Gerakan Perempuan Mengaji PDA Purworejo: Perjalanan Spiritual Mencari Tuhan

Publish

27 December 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
548
Foto Istimewa

Foto Istimewa

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah - Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Purworejo menggelar Gerakan Perempuan Mengaji dengan tema “Perjalanan Spiritual Mencari Tuhan (Allah SWT)”, Sabtu 26 Desember 2023 melalui daring. Acara dimoderatori oleh Endah Purwatiningtyas, S.Pd. dan pembacaan tilawah Al- Quran oleh Nuriani, A.Md. 

Mengawali pengajian, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Purworejo, Nur Ngazizah, S.Si., M.Pd.,  menyampaikan kepada jamaah bahwa walaupun pengajian melalui daring, semoga para jamaah tetap semangat untuk mengaji dan menambah keimanan kepada Allah SWT. Gerakan Pengajian Mengaji ini akan dilaksanakan secara rutin dan daring dengan harapan bisa diikuti tidak hanya di Purworejo saja tetapi bisa menjangkau area dan kalangan lebih luas lagi. 

Ngazizah juga menyampaikan, tema kajian yang diangkat yaitu Perjalanan Spiritual Mencari Tuhan (Allah SWT) tujuannya untuk belajar banyak dari narasumber yang sudah menemukan Allah dalam perjalanan spiritualnya dengan berbagai problematika dan romantika sehingga mampu menjadi muslim yang kaffah. Selain itu kegiatan ini juga untuk mengupgrade kembali keimanan dan kekuatan akidah sehingga jangan sampai keimanan dan akidah yang telah Allah berikan menjadi luntur. Tentunya banyak hal yang diperjuangkan untuk menjadi muslim yang kuat akidahnya, karena sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah adalah agama islam. Melalui semangat ini semoga kita mampu berjuang bergerak bersama, berhikmad di Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar dan mewujudkan islam yang sebenar-benarnya.

Pembicara kajian Gerakan Perempuan Mengaji PDA Purworejo ini adalah Maria Anna Muryati, S.H., M.H., yang juga wakil ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah. Anna menceritakan perjalanan spiritualnya sehingga rahmat Allah berupa hidayah dapat diraih. Maria Anna Muryati terlahir dari ibu dari keluarga katolik dan ayah yang muslim. Benar adanya bahwa misi untuk mengalihkan akidah saudara-saudara muslim salah satu diantaranya melalui perkawinan. Perlahan, kerabat ayah pun beberapa masuk agama katolik melalui dicarikan pacar, dicarikan pekerjaan dan dinikahkan. 

Dididik di pendidikan katolik sejak kecil sehingga Anna tidak mengenal islam secara hakiki. Hingga pada semester 3, Anna yang menempuh kuliah fakultas Hukum mulai terusik saat harus menempuh mata kuliah Hukum Islam. Ada tiga ayat yang membuat hati bergejolak. Pertama ayat pada Al- Quran surat Ali Imran ayat 19 yang menyatakan bahwa satu-satunya agama yang diridhai Allah adalah islam. Kedua, QS. Az Dzariyat ayat 56, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Ketiga QS. Al Anbiya 107 “Dan tiada Kami mengutus kamu, melainkan sebagai Rahmat seluruh alam.”  Dari ketiga ayat tersebut membuat pertanyaan besar bagi Anna tentang agamanya, sehingga Anna mencari jawaban di kitab agamanya waktu itu yaitu kitab perjanjian lama dan perjanjian baru.

Menurut Anna, kitab perjanjian lama belum menceritakan tentang Yesus, sedangkan perjanjian baru berisikan kisah biografinya Yesus dan selayaknya hadis dalam ajaran islam. Perjanjian baru menceritakan perjalanan Yesus yang disalib sesuai dengan kepercayaan mereka. Injil yang ada sekarang ini tidak sama dengan Injil risalah Nabi Isa yang dibawa untuk kaumnya. Anna yakin jika kaum non islam jika mau mendalami lembar demi lembar kandungan bible itu, yakinlah mereka akan mendapatkan hidayah Allah justru dari Al Kitab itu sendiri. Hal ini karena mereka akan mendapatkan keraguan dan banyak pertanyaan dan pertentangan dari isi kitabnya. 

