YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rangkaian ibadah haji tahun 1446 H / 2025 M sudah selesai. Secara bertahap, jamaah haji mulai dipulangkan kembali dari tanah suci menuju kampung halamannya masing-masing.
Dengan berakhirnya ibadah haji ini, niscaya menjadi perenungan bersama. Bagi Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menunaikan ibadah haji merupakan kesempatan luar biasa yang diberikan Allah. Karena itu maka menjadi sangat penting untuk mensyukuri nikmat tersebut.
“Tentu bagi kita yang memasuki kriteria Istitha'ah (kemampuan seorang Muslim untuk menunaikan ibadah haji), kewajiban ibadah haji tidak boleh diabaikan,” katanya saat Khutbah Jum’at di Masjid Islamic Center Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jumat (20/6).
Ibadah haji yang dilakukan dengan benar, khususnya ikhlas mengharap ridha Ilahi, niscaya jamaah haji mendapatkan predikat mabrur (diterima Allah). “Bagi haji mabrur itu tidak ada balasan baginya kecuali surga,” tuturnya.
Dengan haji mabrur, akan memperoleh barakah atas kesungguhan dalam menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut. Makna barakah di antaranya ziyadatul khair, yakni bertambahnya kebaikan. “Orang yang hajinya mabrur, pulangnya adalah bertambahnya kebaikan pada orang itu,” tambahnya.
Aktualisasi dari Haji mabrur meniscayakan dalam denyut nadi kesehariannya menampilkan perilaku yang baik, salah satunya dalam bertutur kata. “Kalimat (ucapan) jadi santun, sejuk, siapa pun yang mendengarkannya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Agus menyambung, menyemai kedamaian. “Keberadaan haji mabrur harusnya membawa kemaslahatan di sekitarnya,” imbunya lagi. Termasuk, suka bersedekah dan tolong-menolong dalam kebaikan (ta’awun).
“Semoga saudara-saudara kita yang pulang ke tanah air menjadi bagian dari haji mbarur yang tidak terpisahkan dari membangun suasana bangsa yang lebih baik lagi. Kita ingin bangsa ini menjadi bangsa yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur,” tegasnya. (Cris)