Film Pendek ‘Bapak Ini Harus Remidi!’ Karya Mahasiswa UMY Raih Prestasi Nasional

Publish

13 September 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
364
Foto Istimewa

Foto Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mengharumkan nama kampus melalui dunia perfilman. Karya film pendek berjudul “Bapak Ini Harus Remidi!” berhasil masuk 30 besar ajang KlikFilm Short Movie Competition 2025 by Jakarta World Cinema (JWC), sebuah kompetisi bergengsi yang mempertemukan sineas muda dari berbagai kampus di Indonesia.

Setia Wulan Asri selaku penulis naskah (script writer) menjelaskan bahwa film ini mengisahkan sosok Muslim, seorang pemuka agama berusia 44 tahun, yang terjebak dalam lingkaran waktu (time looping). Dalam setiap pengulangan, ia selalu gagal melakukan hal-hal sederhana yang berujung pada kegagalannya mengejar penerbangan ke bandara.

“Konflik yang dialami Muslim adalah keinginannya mengejar pesawat, tapi selalu terhambat oleh kesalahan kecil yang ia remehkan. Misalnya saat membuang kulit pisang sembarangan atau mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan. Dari situ ia sadar ada tanggung jawab yang belum diselesaikan dan berusaha memperbaikinya,” jelas Setia.

Inspirasi film ini datang dari fenomena sederhana yang dekat dengan masyarakat. Para mahasiswa ingin menekankan bahwa bahkan seseorang yang dihormati sekalipun tetaplah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

“Kami melihat figur yang diagungkan pun memiliki sisi rapuh. Sejak kecil kita diajarkan untuk menghargai orang lain dan memberi manfaat bagi lingkungan. Dari situlah lahir gagasan bahwa seorang ulama pun perlu belajar dari kesalahan. Mereka bukan makhluk sempurna,” lanjutnya.

Pemilihan judul “Bapak Ini Harus Remidi!” pun memiliki makna filosofis. Kata Bapak merepresentasikan sosok yang dihormati di masyarakat, sedangkan Remidi melambangkan proses belajar dari kesalahan.

“Seperti ketika sekolah, jika nilai belum memenuhi standar kita harus mengikuti remidi. Begitu juga seorang tokoh terhormat, ia tetap harus mau belajar dari kesalahan meskipun berada di posisi tinggi,” tambah Setia.

Film pendek ini diproduksi selama kurang lebih lima bulan. Tantangan terbesar dirasakan pada tahap penulisan dan riset cerita. Mengangkat tema time looping menuntut ketelitian agar alur tetap jelas dan tidak membingungkan penonton.

Meski begitu, Setia menekankan bahwa lebih dari sekadar prestasi, film ini membawa pesan moral yang relevan dengan kehidupan sosial.

“Pesan kami sederhana: ketika sudah berada di posisi tinggi, jangan lupa peduli dengan lingkungan sekitar. Kalau berbuat salah, jangan menutup mata, tapi bertanggung jawablah, karena kita tetap manusia biasa,” pungkasnya. (NF)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Desa Purwosari Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas sampai tahun 20....

Suara Muhammadiyah

11 February 2025

Berita

BATANG, Suara Muhammadiyah - Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) cabang Tersono, Batang yang terdiri da....

Suara Muhammadiyah

8 June 2025

Berita

Download Logo Milad Aisyiyah ke-107 YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pada 19 Mei 2024 gerakan dakwa....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Berita

GORONTALO, Suara Muhammadiyah - Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Non Formal (Dikdasm....

Suara Muhammadiyah

17 December 2024

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan mengukuhkan 19 Majelis dan Lemba....

Suara Muhammadiyah

29 October 2023