Membumikan Pendidikan Nilai, Upaya Menyelamatkan Generasi Bangsa

Publish

25 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
96
Opini

Opini

Membumikan Pendidikan Nilai, Upaya Menyelamatkan Generasi Bangsa

Oleh: Masrur Ridwan, M.Pd

Perkembangan teknologi yang pesat di abad ke-21 telah memberikan sejumlah manfaat besar bagi kehidupan manusia. Komunikasi, transaksi dan mobilitas kini dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengenal batas wilayah. Ragam kebutuhan manusia menjadi mudah dipenuhi dengan adanya internet dan platform digital. Memesan makanan, membeli peralatan kebutuhan sehari-hari, transaksi ekonomi dapat dilakukan dengan cepat melalui smartphone yang telah terhubung dengan internet.

Disamping menyajikan segudang manfaat yang ada, perkembangan teknologi yang terus berlangsung juga dapat mendorong lahirnya era disrupsi. Sebuah era dimana terjadi perubahan besar dalam masyarakat yang menyebabkan tercerabutnya nilai-nilai luhur yang telah ada. Hal ini tentu menjadi alarm bagi dunia pendidikan untuk dapat membentengi siswa agar tidak terjebak dalam dampak negatif tersebut.

Belum lama ini kita dihebohkan dengan berita terkait judi online. Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) perputaran uang judi onlie pada tahun 2023 mencapai 327 triliun dengan pelaku yang teridentifikasi sebanyak 2,3 juta pemain. Lebih jauh lagi Menko Polhukam memetakan terdapat 2 % pemain berusia di bawah 10 tahun dan 11 % dalam rentang usia 10-20 tahun. Fenomena lain yang dapat menjadi perhatian adalah kasus bullying yang terjadi di lingkungan pendidikan. Menurut Federasi Serikat Guru Indonesia, selama tahun 2023 terdapat 30 kasus perundungan yang tersebar di beberapa kabupaten di Indonesia. Dalam tataran elit, kita juga melihat terdapat sejumlah oknum pejabat yang korup dan tidak amanah dalam menjalankan tugasnya. 

Fenomena yang terjadi tersebut tentu bukanlah gambaran ideal yang diharapkan khususnya dalam dunia pendidikan. Telah dituliskan dalam Undang-Undang bahwa tujuan nasional pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi siswa agar memiliki bekal keimanan dan ketaqwaan serta sejumlah kemampuan dalam menghadapi tantangan jaman. Dalam khasanah keislaman kita dapat pula menemukan satu redaksi hadits terkait misi diutusnya Rasulullah Saw. Innama buistu liutammima makarimal akhlak yang artinya sesungguhnya Aku (Rasululullah) di utus tiada lain untuk menyempurnakan akhlak.

Tujuan nasional pendidikan dan hadits di atas mengindikasikan bahwa mengembangkan dan membudayakan akhlakul karimah amatlah penting. Selain telah menjadi tujuan pendidikan negara dan agama, akhlakul karimah juga menjadi objek garapan yang perlu dikembangkan untuk menjadi solusi atas permaslahan perilaku menyimpang yang ada. Maka dari itu diperlukan model pendidikan yang mampu membentuk dan mengembangkan perilaku ataupun akhlak mulia.

Pendidikan Nilai (Value education) sebagai model pendidikan yang menekankan akan pentingnya nilai dan sikap kiranya dapat menjadi alternatif solusi untuk membentuk akhlak mulia dan menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman degradasi moral. Menurut Lawrence Kohlberg, tokoh pendidikan moral dari Harvard dan Chicago, pendidikan nilai merupakan usaha untuk melakukan pembinaan dan pengembangan struktur dan komponen pengalaman afektual, jati diri, hati nurani dan suara hati manusia dengan perangkat tatanan nilai.

Tujuan pendidikan nilai adalah agar siswa mampu melakukan proses klarifikasi nilai (clarivication), penalaran nilai (reasoning), pengendalian nilai (control) dan pembiasaan (experiencing) sehingga mampu menghadirkan nilai-nilai positif di lingkungan dimana ia berada. Dari aspek tujuan ini, dapat kita ketahui bahwasannya pendidikan nilai bukan hanya sekedar memberikan penjelasan materi melainkan juga meliputi usaha pembinaan dan bimbingan sampai pada tingkat pembiasaan dan refleksi. 

Dalam implementasinya, pendidikan nilai tidak boleh hanya dibebankan pada guru mata pelajaran tertentu saja, melainkan menjadi tanggungjawab oleh seluruh civitas akademik. Maka dari itu setiap guru mata pelajaran harus mampu menghadirkan pendidikan nilai dalam setiap aktivitas pembelajarannya. Sebagai contoh menghadirkan nilai kejujuran dalam mata pelajaran matimatika, menghadirkan nilai teologi dalam pembelajaran IPA dan nilai-nilai sosial dalam pembelajaran IPS.

Penguatan dan pendampingan pendidikan nilai dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) dan pembelajaran berbasis projek yang berfokus pada pembentukan sikap, perilaku atau tindakan. Materi tumbuhan dalam pelajaran IPA tidak cukup disajikan dengan penjelasan materi semata melainkan juga ditujukan untuk membentuk sikap semisal senang merawat tanaman. Terlebih dalam pelajaran agama, maka bisa diupayakan untuk disajikan melalui pendekatan tersebut agar terbentuk pengamalan nilai-nilai agama.

Mengingat membumikan pendidikan nilai untuk pembentukan akhlak mulia itu tidak mudah, maka diperlukan pemahaman paradigma pendidikan nilai secara komprehensif dan ikhtiar secara berkesiambungan dari seluruh pihak. Dengan demikian semoga ancaman degradasi moral di era disrupsi dapat dicegah dan generasi Indonesia tumbuh menjadi generasi emas yang tidak cemas menyambut satu abad Indonesia merdeka 2045.

*Masrur Ridwan, M.Pd. Pengajar Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dan anggota bidang dakwah Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Keutamaan dan Etika Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Oleh: Tito Yuwono, Ph.D, Dosen Teknik Elektro UI....

Suara Muhammadiyah

4 May 2024

Wawasan

Oleh: Drh. H. Baskoro Tri Caroko Bekerja adalah suatu keadaan yang diinginkan oleh semua orang. Kar....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Wawasan

Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko LPCRPM PP Muhammadiyah, Pemberdayaan Ekonomi Seni Dan Budaya Memenu....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Wawasan

Pandangan Masyarakat Sekitar “Kisruh” Muhammadiyah Vs BSI Oleh: Muhammad Akhyar Adnan, ....

Suara Muhammadiyah

10 July 2024

Wawasan

Oleh: Nur Ngazizah Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan. Melalui akad perni....

Suara Muhammadiyah

1 December 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah