KUALA LUMPUR, Suara Muhammadiyah - Sanggar Bimbingan Kampung Baru dan Sanggar Bimbingan Kepong merupakan dua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang mendidik anak-anak dari para pekerja imigran Indonesia tidak berdokumen agar berkesempatan belajar.
Melalui pengalaman panjang Muhammadiyah di bidang pendidikan dan pelayanan masyarakat, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia bersinergi dengan KBRI dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur mendirikan sanggar tersebut. Dosen Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berasal dari Prodi Magister Pendidikan Matematika, Magister Kesehatan Masyarakat dan Magister Bahasa Inggris, sejak bulan Agustus 2023 berkesempatan melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat di sana.
Agenda pengabdian diawali dengan pemberian pelatihan online kepada guru-guru di kedua Sanggar Bimbingan tersebut, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pembelajaran berdiferensiasi konten kepada anak-anak didik Sanggar Bimbingan secara langsung pada 21-23 September 2023.
Dalam implementasinya, program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Dr. Andriyani, M. Si yang merupakan Kaprodi Prodi Magister Pendidikan Matematika. Melibatkan mahasiswa dari tiga program studi pascasarjana UAD. Dengan tujuan penguatan kemampuan literasi digital akademik di Sanggar Bimbingan Kampung Baru dan Kepong, program PKM yang didanai LPPM UAD pada anggaran Tahun 2023 ini, mengorientasikan kegiatan pada digitalisasi perangkat pembelajaran guru dan pemanfaatan bahan ajar digital untuk menstimulus kemampuan literasi anak-anak di kedua Sanggar Bimbingan.
Pendekatan pembelajaran yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di sana adalah pendekatan holistik yang transformasional, karena kebutuhan dan potensi peserta didik dalam aspek intelektual, emosional, fisik, artistik, kreatif dan spiritual belum terakomodasi dengan baik di kedua Sanggar Bimbingan tersebut.
Andriani menegaskan, perbedaan karakteristik kebutuhan anak di Sanggar Bimbingan dan sosio-kultural yang kompleks, membutuhkan perbedaan perlakuan dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, kurikulum yang terdefinisi secara jelas, penilaian berkelanjutan, responsif terhadap kebutuhan belajar anak, dan manajemen kelas yang efektif. Karenanya dalam PKM ini diberikan pembelajaran berlatar diferensiasi konten yang berorientasi pada pemikiran dan potensi anak sebagai bentuk implementasi pembelajaran holistik terintegrasi teknologi.
Ia menambahkan bahwa dalam program PKM ini, juga diberikan pembelakan dalam bentuk pelatihan digitalisasi instrumen evaluasi untuk meningkatkan kemampuan literasi digital guru serta pembelajaran pendukung. Pembelajaran pendukung tersebut mengusung tema penting terkait pola hidup serta perilaku hidup sehat dan bersih yang selama ini juga menjadi masalah lain bagi anak-anak di kedua Sanggar Bimbingan tersebut. Dengan pembelajaran pendukung yang diintegrasikan dalam program pendidikan kesehatan sekolah terintegrasi pembelajaran holistik berdiferensiasi konten kesehatan, diharapkan muncul kesadaran pola hidup serta perilaku hidup sehat dan bersih di kalangan anak-anak Sanggar Bimbingan. (diko)