Empat Wakil Rektor Baru Unismuh Dilantik, Transformasi Menuju Kampus Berkelas Dunia

Publish

8 April 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
137
Istimewa

Istimewa

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar resmi melantik empat wakil rektor untuk masa jabatan 2024–2028. Pelantikan yang digelar pada Selasa, 8 April 2025, di Balai Sidang Muktamar Unismuh ini menjadi bagian dari langkah restrukturisasi institusi menuju universitas riset yang bereputasi internasional.

Empat pejabat yang dilantik adalah Prof Dr Andi Sukri Syamsuri sebagai Wakil Rektor I (Bidang Akademik dan Kerja Sama), Dr Ihyani Malik sebagai Wakil Rektor II (Bidang SDM, Keuangan, Aset, dan Administrasi Umum), Dr Mawardi Pewangi sebagai Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kaderisasi, dan Al-Islam Kemuhammadiyahan), serta Dr Burhanuddin sebagai Wakil Rektor IV (Bidang Sistem Informasi, Penjaminan Mutu, Perencanaan, dan Daya Saing).

Rektor Unismuh Makassar, Dr Abdul Rakhim Nanda, dalam sambutannya menekankan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremoni pergantian pejabat, melainkan bagian dari transformasi struktural kampus untuk menghadapi tantangan masa depan.

“Restrukturisasi jabatan wakil rektor ini bertujuan menyeimbangkan tanggung jawab dan memperkuat sinergi antarbidang. Beban WR 1 dulu, sekarang dibagi oleh dua wakil rektor.  Tugas WR 3 dan WR 4 digabung menjadi satu,” ujar Rakhim.

Dalam sambutannya, Rakhim Nanda mengutip dua ayat Al-Qur’an sebagai pijakan teologis dalam memaknai kepemimpinan kampus. Ayat pertama, dari Surah Al-Baqarah ayat 30, menyebut: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Ayat kedua, dari Surah Hud ayat 61, berbunyi: “Dia menciptakan kamu dari bumi dan meminta kamu memakmurkannya.”

Menurut Rakhim, dua ayat ini menjadi pengingat bahwa jabatan kepemimpinan dalam pendidikan tinggi adalah amanah ilahiah. Para wakil rektor, kata dia, bukan hanya pemegang jabatan administratif, tetapi juga pelaksana fungsi kekhalifahan yang bertugas memakmurkan kampus, persyarikatan Muhammadiyah, dan umat melalui integritas serta inovasi.

Unismuh saat ini tengah memasuki etape baru dalam roadmap pengembangannya: menjadi perguruan tinggi berbasis riset dan berkelas internasional. Visi ini diwujudkan dalam slogan “Integrated, Green, Islamic, Futuristic” untuk periode 2024–2028.

Empat pilar tersebut dijelaskan sebagai komitmen kampus untuk membangun ekosistem pendidikan yang menyeluruh, ramah lingkungan, berakar pada nilai-nilai Islam berkemajuan, serta responsif terhadap teknologi masa depan.

“Kita akan memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan mutu riset dan publikasi, serta menyiapkan SDM unggul termasuk dalam penguasaan bahasa asing,” ujar Rakhim.

Bumikan Islam Berkemajuan

Dalam sambutan sekaligus Hikmah Syawalan, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel Prof Ambo Asse menekankan pentingnya visi bersama untuk menjadikan Unismuh sebagai kampus yang unggul secara akademik, kuat dalam ideologi, dan bermartabat dalam peradaban. 

Ia mengutip QS. Ali Imran ayat 159 untuk meneguhkan sikap kepemimpinan yang harus dimiliki para pejabat kampus: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

Menurutnya, ayat ini adalah nasihat utama bagi siapa pun yang memegang jabatan, khususnya wakil rektor, agar mengedepankan keluhuran akhlak, merangkul semua pihak, dan tidak terjebak pada ego sektoral.

“Kita semua adalah pembantu rektor. Tidak hanya yang dilantik hari ini, seluruh civitas akademika adalah penopang utama visi universitas. Tidak boleh ada aktivitas yang bertentangan dengan arah yang telah digariskan,” ujar Ambo Asse.

Ambo Asse juga mengingatkan pentingnya memahami dan menghidupkan dokumen resmi Muhammadiyah dalam praktik kampus, seperti Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), serta Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).

Ambo Asse juga mengajak seluruh elemen kampus untuk menjalani kehidupan akademik dengan semangat jihad di jalan Allah, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Ankabut ayat 69: “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami...”

Ia berharap nilai-nilai Islam Berkemajuan tidak berhenti pada jargon atau simbolik, melainkan menjadi arus utama kebijakan kampus dan budaya organisasi.

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Prof Dr Bambang Setiaji, menyerukan pentingnya keberanian melakukan transformasi dalam pengelolaan perguruan tinggi Muhammadiyah.  

“Kita tidak boleh terjebak dalam zona nyaman. Itu pesan Prof Haedar Nashir. Kita harus berubah. Harus berani berinovasi,” tegas Bambang di hadapan pimpinan perguruan tinggi, civitas akademika, dan tamu undangan.

Ia menyoroti tantangan serius dalam dunia pendidikan tinggi, termasuk anjloknya peminat pada sejumlah program studi (prodi) yang dianggap usang dan tidak relevan dengan kebutuhan zaman.  

“Fakta di lapangan, kita masih banyak yang bertahan di era 1.0 atau 2.0, padahal bicara tentang era 4.0 bahkan 5.0. Ini ironi. Kita bangga dengan masa lalu, padahal dunia sudah jauh berlari,” ujarnya.

Menyitir pengalaman Bank DBS yang menggantikan 4.000 pegawainya dengan 1.000 ahli AI dari berbagai negara, Bambang menekankan bahwa revolusi teknologi tidak bisa dihindari. Maka, universitas harus mempersiapkan diri dengan penguatan prodi-prodi berbasis teknologi dan masa depan.

“Kita harus mulai membangun prodi 5.0—yang berbasis kecerdasan buatan, data science, digital bisnis, dan kebutuhan strategis masa depan. Jangan hanya berharap pada prodi konvensional,” kata Bambang.

Meski demikian, ia juga menyampaikan kabar baik bahwa jumlah Fakultas Kedokteran di lingkungan PTMA telah meningkat dari 11 menjadi 24 hanya dalam dua tahun. Namun capaian ini, menurutnya, belum cukup jika tidak dibarengi dengan inovasi dalam prodi lainnya.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Irwan Akib, menegaskan pentingnya peran strategis Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai rujukan utama bagi perguruan tinggi Muhammadiyah di Kawasan Timur Indonesia.  

“Apapun yang dilakukan Unismuh Makassar, biasanya akan menjadi referensi bagi PTMA lainnya di kawasan ini. Karena itu, kepemimpinan kampus ini harus lebih hati-hati, strategis, dan progresif,” ujar Irwan.

“Kita doakan bersama, semoga para pimpinan yang baru dilantik ini diberi kekuatan, kesehatan, dan petunjuk oleh Allah SWT dalam menjalankan amanahnya,” ucap Irwan.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah penyelen....

Suara Muhammadiyah

15 October 2024

Berita

BOGOR, Suara Muhammadiyah – Koperasi Jasa Syariah Khairu Ummah sukses menyelenggarakan kegiata....

Suara Muhammadiyah

23 March 2025

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Internasional (PKM KI) Univers....

Suara Muhammadiyah

20 March 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 159 siswa SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Muhiyo) di ....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Berita

JAKARTA,Suara Muhammadiyah- Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mendampingi pelaku Usaha Mi....

Suara Muhammadiyah

7 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah