GRESIK, Suara Muhammadiyah - Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari MA Dt. Marajo dalam sambutannya membuka acara Seminar dan Sosialisasi Deep Learning dan TKA mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yang telah berkenan memfasilitasi agenda penting dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia (3/11).
Kegiatan Deep Learning yang diselenggarakan Suara Muhammadiyah bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Gresik menurut Deni, dapat menjadi batu loncatan untuk meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan di Indonesia. “Semoga dengan kita melaksanakan event ini di UMG, pendidikan kita sebagaimana yang kita cita-citakan bisa menjadi semakin progresif,” tegasnya.
Anggota BPH Universitas Muhammadiyah Purwokerto itu mengungkapkan, kerja sama yang terjalin antara UMG dengan Suara Muhammadiyah bukan menjadi sesuatu yang keliru, melainkan langkah yang tepat karena Suara Muhammadiyah sebagai majalah tertua di negeri ini tidak hanya hadir sebagai media berdimensi pers dan informasi. Tapi juga datang sebagai pendidik bagi masyarakat luas.
“Awal berdirinya Suara Muhammadiyah, ketika cara berpikir masyarakat masih kolot, Suara Muhammadiyah sudah menginformasikan tentang ilmu kedokteran. Zaman ketika sunat masih memakai sumpit, SM sudah mendidik dan memberikan informasi kepada masyarakat melalui ilmu kedokteran modern. Dan juga ketika hitung-hitungan tanggal, Suara Muhammadiyah dengan percaya dirinya sudah memperkenalkan ilmu astronomi dan lain sebagainya,” ungkap Deni.
Deep Learning, sebagai sebuah pendekatan pembelajaran, sejatinya sudah jauh terimplemantasikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah melalui cara Kiai Ahmad Dahlan mendidik dan mengajarkan murid-muridnya. Terkait bagaimana KH Ahmad Dahlan mengajarkan muridnya QS Al-Maun yang kemudian menjadi amal nyata dan konkrit di Muhammadiyah. “Inilah yang sesungguhnya yang kami lihat di Muhammadiyah konsep deep learning melalui pengajaran KH Ahmad Dahlan kepada muridnya sudah dijalankan,” tegasnya.
Bahwa pengajaran QS. Al-Maun ditangan KH Ahmad Dahlan bukan hanya sekadar hafalan, tapi juga mencakup tentang bagaimana pembelajaran itu hendaknya juga memberikan makna terhadap diri siswa dan lingkungannya. “Sehingga kegiatan kita pagi ini ingin memperdalam lebih jauh dengan para pakar yang kompeten di bidangnya,” ucap Deni.
Melalui kegiatan seminar dan sosialisasi ini Deni berharap dapat memberikan perubahan terhadap kultur pendidikan nasional ke arah yang lebih baik dan lebih bermakna. (diko)


