MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Kamis malam, 3 April 2025, pukul delapan lewat sepuluh menit, layar-layar kecil bermunculan satu per satu di jendela aplikasi Zoom. Sebagian besar peserta rapat—yang merupakan aktivis Muhammadiyah dari berbagai majelis dan ortom—masih berada di kampung halaman, menikmati nuansa Idulfitri bersama keluarga. Namun semangat kolektif mereka tak surut barang sedikit pun.
Di tengah suasana Lebaran yang hangat, rapat virtual itu tetap digelar demi satu tujuan: menyukseskan Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Dipimpin Dr. Dahlan Lama Bawa selaku Ketua Panitia, pertemuan tersebut menjadi ruang konsolidasi, sekaligus penanda bahwa gerakan ini tak mengenal jeda dalam mengurus masa depan.
“Walau masih berpencar di kampung halaman, semangat kita tetap utuh,” ujar Dahlan membuka rapat. Beberapa peserta tersenyum, lalu kembali khidmat menatap daftar agenda yang padat dan strategis.
Acara Syawalan akan digelar pada Ahad, 6 April 2025 atau 7 Syawal 1446 H, di halaman Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) Sulsel. Bukan sekadar forum halal bihalal, Syawalan tahun ini adalah deklarasi gerakan. Muhammadiyah Sulsel ingin menegaskan diri sebagai poros baru dalam kerja-kerja dakwah strategis—mulai dari pendidikan, kaderisasi, hingga kemandirian ekonomi umat.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., dijadwalkan hadir secara langsung untuk menyampaikan Hikmah Syawalan. “Ini momentum menyatukan spirit Idulfitri dengan arah baru pergerakan dakwah yang lebih progresif,” ujar Dahlan.
Haedar juga dijadwalkan mencanangkan pembangunan Gedung Pengembangan SDM Muhammadiyah Sulsel—sebuah proyek strategis yang akan dibangun di dalam Kompleks Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) Sulsel. Gedung ini dirancang menjulang setinggi 13 lantai.
Angka 13 bukan tanpa makna. Ia adalah simbolisasi dari spirit kolektif kolegial Muhammadiyah, merujuk langsung pada jumlah anggota Pimpinan Muhammadiyah. “Gedung ini akan menjadi pusat kaderisasi, baik bagi pimpinan Muhammadiyah, organisasi otonom, maupun amal usaha Muhammadiyah,” ujar Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Prof. Ambo Asse.
Ia menekankan, pembangunan gedung tersebut adalah bentuk komitmen jangka panjang Muhammadiyah terhadap masa depan. “Muhammadiyah sadar, bahwa investasi terbaik untuk turut berkontribusi bagi peradaban, adalah menyiapkan SDM masa depan,” kata Ambo Asse saat dihubungi terpisah.
Jihad Ekonomi Muhammadiyah
Dalam rapat panitia, turut hadir Wakil Ketua PWM Sulsel yang membidangi ekonomi, Prof Mustari Bosra. Ia menyampaikan bahwa dalam rangkaian acara, juga akan dilakukan
peresmian WadiMu Mart Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulsel oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, yang akan didampingi oleh Syafruddin Anhar, Wakil Ketua Lembaga Pengembang Usaha Mikro Kecil Menengah (LPUMKM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Minimarket ini adalah simbol lahirnya kemandirian ekonomi Muhammadiyah berbasis jaringan komunitas dan koperasi. Inilah wujud konkret jihad ekonomi Muhammadiyah," pungkasnya.
Masih dalam satu panggung, Direktur PT. Green Sinar Mentari, Andik Suprianto, akan menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan PT. WadiMu Surya Sejahtera sebagai distributor resmi produk ACMU (alat cuci mobil uap) di wilayah Sulawesi. Inisiatif ini menandai langkah Muhammadiyah masuk ke sektor ekonomi mikro berbasis teknologi ramah lingkungan.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, juga dijadwalkan hadir, meski panitia masih menunggu konfirmasi terakhir. Jika hadir, ia akan menyaksikan langsung pencanangan gedung 13 lantai itu, yang akan jadi pusat strategis pengkaderan di Kawasan Timur Indonesia.
Acara ini akan dimulai pukul 08.00 WITA dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Muhammadiyah Sulsel dan TVMu.
“Syawalan ini bukan hanya temu kangen. Ia adalah batu loncatan menuju Muhammadiyah yang lebih mapan, profesional, dan berdaya saing,” tutup Dahlan dalam rapat Zoom yang berlangsung hampir dua jam.