Anna menemukan banyak cerita ganjil dalam perjanjian lama, yang membuat berpikir dan mulai ragu dengan agama asalnya. Anna menemukan ajaran Tauhid di perjanjian lama di Kitab Keluaran 20 bahwa Tuhan berfirman jangan ada Allah lain di hadapanku. Namun kenyataannya waktu itu agamanya mengajarkan berdoa kepada Tuhan Allah, Tuhan Bapak dan Tuhan Ibu. 

“Yesus berkali-kali mengatakan kepada umatnya untuk menyembah pada Tuhan yang Esa. Injil Matius bab 10 dan 15 Yesus mengatakan bahwa dia hanya diutus untuk domba-domba yang sesat di antara bani Israel. Nabi sebelum Nabi Muhammad hanya diutus untuk kaum-kaum tertentu. Berbeda dengan Rasulullah yang diutus untuk seluruh alam,” ujar Anna.

Setelah mendapat keraguan dari kitabnya terdahulu, Anna mulai jarang ke gereja dan berani mengintip membaca terjemah Al-Quran terbitan Departemen Agama. Kurang lebih lima tahun pergolakan terjadi, hingga memantapkan diri berikrar masuk islam. Kurang dari kurun waktu satu tahun pilihan ini juga diikuti oleh dua adiknya. Romantika dan dinamika sebuah hidayah, akhirnya ketiga kakak beradik harus keluar dari rumah dan menempuh jalan islam. Yakin tidak ada yang lebih berharga di dunia selain  islam. Hidayah Allah tersebut membuat Anna dan kedua adiknya tidak takut dengan mara bahaya, ancaman  dan kekhawatiran di dunia karena semuanya diserahkan kepada Allah. Oleh karena keyakinan itulah Allah SWT menjaga hingga sampai kini.

Anna juga menuturkan Allah akhirnya mengabulkan doa dan  mengembalikan ayahnya ke akidah islam dan akhir kata yang diucapkan ibunda ketika meninggal adalah kalimat tauhid. Kita harus khusnudzon kepada Allah dengan semampu kita memberikan jalan hidayah. Dibacakan QS Al An’am di hadapan ibunda yang mengisahkan tentang Nabi Ibrahim menemukan agama yang lurus. Hal itu membuat ibundanya berlinang air mata. 

Melalui closing statement, Maria Anna mengajak diri dan jamaah untuk memelihara hidayah yang sudah diturunkan oleh Allah kepada kita, iman islam itu kita pegang kuat-kuat, kemudian kita pelihara kita rawat sehingga kita tidak mudah tergelincir beralih ke akidah agama yang lain. Hidayah itu selalu kita mohonkan pada Allah sampai ajal menjemput. Kita sudah beragama islam tetapi kita masih membutuhkan hidayah-hidayah Allah yang lain. Kalau masih melakukan kebiasaan yang buruk maka kita mohon hidayah agar kebiasaan buruk terkikis sedikit demi sedikit sehingga kelak jika dipanggil oleh Allah adalah dalam keadaan husnul khotimah.

Materi disambut antusias oleh para jamaah. Usai pemaparan materi, dibuka tanya jawab dan dibatasi tiga penanya. Kegiatan ditutup dengan doa yang diabacakan oleh Dra. Nur Hidayah. Pengajian ini dihadiri 76 peserta secara daring melalui google meet dan sekitar 80 orang yang mengikuti secara live YouTube. (Ulya Rosyeda)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Cultural Days yang diinisiasi oleh Fakultas Sastra Budaya dan Komun....

Suara Muhammadiyah

5 June 2024

Berita

Jurnalisme bagai Lentera Penuntun Manusia Temukan Kebenaran JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umu....

Suara Muhammadiyah

15 December 2023

Berita

MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Jawa Tengah, (20 Juli 2024) - Untuk meningkatkan kualitas sumbe....

Suara Muhammadiyah

21 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Bagaimana cara sebuah sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mera....

Suara Muhammadiyah

11 October 2023

Berita

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

23 September 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah