Ibu Cerdas Penentu Generasi Unggul Indonesia Emas 2045
Oleh: Amalia Irfani, LPPA PWA Kalbar
Menonton debat calon presiden putaran pertama baik melalui televisi atau potongan dialog (reel atau video durasi pendek) yang diunggah di media sosial, dari kubu nomor urut 1, 2 atau 3, 12 Desember 2023, maka kita akan menemukan harapan calon pemimpin bangsa yang ingin generasi Indonesia sehat, cerdas, dan berkualitas unggul tahun 2045. Generasi yang tidak hanya sehat fisik dan spritual tetapi mampu menghadapi gejolak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetap mampu berpikir serta bertindak positif untuk diri dan lingkungannya. Merekalah yang nanti akan mengharumkan ibu Pertiwi, membuat Indonesia dihargai dan dihormati oleh negara lain.
Generasi tersebut akan lahir tentu tidak secara instan, tidak sekejap mata atau hanya dengan cukup ingin saja. Bukan seperti sulap bim salabim, maka seperti kartun AI, anak sehat, tembem, dengan paras mengemaskan berkumpul bersukacita. Mereka bisa disetting tidak stunting, faktanya isu inilah yang sekarang digalakkan pemerintah untuk diminimalisir. Data UNICEF dan WHO angka prevalensi stunting Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 negara yang memiliki data stunting, Indonesia berada di urutan ke-5 diantara negara-negara di Asia. Keadaan yang tidak bisa dianggap remeh temeh, sebab stunting tidak bisa diatasi jika hidup masyarakat masih diambang kemiskinan.
Fenomena stunting adalah pathos yang harus mendapat perhatian semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga semua unsur masyarakat dari tingkat pusat hingga daerah (ranting). Pemerintah harus bisa mengajak seluruh elemen rakyat untuk berdaya dan peduli terhadap nasib anak bangsa. Sebab menuju Indonesia unggul pemenuhan gizi itu harus, disamping tercukupinya gizi pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan, dengan kesempatan seluas-luasnya memperoleh kesejahteraan untuk mendapatkan pekerjaan.
Menuju Indonesia Emas
Generasi emas Indonesia akan lahir dari rahim perempuan yang secara mental siap menjadi ibu, spritual selalu ingat bahwa dalam tiap langkah dan semangat anak akan selalu didoakan, ditambah asupan gizi yang cukup dan memadai. Ibu yang smart tersebut tentu harus didukung oleh pendamping atau suami cerdas, dewasa dalam berpikir, memiliki pemahaman agama yang juga baik. Poinnya adalah generasi unggul dimulai oleh dari proses awal ketika anak akan/diinginkan untuk dilahirkan.
Seperti namanya menuju Indonesia Emas bermakna berjalan ke arah kemajuan bangsa dimana ada wacana, gagasan untuk mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Itu harus dimulai dari pendidikan rumah yang sehat dan memadai.
Bagaimana menuju memadai tersebut ?, tentu sebelum pondasi rumah tersebut dibangun. Calon ibu sebagai madrasah pertama sudah memahami kewajibannya, begitu pula calon ayah yang tidak hanya berkewajiban mencari nafkah, tetapi membimbing istri dan anak-anaknya untuk taat beribadah. Seorang ayah harus dapat memberikan hak anak istrinya tidak hanya sekedar sandang, pangan dan papan tetapi yang lebih utama adalah hak perlindungan hidup, yakni kenyamanan keamanan. Anak yang sehat mental spritualnya maka dikehidupan selanjutnya juga akan sehat, ia pun akan menularkan kebaikan kepada anak dan keturunannya.
Namun sebaliknya jika seorang anak dididik namun belum memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia cenderung menghadapi banyak goncangan hidup dan kesulitan bertahan jika tidak memiliki amunisi pertahanan prima. Kita bisa melihat sejarah, membaca jejak perjuangan perempuan hebat yang mampu melahirkan generasi kuat dan hebat. Mengutip Aidh Al Qarni dalam bukunya menjadi Wanita paling bahagia, bahwa perempuan bahagia saat ia mensyukuri nikmat Allah dengan kebahagiaan, dan ia terus belajar bersabar.
Sepenggal kalimat yang tampak sepele tetapi sangat sulit dilakonkan jika tidak ada bekal pemahaman agama yang terus diasah. Selamat hari Ibu untuk perempuan hebat Indonesia, mari kita berdayakan diri untuk Indonesia maju.