Dinamika Identitas Muhammadiyah Menghadirkan Islam Berkemajuan di Dunia

Publish

23 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
123
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Dinamika Identitas Muhammadiyah Menghadirkan Islam Berkemajuan di Dunia

Oleh: Bayu Madya Chandra, SEI, Pengajar Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut

Sebagai salah satu gerakan Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah telah memposisikan dirinya sebagai organisasi pembaharu yang berorientasi pada kemajuan. Namun, identitas "Islam Berkemajuan" ini tidak terbentuk secara statis. Ia merupakan entitas yang dinamis, terus-menerus diperkuat, dan diperluas melalui sinergi antara peran individu yang menjadi duta gerakan dan kekuatan komunitas yang berfungsi sebagai basis pergerakan di seluruh dunia. Dinamika ini menjadi kunci utama dalam menghadirkan wajah Islam yang modern, inklusif, dan relevan di kancah global.

Pada tingkat individu, setiap anggota Muhammadiyah, atau yang dikenal sebagai kader, adalah representasi hidup dari nilai-nilai gerakan. Mereka tidak hanya menginternalisasi ajaran Islam, tetapi juga mengaktualisasikannya dalam ranah profesional dan sosial. Misalnya, seorang akademisi Muhammadiyah yang mengajar di sebuah universitas di luar negeri menjadi bukti nyata bahwa Islam mendorong ilmu pengetahuan dan pemikiran rasional. Demikian pula, seorang profesional kesehatan yang bekerja di rumah sakit global mencerminkan etos kerja yang jujur, etis, dan melayani. Melalui interaksi personal sehari-hari inilah, individu-individu ini secara efektif mematahkan stereotip negatif tentang Islam dan menunjukkan bahwa identitas Muhammadiyah adalah identitas yang santun, profesional, dan humanis. Karakter dan integritas pribadi mereka menjadi modal diplomasi yang paling otentik, membangun kepercayaan dan menjembatani dialog antarbudaya.

Lebih dari sekadar representasi, individu kader Muhammadiyah juga berfungsi sebagai aktor diplomasi kebudayaan informal. Tanpa perlu mengemban jabatan resmi, mereka mempraktikkan "soft power" dengan memperkenalkan nilai-nilai Islam Berkemajuan secara damai melalui seni, budaya, dan praktik sosial. Contohnya, seorang seniman Muhammadiyah di luar negeri yang memadukan kaligrafi Islam dengan seni modern, atau seorang juru masak yang menyajikan masakan halal Indonesia, semuanya adalah bagian dari upaya diplomasi ini. Mereka membangun jembatan emosional dan intelektual, mengajak masyarakat global untuk melihat Islam tidak hanya dari sudut pandang teologis, tetapi juga sebagai sebuah peradaban yang kaya, toleran, dan indah.

Sementara itu, peran komunitas, yang diwujudkan melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara, berfungsi sebagai basis fisik dan inkubator bagi gerakan. Komunitas-komunitas ini bukan sekadar wadah berkumpulnya diaspora Indonesia, melainkan pusat kegiatan yang mereplikasi model amal usaha Muhammadiyah, seperti pendidikan, kesehatan, dan dakwah sosial. PCIM di negara-negara seperti Mesir, Malaysia, Amerika Serikat, atau Australia mendirikan pusat-pusat kajian, sekolah, dan forum-forum diskusi yang tidak hanya melayani kebutuhan anggotanya tetapi juga terbuka untuk masyarakat lokal. Kegiatan ini menunjukkan bahwa Islam Berkemajuan bukan sekadar konsep, melainkan sebuah praksis nyata yang memberikan manfaat konkret bagi kemanusiaan. Komunitas-komunitas ini menjadi jembatan yang kuat, menghubungkan ideologi Muhammadiyah dengan realitas sosial di negara tempat mereka berada, sehingga memperluas pengaruh gerakan secara organik.

Secara teoritis, dinamika ini dapat dipahami melalui perpaduan Teori Identitas Sosial dan konsep agensi individu. Menurut Teori Identitas Sosial, rasa kepemilikan dan keterikatan emosional seorang individu terhadap kelompok—dalam hal ini, Muhammadiyah—akan memengaruhi perilakunya. Anggota akan mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari "kami" (in-group) yang memiliki identitas dan tujuan kolektif. Identitas inilah yang mendorong mereka untuk bertindak demi kepentingan dan citra kelompok. Lebih lanjut, konsep agensi individu dari psikolog Albert Bandura menjelaskan bahwa manusia bukan hanya penerima pasif dari pengaruh lingkungan, tetapi juga agen yang aktif dalam membentuk realitas sosial. Dengan kata lain, para kader Muhammadiyah tidak hanya meniru identitas kelompok, tetapi secara sengaja dan terencana menggunakan personalitas mereka untuk menyebarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan. Sinergi antara identitas sosial yang kuat dan agensi individu yang proaktif inilah yang membuat Muhammadiyah mampu menjadi gerakan yang ekspansif dan adaptif, bukan hanya sekadar entitas organisasi yang terstruktur.

