BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - PCM Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas mengadakan pengajian selapanan yang diagendakan setiap 35 hari sekali yang kali ini diadakan pada tanggal 10 Maret 2024. Pengajian selapanan ini dilaksanakan di Masjid Baiturrois Kelurahan Karangpucung.
Kegiatan ini dihadiri oleh PCM dan PCA Purwokerto Selatan, PRM dan PRA yang berada di wilayah Purwokerto Selatan dan warga serta simpatisan warga Muhammadiyah yang totalnya berjumlah 160-an orang. Pengajian juga dihadiri lurah Karangpucung Sugeng Wahyudi.
Pengajian selapanan ini mendatangkan pemateri Ust.Sugeng,M.Ag dari Majelis Tabligh PDM Banyumas dengan topik berjiwa Muhammadiyah. Pengajian diawali dengan pembukaan oleh ketua PCM Purwokerto Selatan Drs. H. Jahidin.
Ketua PCM dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh PRM Karangpucung. Program pengajian selapanan adalah program PDM Banyumas yang diselenggarakan secara bergilir oleh PRM dan dikoordinasikan dengan PCM. PRM Karangpucung menjadi penyelenggara kedua setelah sebelumnya diadakan oleh PRM Tanjung.
Ust Sugeng menyampaikan bahwa moto majelis tabligh adalah mencerahkan, menggerakan dan menggembirakan. Oleh karena itu pengajian harus mencerahkan. Ilmu yang diterima bisa mencerahkan pemahaman jamaah, tetapi juga harus bisa menggerakan dan sekaligus juga isi pengajian dan kegiatannya menggembirakan.
OLeh karena itu bulan Ramadhan bisa dijadikan moment untuk menggerakan dan menggembirakan anak-anak muda menjadi kader mubaligh. Hal ini perlu dilakukan karena Muhammadiyah sebenarnya mengalami krisis kader mubaligh. Diharapkan dengan pola ini maka Muhammadiyah akan mendapatkan tambahan kader mubaligh baru jika terus menerus dilakukan.
Orang Muhammadiyah harus mempunyai 4 jiwa yang harus dipahami. Muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammad. Jiwa Muhammadiyah pertama adalah muwafid yaitu berjiwa tauhid. Jiwa Muwahid adalah jiwa yang mengakui bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah dan dijadikan sebagai Tuhan. Jiwa Muwahid adalah jiwa yang mengesampingkan seluruh kepercayaan dan keyakinan yang selain dari keyakinan monotheisme Islam.
Jiwa Muwahid menyatakan bahwa tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah SWT. Jiwa Muwahid didasari oleh prinsip Tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, termasuk segala sesuatu dalam kehidupan manusia. Prinsip Tauhid diterjemahkan ke dalam ajaran Islam sebagai dasar keyakinan yang membedakan umat Islam dari seluruh agama lainnya.
Jiwa kedua adalah mujadid yang artinya pembaharu, inovatif dan kreatif. Jiwa mujadid dalam Islam adalah jiwa yang membawa perubahan positif pada masyarakat dan dunia sekitarnya. Jiwa mujadid disebut juga sebagai jiwa pembaharu yang lahir untuk menyempurnakan ajaran Islam dan membawa manusia pada kebenaran.
Jiwa ketiga adalah berjiwa mujahid atau bermental pejuang. Jiwa mujahid adalah jiwa pejuang yang mempunyai semangat dan kegigihan untuk mempertahankan agama, bangsa, dan negara dari ancaman yang mengganggu keamanan dan kesejahteraan umat manusia. Jiwa mujahid memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memerangi ketidakadilan dan segala bentuk penindasan yang merugikan umat manusia.
Keempat adalah berjiwa mubaligh yaitu bisa dan mau mengembangkan keIslamannya untuk berdakwah. Dalam memperjuangkan kebenaran, jiwa mubaligh harus memiliki karakteristik yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh berbagai masalah yang dihadapinya. Jiwa mubaligh harus tetap mengikuti ajaran Islam dalam semua aspek kehidupannya. (Eka)