MEDAN, Suara Muhammadiyah – Dalam kuliah umum yang berlangsung di salah satu universitas swasta di Sumatera Utara, Wamenag menyoroti pentingnya membangun pertahanan negara melalui jalan mensejahterakan rakyat. Menurutnya, pertahanan yang baik adalah ketika rakyat sejahtera, tidak kelaparan, dan memiliki kecukupan pangan. Dengan begitu, pertahanan negara akan semakin kuat.
Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Romo R. Muhammad Syafii datang ke Sumatera Utara sebagai narasumber dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Rabu (19/2).
Wamenag memberikan kuliah umum bertajuk Eksistensi Kementerian Agama dalam Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2025. Dia memaparkan terkait 8 program asta cita presiden dan wakil presiden. Dalam kuliah umumnya, ia mengapresiasi capaian UMSU yang membanggakan serta mengajak masyarakat untuk bangga menjadi bagian dari Indonesia.
“Sebagai orang Sumatera Utara dan umat Islam, kita layak bangga memiliki kampus luar biasa seperti UMSU. Kampus ini telah menjawab berbagai tantangan, bahkan telah go internasional,” ujarnya.
Dia juga mengajak masyarakat untuk berhenti merasa interior terhadap bangsa lain, Menurutnya, masyarakat Indonesia masih banyak yang merasa orang asing itu hebat daripada dirinya sendiri. “Berhentilah kita dengan itu, kita harus bangga dengan negara kita. Lihat, UMSU aja sudah go Internasional, masa kita nggak lebih bangga? Seharusnya bangga dengan negara sendiri. Harus bangga dong kayak di UMSU yang ngajar itu Tuan Guru, bukan hanya bangga kalau yang ngajar professor dari luar negeri. Nah ini yang harus kita sadari,” ujarnya.
Selain itu, Romo memberikan imbauan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap isu-isu yang dapat memecah belah perdamaian negara, khususnya isu agama yang sangat sensitif. Hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama bagi tokoh-tokoh atau pemuka agama untuk menjaga keberagaman.
Dalam kesempatan tersebut Rektor UMSU menyampaikan berbagai capaian dan program unggulan kampus, termasuk Fakultas Ilmu Falak yang hanya ada di dua perguruan tinggi di Indonesia, “Pak Wamen, kami juga memiliki program internasional dengan mahasiswa dari Yaman, Kamboja, Sudan, hingga Thailand,” ungkapnya.
Selain terakreditasi unggul dan terekognisi secara Internasional, UMSU juga memiliki program pengabdian masyarakat di desa binaan Thailand, serta dosen Fakultas Agama Islam (FAI) yang berdakwah hingga ke Melbourne dan Selandia Baru.
“Kami juga membina para qori dan qori’ah melalui Lembaga Tilawah Qur’an serta menyiapkan imam untuk bulan Ramadhan. Kami berharap bimbingan dari Pak Wamen untuk terus berkembang,” tambahnya.
Ke depan, UMSU berencana membuka program studi Bahasa Arab, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta mengajukan hibah bantuan publikasi dari Kementerian Agama. Terkait persiapan Muktamar Muhammadiyah tahun 2027, Rektor UMSU Agussani juga melaporkan progresnya kepada Wamenag RI.
“Alhamdulillah dengan kekuatan Persyarikatan dan UMSU progress pembangunan telah berjalan. Kami berharap program-program perguruan tinggi islam di Sumatera ini dapat merata dirasakan oleh kawan-kawan yang mengelola pendidikan tinggi di Sumatera Utara,” harapnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Kementerian Agama dan perguruan tinggi Islam dalam mendukung kemajuan pendidikan serta penguatan identitas kebangsaan di Indonesia. (Syaifulh/Diko)