Generasi Alpha dan Beta: Seni Mengasuh Anak di Tahun 2025

Publish

10 January 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
126
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Generasi Alpha dan Beta: Seni Mengasuh Anak di Tahun 2025

Oleh: Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi, S.Psi, Psikolog, M.A.P, Uptd Penilaian Kompetensi Pegawai, BKD Prov. Kaltim

Di era 2025, pola asuh anak menghadapi tantangan baru dengan munculnya Generasi Alpha dan Beta, yaitu anak-anak yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika dunia yang semakin kompleks. Sebagai orang tua, diperlukan pendekatan yang tidak hanya bijaksana, tetapi juga adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman. 

Dalam konteks ini, peran orang tua menjadi semakin krusial. Mengasuh anak di zaman ini bukan hanya soal memberikan kebutuhan fisik, tetapi juga membentuk karakter, kecerdasan emosional, dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat. 

Pendekatan konvensional dalam parenting sering kali tidak cukup efektif untuk menjawab kebutuhan unik generasi ini, sehingga menuntut pendekatan baru yang lebih relevan dan strategis.

 Mengenal Generasi Alpha dan Beta

Generasi Alpha (lahir 2010-2025) dan Beta (lahir setelah 2025) dikenal sebagai generasi yang, pertama Sangat Melek Teknologi: Mereka tumbuh dengan perangkat pintar sejak usia dini dan memiliki akses luas ke informasi. Kedua Kreatif dan Inovatif: Teknologi mendorong mereka untuk berpikir kreatif dan menciptakan hal-hal baru. Ketiga Cepat Beradaptasi: Lingkungan yang dinamis membuat mereka memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Keempat Berorientasi pada Kolaborasi: Mereka cenderung menikmati kerja tim dan terhubung secara global.

Namun, tantangan juga hadir, seperti Risiko kecanduan gadget dan media sosial; Kesulitan dalam mengelola emosi akibat paparan konten digital; Ketergantungan pada teknologi untuk penyelesaian masalah sederhana.

Tantangan Parenting di Tahun 2025, Pertama Menjaga Keseimbangan Digital: Dengan teknologi yang mendominasi kehidupan sehari-hari, orang tua perlu memastikan anak tidak terjebak dalam dunia virtual. Kedua Mengajarkan Literasi Digital: Anak-anak harus diajarkan cara menggunakan teknologi secara bijak dan aman. Ketiga Mengembangkan Kecerdasan Emosional: Keterampilan seperti empati, komunikasi, dan pengelolaan emosi menjadi kunci.

Keempat Memupuk Kemandirian: Meskipun mereka terbiasa dengan bantuan teknologi, anak-anak perlu dilatih untuk mandiri dan kreatif dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Kelima Menghadapi Ketidakpastian Masa Depan: Orang tua perlu mempersiapkan anak untuk menjadi individu yang fleksibel dan resilien.

Strategi Mengasuh Generasi Alpha dan Beta
1.     Ciptakan Rutinitas yang Seimbang Pastikan anak memiliki waktu untuk belajar, bermain, bersosialisasi, dan istirahat. Hindari paparan layar berlebihan dengan menetapkan waktu khusus untuk penggunaan gadget.

2.   Jadilah Teladan Digital Orang tua perlu menunjukkan perilaku yang baik dalam penggunaan teknologi, seperti tidak terlalu sering menggunakan ponsel di depan anak.

3.   Tingkatkan Komunikasi Terbuka Sediakan waktu untuk mendengarkan anak tanpa gangguan. Dorong mereka untuk berbicara tentang perasaan, ide, dan pengalaman mereka.

4.   Ajak Anak Terlibat dalam Aktivitas Nyata Libatkan mereka dalam kegiatan seperti memasak, berkebun, atau olahraga untuk mengembangkan keterampilan dunia nyata.

5.    Kembangkan Nilai-Nilai Inti Tanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab sejak dini. Nilai-nilai ini akan menjadi panduan mereka di tengah arus perubahan.

6.   Dukung Pembelajaran Berbasis Pengalaman Fasilitasi eksplorasi dan pembelajaran melalui kegiatan yang melibatkan eksperimen langsung, seperti proyek DIY (Do It Yourself) atau perjalanan edukasi.

7.    Berikan Apresiasi pada Usaha, Bukan Hanya Hasil Ajarkan anak untuk menghargai proses dan usaha yang mereka lakukan, sehingga mereka belajar menghadapi kegagalan dengan bijak.

Pada Akhirnya mengasuh Generasi Alpha dan Beta di tahun 2025 membutuhkan kombinasi antara pemahaman terhadap karakteristik unik mereka dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tantangan zaman. Dengan strategi yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang kreatif, punya resiliensi, dan mampu menghadapi masa depan dengan percaya diri. 

Karena pada akhirnya, seni mengasuh bukan hanya tentang memberikan arahan, tetapi juga tentang membimbing mereka menemukan potensi terbaik dalam diri mereka. Dan yang paling penting anak merasa dicintai oleh kedua orang tuanya.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

Buya Irwandi Nashir Jadi Khatib di Masjid Ihsan Sungai Pinago PAYAKUMBUH, Suara Muhammadiyah - Umat....

Suara Muhammadiyah

11 April 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka memperkokoh peran relawan membangun resiliensi m....

Suara Muhammadiyah

2 December 2024

Berita

TIONGKOK, Suara Muhammadiyah - Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memperkenalkan ....

Suara Muhammadiyah

28 December 2024

Berita

MAKASSSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, sebagai salah sat....

Suara Muhammadiyah

31 October 2023

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah – Kepala Sekolah Hj Sri Sayekti, mengungkapkan rasa syukurnya karena ....

Suara Muhammadiyah

16 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah