YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar ceramah Tarawih dalam rangkaian ibadah Ramadhan. Pada Kamis (20/03), Ramadhan Di Kampus (RDK) UAD menghadirkan Dr. Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai penceramah utama.
Ia menekankan pentingnya menjaga ibadah selama Ramadhan dan memperbanyak doa agar Allah SWT memberikan keberkahan serta petunjuk dalam kehidupan. “Ibadah kita selama bulan Ramadhan harus menjadi kebiasaan baik yang kita teruskan di bulan-bulan berikutnya,” terangnya.
Lebih lanjut, ia mengutip Surat Ad-Dukhan ayat 3 yang menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam yang penuh keberkahan. “Al-Qur'an merupakan bagian dari kesempurnaan iman kita. Setiap huruf, ayat, dan surat di dalamnya adalah kebenaran mutlak yang dijamin otentisitasnya oleh Allah SWT,” jelasnya.
Menurut Ikhwan, Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, tetapi harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Ia menekankan bahwa setiap muslim wajib membaca, memahami, serta mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. “Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang membimbing kita dalam setiap langkah. Oleh karena itu, kita harus berinteraksi dengannya setiap hari,” katanya.
Ikhwan juga menyoroti keistimewaan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. “Bukan hanya malam dan bulan yang Allah muliakan karena peristiwa turunnya Al-Qur'an, tetapi juga tempat di mana Al-Qur'an diturunkan menjadi tempat yang mulia, yaitu Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawarah,” ungkapnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa interaksi manusia dengan Al-Qur'an dapat membawa keberkahan dalam hidup. Mengutip hadits Nabi SAW, ia membandingkan orang beriman yang membaca Al-Qur'an dengan buah utrujah yang harum dan manis, sementara orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an diibaratkan seperti buah yang pahit dan tak beraroma.
“Hadis ini memberikan pemahaman bahwa interaksi dengan Al-Qur’an membawa keberkahan, bahkan bagi orang yang masih memiliki kelemahan dalam iman. Maka, semakin banyak kita membaca dan mengamalkan Al-Qur'an, semakin banyak keberkahan yang kita dapatkan,” tambahnya.
Selain membahas keutamaan membaca Al-Qur’an, Ikhwan juga menekankan pentingnya literasi dalam Islam. Ia mengutip surat Al-‘Alaq ayat 1-5 yang berisi perintah pertama kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca. “Allah tidak langsung memerintahkan kita untuk shalat, puasa, atau haji, tetapi memerintahkan untuk membaca. Ini menandakan bahwa literasi dalam Islam adalah kunci peradaban,” paparnya.
Ia mengingatkan bahwa memahami Al-Qur'an tidak cukup hanya dengan membaca teksnya, tetapi harus dipahami maknanya dan diterapkan dalam kehidupan. “Kita harus membaca ayat-ayat kauniah Allah, yakni memahami fenomena alam dan kehidupan, agar kita semakin mengenal kebesaran-Nya,” tuturnya.
Pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, Ikhwan mengajak jamaah untuk meningkatkan ibadah dan mencari malam Lailatul Qadar. “Kita harus menyambut malam ini dengan iktikaf, menjauhi hal-hal yang sia-sia, dan meningkatkan kedekatan kepada Allah. Jika kita berhasil bertakwa, maka Allah akan memberikan furqan, cahaya yang dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan,” pungkasnya.
Sebagai penutup, ia mengingatkan bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan bagi setiap muslim untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan. “Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kita harus menjadikan Ramadhan sebagai momen transformasi spiritual agar menjadi pribadi yang lebih baik,” katanya. (Fina Dwi)