YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Meruaknya era globalisasi saat ini hal ihwal kewirausahaan tidak lagi bersifat optional, khususnya di dunia sekolah. Apalagi dijadikan sebagai media ekstrakulikuler pilihan. Bagi Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah Deni Ays’ari hal tersebut menjadi kebutuhan esensial yang harus dimiliki oleh seluruh sekolah Muhammadiyah.
“Menurut saya, di era global kewirausahaan (entrepreneurship) menjadi kebutuhan wajib bagi institusi pendidikan,” katanya saat diskusi di Rapat Akhir Periode Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) SD/MI Muhammadiyah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (7/1) di SM Tower Malioboro Yogyakarta.
Di situlah semestinya perlu dibuat sebuah rancang bangun ekosistem baru dalam mengimplementasikan kewirausahaan. Bagi Deni, ini amat diperlukan karena di sisi lain meruaknya era globalisasi, pada saat bersamaan dipertemukan dengan era disrupsi.
“Sebuah era yang bersifat destruktif (merusak). Yang dirusak itu sistem dan manajemennya melalui digitalisasi,” ungkapnya.
Memang, di era semacam ini meniscayakan perubahan sistematisasi kehidupan. Disebut Deni, dulu bertransaksi secara offline. Tetapi, telah dirusak dengan teknologi, sehingga sekarang melakukan transaksi sudah bisa dilakukan secara online lewat pranata media sosial.
“Melalui platform digital, orang sekarang sudah bisa menonton film lewat HP. Begitu juga dengan transaksi berbelanja, orang juga bisa berbelanja dengan online lewat HP. Ini yang disebut disrupsi. Dia meruntuhkan sistem,” tuturnya.
Dengan adanya era disrupsi sekaligus digitalisasi, Deni mendorong perlu adanya penyebaran jaringan kewirausahaan. Dan meminta jangan merasa gamang untuk mencoba. “Karena peluangnya sangat terbuka lebar bagi siapa pun,” tegasnya.
Deni mengajak untuk berinovasi dan berkreasi dengan melahirkan usaha-usaha baru. Usaha yang belum pernah dilakukan oleh orang lain di pasaran. “Suasana baru era disrupsi sekarang menjadi peluang menghadirkan kreativitas baru,” sebutnya.
Deni mencontohkan SM. Sejak didapuk memimpin SM, Deni mentransformasikan dengan menciptakan inovasi dan kreasi lewat pembukaan usaha-usaha baru. Deni telah mencoba dan membuktikan, sehingga menunjukkan hasil sangat positif.
“Kami mencoba melakukan inovasi, kreativitas, dan usaha, Alhamdulillah kami melahirkan 12 unit usaha dan melahirkan berbagai bangunan itu kami lakukan tanpa utang. SM ingin menunjukkan kita bisa membangun tanpa utang. Ini karakter berkemajuan sesungguhnya,” bebernya.
Karena itu, Deni mendorong sekolah Muhammadiyah untuk menginspirasi para siswanya dengan berinovasi dan berkreasi melalui jalan kewirausahaan. Ini merupakan keniscayaan.
“Sekolah harus menginspirasi menghadirkan entrepreneurship bagi peserta didik. Kalau sekolahnya tidak menginspirasi, tentunya akan sulit,” tegas Wakil Sekretaris 1 Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut. (Cris)