memiliki daya nalar tinggi, 99 persen sisanya masih memiliki daya nalar tergolong rendah. Salah satu yang menjadi penyebab hasil tersebut menurut Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah adalah pendekatan pembelajaran di dalam kelas yang kurang relevan.
“Sebenarnya kita tidak terlalu pusing dengan kurikulum, tapi yang kita pikirkan adalah bagaimana proses belajar mengajar, pendekatan pembelajaran di kelas yang harus diubah,” tegasnya.
Dalam hal ini, pendekatan pembelajaran yang kontekstual menjadi penting agar kemampuan bernalar anak Indonesia dapat terus ditingkatkan, dari bernalar rendak menuju ke bernalar tinggi. Hemat Didik, upaya ini tidak bisa jika hanya dilakukan di dalam kelas yang memiliki waktu sangat terbatas. Guru dalam hal ini menjadi faktor kunci dalam suksesi pembelajar di kelas yang relevan dan kegiatan pendukung di luar kelas.
Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah adalah terkait dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Keterkaitan keduanya, antara Deep Learning dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sangat erat. Saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
“Oleh karena itu bapak ibu guru kepala sekolah sekalian, saya mohon betul, mari program ini kita lakukan dengan baik. Kebijakan-kebijakan yang keluarkan oleh kementerian ini ujung tombaknya ada di sekolah,” paparnya. (diko)