Temuan riset terbaru memperkuat argumen ini dengan menunjukkan bahwa internasionalisasi Muhammadiyah berhasil karena adanya adaptasi lokal yang inovatif. Studi tahun 2024 dari AMCA Journal dan publikasi lainnya menyoroti bagaimana PCIM di berbagai negara, seperti PCIM Jerman dan Mesir, tidak hanya mengandalkan dakwah konvensional tetapi juga melalui diplomasi diaspora dan kewirausahaan sosial. Misalnya, PCIM Mesir mengekspor produk lokal dan kopi, sementara PCIM Jerman mempromosikan pencak silat Tapak Suci, yang menarik minat warga lokal non-Indonesia. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa PCIM berfungsi sebagai laboratorium peradaban, di mana nilai-nilai Islam Berkemajuan diadaptasi secara kreatif agar relevan dengan konteks budaya setempat. Model ini membuktikan bahwa identitas Muhammadiyah tidak sekadar dibawa keluar, tetapi juga dibangun bersama, menjadikannya kekuatan global yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan demikian, identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan adalah produk dari kolaborasi yang erat antara peran individu dan komunitas. Individu menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai gerakan ke dalam setiap interaksi personal, sementara komunitas menjadi platform yang memfasilitasi ekspresi kolektif dan keberlanjutan dari identitas tersebut. Bersama-sama, mereka membentuk narasi global yang kuat, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang progresif, relevan, dan berkontribusi secara positif bagi perdamaian dan kemajuan dunia. Ini membuktikan bahwa identitas sebuah gerakan tidak hanya ditentukan oleh doktrinnya, tetapi juga oleh bagaimana nilai-nilai itu dihidupkan oleh para anggotanya.

Untuk memperkuat perannya di kancah global, Muhammadiyah perlu mengambil langkah-langkah strategis yang lebih terencana. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi krusial. Perluasan program beasiswa ke luar negeri tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga bagi para profesional dan peneliti, akan menciptakan kader-kader unggul yang memiliki kompetensi global. Mereka akan menjadi duta-duta yang mampu bersaing dan berkolaborasi di berbagai sektor, dari teknologi hingga diplomasi. Kedua, optimalisasi media digital sangat penting untuk menyebarkan narasi Islam Berkemajuan secara masif. Dengan memproduksi konten yang menarik dan relevan, Muhammadiyah dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan melawan narasi-narasi ekstremisme. Pemanfaatan media sosial, podcast, dan platform edukasi daring akan menjadikan pesan dakwah lebih mudah diakses dan dipahami oleh generasi muda di seluruh dunia.

Selain itu, Muhammadiyah perlu membangun kemitraan strategis dengan organisasi internasional dan lembaga pendidikan global. Kolaborasi ini dapat berbentuk riset bersama, pertukaran pelajar dan dosen, serta program kemanusiaan. Melalui kemitraan ini, Muhammadiyah tidak hanya memperluas jaringan, tetapi juga mendapatkan pengakuan dan kredibilitas di tingkat internasional. Menjadi bagian dari solusi global, baik dalam isu-isu lingkungan, kesehatan, maupun perdamaian, akan menunjukkan relevansi Muhammadiyah sebagai gerakan kemanusiaan universal.

Pada akhirnya, keberhasilan internasionalisasi Muhammadiyah akan bergantung pada kemampuannya untuk tetap adaptif, inovatif, dan relevan tanpa meninggalkan jati diri aslinya. Dengan terus memberdayakan individu, memperkuat komunitas, dan mengadopsi strategi global yang cerdas, Muhammadiyah akan semakin mampu mewujudkan misinya untuk menghadirkan Islam sebagai agama yang membawa kemajuan dan rahmat bagi seluruh alam.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Membumikan Pendidikan Nilai, Upaya Menyelamatkan Generasi Bangsa Oleh: Masrur Ridwan, M.Pd Perkemb....

Suara Muhammadiyah

25 July 2024

Wawasan

Ketika Film Lebih Lantang dari Upacara Kemerdekaan Oleh: Ahsan Jamet Hamidi, Ketua PRM Legoso, Waki....

Suara Muhammadiyah

22 August 2025

Wawasan

Indonesia, Muhammadiyah, dan Pasar Oleh: Saidun Derani Mukaddimah Tulisan Dr. Mukhaer Pakkana, Se....

Suara Muhammadiyah

7 November 2023

Wawasan

Pentingnya Kolaborasi Mempersiapkan Generasi Emas yang Beradab Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul), Pen....

Suara Muhammadiyah

11 August 2025

Wawasan

Oleh: Azrohal Hasan Pendidikan merupakan instrumen penting untuk melahirkan manusia unggul, manusi....

Suara Muhammadiyah

17 July 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah