Haedar Nashir Tegaskan Muhammadiyah Punya Pengkhidmatan Tinggi Membangun Kesehatan Bangsa

Publish

14 May 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
522
Haedar Nashir

Haedar Nashir

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir hadir dalam Resepsi Milad ke-33 Rumah Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Kelapa Gading, Rabu (14/5) sekaligus meresmikan Gedung Rawat Jalan Lima Lantai.

Dalam amanatnya, Haedar mengingatkan pentingnya peningkatan layanan dan kualitas, demi membangun kesehatan bangsa yang lebih baik.

“Saya yakin dengan jumlah rumah sakit kita yang 126 ditambah klinik di seluruh tanah air, Muhammadiyah berada di garis depan untuk membangun kesehatan bangsa,” katanya.

Di situlah Haedar mengharapkan adanya kolaborasi dan integrasi dengan rumah sakit pemerintah di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Itu menjadi niscaya. Indonesia tidak bisa dibangun sendiri oleh pemerintah. Hatta pemerintah yang kuat sekalipun, termasuk Kemenkes, rumah sakit pemerintah. Maka, diperlukan rumah sakit swasta, lebih-lebih yang berbasis ormas keagamaan,” ucapnya.

Haedar menilai, ormasi berbasis keagamaan memiliki sejarah yang panjang dalam membangun dan melayanai kesehatan masyarakat. “Bahkan jauh sebelum Republik ini hadir,” jelasnya. Inilah peran penting kehadiran rumah sakit berbasis ormas keagamaan, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah.

“Kita rumah sakit swasta keagamaan sungguh memiliki komitmen dan pengkhidmatan yang tinggi untuk membangun kesehatan masyarakat atas dasar pengalaman dan integrasi sosial kita yang kuat. Sehingga kita tidak berorientasi pada keuntungan (mengejar uang, materi) dari usaha membangun rumah sakit, klinik, dan kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Haedar menitip pesan agar kebijakan-kebijakan pemerintah melalui Kemenkes, bersifat integratif. Artinya, kebijakan yang bisa menumbuhkembangkan secara sehat, baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Lebih khusus rumah sakit swasta ormas keagamaan.

“Jika itu terjadi, maka yang diuntungkan juga bangsa, pemerintah. Bahkan yang diuntungkan adalah Indonesia,” sebutnya.

Sebaliknya, Haedar menggarisbawahi, bilamana kebijakan tersebut justru merugikan rumah sakit swasta keagamaan seperti milik Muhammadiyah, maka dampaknya akan dirasakan secara nasional.

“Nanti yang rugi kan juga Indonesia. Karena pemerintah tidak bisa sendirian menanggung beban membangun kesehatan bangsa, menyediakan dokter, menyediakan pelayanan-pelayanan kesehatan secara eksklusif,” pesannya. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

METRO, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Metro meng....

Suara Muhammadiyah

25 September 2024

Berita

MADIUN, Suara Muhammadiyah - Prodi Kesejahteraan Sosial  Universitas Muhammadiyah Madiun (Kesos....

Suara Muhammadiyah

25 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pusat Data Nasional (PDN) mengalami serangan siber sejak Kamis (20/....

Suara Muhammadiyah

28 June 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Pengurus Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Erwi....

Suara Muhammadiyah

25 October 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 1.500 dhuafa serta 200 anak yatim se-Provinsi Riau me....

Suara Muhammadiyah

3 April 2024