Implementasi 7 Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Oleh: Wiguna Yuniarsih, Wakil Kepala SMK Muhammadiyah 1 Ciputat Tangerang Selatan
Di penghujung tahun 2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah meluncurkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul (27/12/2024).
Adapun Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH) tersebut adalah; Pertama, Bangun pagi. Pembiasaan bangun pagi pada anak akan melatih karakter muslim taat dalam menunaikan sholat subuh. Kedepannya menjadi pembiasaan dan kesadaran diri pribadi dalam melaksanaan sholat subuh berjama’ah terkhusus pada laki-laki (Muslich, 2017). Namun nyatanya, masih banyak orang yang tidak terbiasa untuk bangun subuh dengan berbagai alasan, padahal banyak keutamaan di dalamnya (Nadya & Hasan, 2021).
Kedua, beribadah. Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini diperkuat dengan pasal 29 UUD NRI 1945 disebutkan bahwa : (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan, dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya dijamin oleh negara
Dalam Penelitian yang dilakukan Rahmadani Nasution, et al (2024), tentang peran ibadah dalam mengatasi kecemasan dan depresi di kalangan Gen Z Muslim, menunjukan bahwa mayoritas responden merasa bahwa ibadah, seperti salat, membaca Al-Quran, dan berdoa, sangat membantu dalam mengurangi tingkat kecemasan dan depresi.
Sebanyak 84,2% responden melaporkan bahwa ibadah memberikan ketenangan dan mengurangi tekanan emosional yang mereka alami. Selain itu, 76,3% dari responden menyatakan bahwa ibadah memiliki peran sangat besar dalam mengurangi kecemasan dan depresi mereka. Penelitian ini menekankan pentingnya peran agama dan komunitas keagamaan dalam mendukung kesehatan mental Gen Z Muslim.
Ketiga, berolahraga. Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan jasmani. Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga (Salahudin & Rusdin, 2020).
Olahraga telah kebutuhan hidup setiap manusia. Anak yang dirutinkan melakukan olahraga akan memiliki karakter yang kuat secara jasmani. Selain berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmaninya, manfaat lainnya yaitu berpengaruh kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efesiensi kerja tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur dan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya (Ruhardi et al., 2021).
Keempat, makan sehat dan bergizi. Merupakan hal penting untuk dikonsunsumsi oleh tubuh agar tetap sehat menjalani aktifitas. Kesehatan merupakan faktor utama yang penting untuk kelangsungan hidup masyarakat. Sehat merupakan anugerah dan rahmat yang wajib untuk disyukuri. Akan tetapi banyak orang yang meremehkan kesehatan dan tidak mensyukurinya. Pembiasaan dalam keluarga menjadi penting untuk memberikan anak makan sehat dan bergizi demi menunjang perkembangan dan kecerdasannya (Mulyati & Andayani, 2018).
Kelima, gemar belajar. Belajar merupakan tugas utama anak Indonesia. Dengan belajar, karakter anak terbangun, anak dapat mengembangkan potensi dirinya dan menjadi manusia yang lebih berguna bagi agama, bangsa, dan negara. Dengan berilmu, akan melahirkan sikap rendah hati (Putri, 2022, Hafsah, 2018). Rendah hati atau tawadlu adalah tidak bangga dan sombong atas apa yang dimiliki, serta selalu bersikap sederhana. Juga harus tetap menjaga harga diri, perangai-perangai yang semestinya menghiasi setiap pelajar dapat dipelajari dalam kitab Akhlak.
Keenam, bermasyarakat menjadi penting karena kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Perkembangan sosial anak usia dini ditandai dengan semakin meluasnya lingkungan sosial (Astuti et al., 2022) di mana anak mulai aktif berinteraksi dengan teman-teman dan orang dewasa lainnya. Dalam bermasyarakat, anak usia dini dapat belajar nilai-nilai seperti: menghargai hak dan kewajiban orang lain, patuh terhadap peraturan sosial, sopan dan santun, menghargai karya dan prestasi orang lain. Selain itu, anak juga dapat belajar keterampilan sosial seperti: berinteraksi dengan teman sebayanya, belajar dari teman sebayanya, bermain dengan teman sebayanya, makan dan minum dengan teman sebayanya (Yuliana et al., 2022).
Dalam hal ini, peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan anak usia dini. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pendidikan anak usia dini dengan cara parenting bersama orang tua dan berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan anak, Mendukung program-program pendidikan anak usia dini. Stimulasi pembentukan karakter anak sejak dini dapat diberikan melalui pendidikan di lembaga pendidikan seperti PAUD dan melalui pola asuh orang tua di rumah serta lingkungan masyarakat.
Ketujuh, tidur cepat. Ini menjadi tantangan di era digital seperti sekarang. Karena anak-anak senang bermain smartphone, sehingga jika tidak diingatkan akan tidur larut malam dan bangunnya siang. Padahal tepat waktu dan berkualitas akan membantu anak-anak meningkatkan kemampuan intelektual dan menjaga keseimbangan emosional mereka.
Menurut Buysse dalam Dwi Putri (2017) bahwa kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk tidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Terdapat perbedaan pola tidur pada usia lanjut dibandingkan dengan usia muda. Kebutuhan tidur akan berkurang dengan semakin berlanjutnya usia seseorang. Pada usia 12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah sembilan jam, berkurang menjadi delapan jam pada usia 20 tahun, tujuh jam pada usia 40 tahun, enam setengah jam pada usia 60 tahun, dan enam jam pada usia 80 tahun (Prayitno, 2022).
Berdasarkan uraian tersebut, 7 KAIH memiliki akan dampak positif dalam mewujudkan generasi emas 2024. Agar implementasi 7 KAIH berjalan dengan baik, maka sekolah perlu menjadikan program tersebut secara rutin dan konsisten. Disamping itu perlu memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai, baik SDM, peralatan maupun anggaran. Sehingga program 7 KAIH dapat berjalan dengan maksimal. Semoga.