Gugurnya Pejuang dan Solidaritas Palestina

Publish

10 August 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
198
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Gugurnya Pejuang dan Solidaritas Palestina

Oleh: Teguh Pamungkas, Warga Muhammadiyah Kalsel

Tepat Rabu (31/7/2024) dini hari, tokoh Hamas, Ismael Haniyeh menghembuskan nafas terakhirnya. Bersama pengawal pribadinya, beliau tewas diduga karena serangan yang dilakukan Israel ke kediamannya di Teheran, Iran. Meskipun tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) sedang melakukan investigasi, namun semua dugaan mengarah karena ulah dari Israel.

Kehadirannya di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden Iran terpilih, yaitu Masoud Pezeshkian. Haniyeh, tokoh yang tak kenal menyerah dan disegani warga Palestina tersebut pernah menjadi perdana menteri Palestina.

Pada April 2024, Haniyeh kehilangan tiga putra dan tiga cucunya dalam serangan udara di Jalur Gaza. Sebelumnya, November 2023 anak perempuan dan cucunya pun tewas. Dan pada Juni 2024, sebanyak sepuluh anggota keluarga dekatnya meninggal saat di kamp pengungsi al-Shati di Gaza karena kejahatan Israel.

Kekerasan di Palestina mengetuk nurani masyarakat dunia. Sebelumnya, Rafah merupakan tempat untuk mengungsi warga gaza yang diserang tentara Israel. Awalnya daerah itu dianggap paling aman untuk menghindari perang. Namun rupanya tidak demikian. Sejak Senin malam (27/5) puluhan warga Palestina di Rafah harus mengungsi. Tenda-tenda pengungsi porak poranda, hangus terbakar menjadi puing-puing.

Anak-anak menangis kehilangan orangtuanya. Anak-anak menjadi korban, mengalami luka-luka, bahkan sampai kehilangan nyawa. Serangan Israel ke Palestina bukan lagi perang, namun kesengajaan genosida terhadap warga Palestina.

Serangan-serangan darat dan udara mengakibatkan korban jiwa yang meninggal dunia. Entah pengaruh apa yang membuat tentara Israel sengaja menghabisi anak-anak Palestina yang tak berdosa. Mereka yang lemah, tak kuasa melawan terus ditindas. Bukan hanya masa depannya yang direnggut, namun kehidupannya pun dirampas.

Jutaan warga di berbagai belahan dunia terus bersuara melawan dan mengecam arogansi Israel. Baik dengan digital solidarity melalui media sosial maupun dengan aksi turun ke jalan. Bukan hanya Indonesia dan negara-negara di timur tengah saja, tetapi unjuk rasa juga dilakukan di Eropa, Afrika hingga dari negara sekutunya sendiri, yaitu Inggris dan Amerika. Rakyat Inggris dan Amerika muak dengan kebijakan yang dilakukan negaranya karena telah merampas hak dan kehidupan bangsa lain.

Baru-baru ini bertambah lagi negara yang mengakui negara Palestina, yaitu Spanyol, Norwegia dan Irlandia. Padahal ketiga negara tersebut selama ini dikenal sebagai sekutu Amerika. Pengakuan negara dari Eropa itu pun membuat geram Israel. Israel mengirim utusannya dan berencana segera menarik para duta besarnya.

Gema deklarasi kemerdekaan Palestina telah dinyatakan pada 15 November 1988 di Aljazair oleh Dewan Nasional Palestina dan Yasser Arafat, ketua Organisasi Pembebasan Palestina dengan ibu kotanya Yerusalem. Seperti yang diberitakan Tribunnews (23/5/24), hingga Mei 2024, ada 143 dari 193 anggota Majelis Umum PBB memberikan suara mendukung Palestina untuk bergabung dengan PBB, termasuk Indonesia.

Solidaritas

Wujud empati masyarakat dunia adalah solidaritas. Nurani terketuk sebagai fitrah manusia. Agresi militer yang dilakukan Israel terhadap Palestina mengindikasikan betapa lemahnya nurani yang ada pada diri orang-orang Israel. Menandakan telah mengalami kedangkalan perasaani. Nuraninya berganti dengan kebengisan, kebiadaban dan kebencian.

Nurani adalah komunikasi hati manusia, yang kehadirannya tak bisa ditutupi oleh tabir-tabir kejahatan lewat perang (baca; genosida). Akal dan hati ada di setiap insan manusia. Peran akal manusia sebagai rasio mengukur empirisme subyektif. Karena pemikiran akan mengantarkan pertarungan interpretasi yang bisa membedakan antara benar dan salah. Serangan ke Rafah membuat hati siapa pun marah.

Sedangkan hati berdekatan dengan intuisi manusia yang paling mendasar. Di mana manusia bisa menyandarkan rasa kemanusiaan, asas saling menghargai, mau menghormati sesama dan tolong menolong.

Secara sengaja nurani dibenturkan pada egoisme. Padahal tanpa melalui pendekatan hati, dari pemikiran akal sehat saja sangat kentara mana yang sebenarnya hak dan di mana posisi kehumanisan. Penyakit ego yang tercela adalah serakah. Menurut Jakob Sumardjo (2001), bahwa akibat keserakahan – entah makan, minum, memiliki, kekuasaan, kekayaan, ketenaran dan sebagainya – mengakibatkan penderitaan bagi orang lain. Ego yang ada tak akan pernah mewakili kepuasan duniawi.

Naluri manusia untuk menginginkan sesuatu memang wajar. Namun akan menjadi tidak wajar jika pemenuhan sesuatunya mengenyahkan nilai nurani. Dikatakan wajar bila pemenuhannya ditempuh dengan jalur keberpihakan yang tepat. Layak memeroleh sesuatu seandainya nurani sebagai manusia terus terjaga. Begitu indah seandainya keterjagaan nurani manusia, sehingga tak mudah tergerus arus orientasi kefanaan dunia.

Menumbuhkan kepekaan diri yang bernama nurani sama pentingnya mengontrol keinginan untuk memiliki. Sebab jika tidak memiliki nurani, maka tidak akan bisa menyayangi sesuatu. Pun akhirnya tidak bisa mencintai apa yang semestinya, sehingga mau menyakiti dan membunuh orang-orang, berbuat memaksakan kehendak serta tak mampu membedakan mana kepunyaan sendiri dan mana milik orang lain.

Meskipun Haniyeh telah tiada, tetapi semangat dan perjuangan untuk merdeka tetap menggelora di Palestina. Kehadirannya memberikan inspirasi dalam melawan pendudukan Israel di tanah Palestina.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Bahrus Surur-Iyunk Guru SMA Muhamamdiyah I Sumenep, penulis buku motivasi Islam Meraih Hikmah....

Suara Muhammadiyah

12 March 2024

Wawasan

Oleh: Drh H Baskoro Tri Caroko LPCRPM PP Muhammadiyah, Pemberdayaan Ekonomi Seni Dan Budaya Memenu....

Suara Muhammadiyah

22 March 2024

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (17) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Di da....

Suara Muhammadiyah

28 December 2023

Wawasan

Membangun Tradisi Membaca Dan Menulis Oleh: M. Husnaini, S.Pd.I., M.Pd.I., Ph.D. Menulis, Harus Di....

Suara Muhammadiyah

12 October 2023

Wawasan

Degradasi Bermuhammadiyah Oleh: Saidun Derani Pelaksanaan Pengajian bulanan Pimpinan Daerah Muhamm....

Suara Muhammadiyah

8 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah