JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka usaha memajukan bangsa melalui kecakapan digital, Bidang Riset, Pengembangan dan Keilmuan (RPK) DPD IMM DKI Jakarta mengadakan pendidikan dan pelatihan literasi digital. Kegiatan ini dinamakan “Digital Literacy Activism” terlaksana dari Jumat-Ahad, 24-26 November 2023 di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka). Tema kegiatan bertajuk “Competence for Civilization” ini diikuti oleh beberapa delegasi kader IMM DKI Jakarta dari masing-masing setiap Cabang di wilayah DKI Jakarta.
Dalam agenda tersebut, DPD IMM DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Uhamka. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dua malam itu dibuka dengan Opening Ceremony dan Studium Generale oleh pihak Kementerian Kominfo Rizky Ameliah, Koordinator Literasi Digital Kominfo Ari Susanto, Sekretaris Riset Teknologi dan SDM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Kemudian, narasumber dalam kegiatan ini yaitu Muhammad Dwifajri (Wakil Rektor IV Uhamka), Rifma Ghulam Dzaljad (Wakil Dekan II FISIP UHAMKA), Dwi Setyowati (Dosen FAI Uhamka), dan Tsani Itsna Ariyanti (Jurnalis).
Rizky Ameliah menyampaikan materi pemahaman literasi digital kepada para kader bahwa dalam cakap digital atau literasi digital tidak hanya sekedar bermain medsos dan menggunakan Hp, akan tetapi dalam literasi digital kita perlu memahami dan mengimplementasikan empat pilar dalam digital literasi yaitu, digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Kiki ini menjelaskan bahwa, digital skill mencakup tentang kemampuan atau kecakapan untuk memanfaatkan media digital dalam kehidupan sehari-hari. “Digital culture atau budaya digital terkait wawasan kebangsaan dalam berinteraksi di ruang digital, digital ethics atau etika digital terkait menjaga sikap dan menyesuaikan diri untuk tetap rasional, serta digital safety yang mencakup keamanan informasi,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Riset dan SDM PP Pemuda Muhammadiyah, Ari Susanto menjelaskan, “kendala IMM tidak ada tim yang secara khusus pada media yang betul-betul memang serius untuk membuat konten”. Ia juga mengkritik terkait bidang media-media di IMM yang seharusnya lebih dan kontinuitas untuk memproduksi konten-konten atau dakwah di media IMM itu sendiri akan tetapi media-media organisasi IMM hanya sebatas ucapan-ucapan ceremonial saja,” tutur Ari.
Luaran dari Digital Literacy Activism, yaitu menulis buku antologi yang secara garis besarnya memuat pilihan bahasan tentang empat pilar literasi digital, pemuda dan realitas masa kini, dan gerakan literasi IMM (refleksi, autokritik, dan strateginya).