BOJONEGORO, Suara Muhammadiyah - Giat edukasi promotif gencar dilakukan tim promosi kesehatan Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro. Gandeng Puskesmas Wisma Indah Bojonegoro Kota, kegiatan berfokus pada penyuluhan kesehatan yang ditekankan pada persoalan Demam Berdarah, Chikungunya dan TBC.
Bertempat di Pendopo Balai Desa Kauman Kecamatan Bojonegoro, acara diselenggrakan pada hari Selasa, 7 Mei 2024. Selama hampir setengah hari, dihadiri tidak kurang dari 30 kader kesehatan Desa Kauman Kecamatan Bojonegoro.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Desa Kauman Yulia, dan Kepala Kecamatan Bojonegoro Mukhlisin Andi Irawan. Kedua pejabat bersepakat sepakat bahwa, seluruh kader kesehatan di Desa Kauman Kecamatan Bojonegoro harus siap sebagai garda depan dalam upaya preventif pencegahan penyakit menular.
Dalam hal ini harus peka terhadap mekanisme 3M (menguras, menutup dan mengubur) benda-benda yang jadi sarang nyamuk deman berdarah dan chukungunya. Tak kala penting adalah membantu proses penyembuhan warga masyarakat yang terifeksi TBC.
Mahmudah, perawat RS ‘Aisyiyah Bojonegoro Selaku narasumber pertama memaparkan gambaran bagaimana penularan penyakit TBC terjadi.
"Dulu orang bisa tertular TBC karena hidup serumah dengan pengidap, tapi sekarang berbeda, orang dengan TBC lalu ia batuk dan buang dahak sembarangan meski ditempat terbuka akan sangat potensial menulari. Perlu sangat hati-hati khususnya orang yang mengidap HIV/AIDS," tegasnya.
Sementara itu, dr. Yuni Erni Ambarningsih, dokter Puskesmas Wisma Indah Kota Bojonegoro yang menjadi narasumber kedua, secara singkat membedakan gejala demam berdarah dengan chikungunya.
"Jika demam berdarah itu ada fase kritis terutama di hari ke 4-5 ditandai dengan turunnya suhu tubuh pasien seolah-olah sembuh, sedang pada kasus chikungunya siklus itu tidak tenjadi. Tapi pasien akan sangat merasakan nyeri persendihan yang hebat," paparnya. (hayyin/gani/diko)