KEBUMEN, Suara Muhammadiyah - Mulai 8 Desember 2025, Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) resmi memiliki rektor baru. Ia adalah Prof Dr Sofyan Anif, M.Si yang sebelumnya menjabat sebagai rektor di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) masa jabatan 2017-2025. Sofyan menggantikan Dr Herniyatun yang telah memimpin UNIMUGO selama satu periode.
Dalam sambutannya sebagai rektor baru, Sofyan menegaskan bahwa dirinya bersama seluruh civitas akademika akan berkomitmen membawa UNIMUGO menjadi kampus unggul. Tak hanya itu, ia juga bertekad menjadikan UNIMUGO sebagai kampus yang memiliki fakultas kedokteran dalam waktu dekat.
Berkaca dari kesuksesannya membawa UMS menjadi kampus yang memiliki reputasi internasional, Sofyan meyakini bahwa teori total quality management sangat tepat untuk diterapkan pada kampus-kampus Muhammadiyah yang sedang dalam tahap berkembang. Teori ini menurutnya lebih memberikan porsi yang lebih besar kepada proses, ketimbang input maupun output.
“Jadi, input penting, tapi proses itu jauh lebih penting,” tegasnya.
Ketika penerimaan mahasiswa baru, Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) seringkali merasa kesulitan untuk mendapatkan mahasiswa. Merujuk pada teori tersebut, Sofyan pun tidak terlalu ambil pusing soal input. Baginya meningkatkan kuantitas mahasiswa menjadi aspek yang penting untuk mencapai keunggulan lembaga pendidikan tinggi. “Siapa pun yang mendaftar, dalam seleksinya kita terima. Bagi saya itu tidak masalah,” ujarnya.
Tak cukup sampai di situ, untuk meningkatkan performa perguruan tinggi dari segi kualitas, ia memilih melakukan intervensi dari sisi proses. Salah satu hal yang menurutnya dapat dilakukan di antaranya dengan membangun budaya mutu. Meningkatkan kualitas pada seluruh program studi yang ada. Inilah yang diharapkan dapat mendorong PTMA, khususnya UNIMUGO menjadi kampus unggul dan bekemajuan.
“Maka tentu yang paling utama dalam penguatan prosesnya adalah dengan membangun budaya mutu,” paparnya.
Menurutnya ada tiga syarat agar total quality management dapat berjalan dengan baik. Pertama, kekompakan. Dalam hal ini seluruh unsur pimpinan dan civitas akademika harus memiliki irama yang sama. Kedua, seluruh pimpinan universitas, mulai dari yang teratas hingga bawah harus memiliki visi dan misi yang sama. Ketiga, ada sinergitas antara komponen-komponen yang berada di dalam sistem perguruan tinggi.
“Inilah kunci dari teori total quality management, yang inshaAllah akan diterapkan dalam pengembangan UNIMUGO ini,” tutupnya. (diko)


