Implementasi P5 di Sekolah Dasar Muhammadiyah Purworejo
Oleh: Nur Ngazizah, S.Si.M.Pd, Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Purworejo
Sekolah Dasar Muhammadiyah Kabupaten Purworejo dalam implementasi kurikulum Merdeka ini sudah menerapkan Projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). P5 ini merupakan proyek lintas disiplin ilmu dari berbagai mata pelajaran dengan tujuan utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Profil yang dimaksud ialah berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global. Penguatan profil pelajar Pancasila memiliki fokus pada penguatan karakter bangsa dan kemampuan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan P5 memberikan kesempatan siswa untuk mengalami kebebasan dalam proses belajar, dengan struktur pembelajaran yang lebih fleksibel. Sekolah memiliki kelonggaran untuk menyesuaikan jadwal sesuai kebutuhan, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas dan dinamika pembelajaran karena siswa dapat langsung melihat relevansinya dengan lingkungan sekitar Tema yang diterapkan untuk Sekolah Dasar meliputi: 1) Kehidupan berkelanjutan, 2) Kebijakan lokal, 3) Kesatuan dalam keberagaman, 4) Perkembangan mental dan fisik, 5) Perkembangan teknologi, dan 6) Keterampilan wirausaha.
Implementasi P5 di sekolah dasar terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis, yakni persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Setiap tahapan memiliki peran krusial dalam memastikan program ini berjalan efektif dan mencapai tujuan. Persiapan meliputi perencanaan dan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan prinsip-prinsip P5. Pelaksanaan mencakup penerapan kegiatan pembelajaran yang mendukung penguatan karakter siswa. Evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan program dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Pembentukan karakter pada usia sekolah dasar memiliki peran penting dalam perkembangan individu. Menurut Santrock (2011), masa kanak-kanak merupakan periode kritis dalam perkembangan karakter dan moralitas. Oleh karena itu, program yang terstruktur seperti P5 sangat diperlukan untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan fondasi karakter yang kuat. Penelitian oleh Lickona (1991) juga menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang efektif memerlukan integrasi yang kuat antara nilai-nilai karakter dengan aktivitas sehari-hari siswa.
Dalam konteks P5, ini berarti bahwa kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan pembelajaran mengandung unsur penguatan karakter. Misalnya, kegiatan gotong royong dalam pembelajaran dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya kerjasama dan saling membantu. Namun, penerapan P5 di lapangan sering menghadapi berbagai tantangan. Keterbatasan sumber daya, seperti kurangnya buku panduan dan materi pendukung, menjadi salah satu hambatan utama. Selain itu, variasi dalam kemampuan dan pemahaman guru mengenai P5 juga dapat mempengaruhi efektivitas program.
Perbedaan kondisi sekolah di berbagai daerah juga menjadi tantangan. Sekolah-sekolah di daerah perkotaan mungkin memiliki fasilitas dan sumber daya yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah di daerah pedesaan. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan dalam pelaksanaan P5.
Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kelas IV pada SD/MI Muhammadiyah di Kabupaten Purworejo I meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Tahapan mendesain kegiatan P5 meliputi:pembentukan tim fasilitator pada SD Muhammadiyah Purworejo sudah memiliki tim fasilitator dan ber-SK. Selanjutnya mengidentifikasi kesiapan sekolah, SD Muhammadiyah berada pada tahap berkembang dibuktikan dengan sarana dan prasarana yang memadahi, sebagian besar guru telah melaksanaan pembelajaran berbasis proyek serta melibatkan pihak di luar sekolah. Sumber daya yang digunakan dibuat seminimal mungkin namun tetap mengindahkan ketercapaian tujuan P5. Pada tahap menentukan dimensi dan tema Profil Pelajar Pancasila, guru melibatkan peserta didik dengan pertimbangan-pertimbangan. Kepala sekolah SD Muhammadiyah mengemukakan bahwa “Menentukan temanya sudah melibatkan peserta didik mba, namun tetap mempertimbangkan kemampuan dari wali kelasnya. Wali kelas yang menguasai bidang kewirausahaan, bisa mengambil tema wirausaha, dan sebagainya. Selain itu nanti dikaitkan dengan kearifan lokal.”. Penentuan alokasi waktu sesuai dengan panduan P5 yaitu blok perminggu pada hari Sabtu. Guru sudah menyusun modul projek, dan strategi pelaporan hasil proyek.
Tahap pelaksanaan meliputi pengenalan dan membangun kesadaran peserta didik terhadap tema yang sedang dipelajari, kontekstualisasi melalui kegiatan menggali permasalahan yang ada di lingkungan sesuai dengan tema yang dibahas, dan melaksanakan aksi P5. Kepala sekolah menjelaskan bahwa “Produk-produk P5 dari seluruh kelas kemudian ditampilkan dalam kegiatan gelar karya dan market day”.
Tahap evaluasi meliputi pelaporan hasil, evaluasi ketercapaian pelaksanaan serta keberlanjutan program. Pada tahap ini guru melaporkan hasil dan pelaksanaan program melalui rapor P5. Program yang dilaksanakan masih berkelanjutan.
Pelaksanaan P5 diharapkan terus ditingkatkan agar sesuai dengan kondisi sekolah, dukungan asset yang dimiliki dan juga kebutuhan peserta didik. Pemilihan proyek yang tepat ,dan pelaksanaan secara tertib sesuai perencanaan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Peran kepala sekolah, fasilitator , peserta didik, wali murid dan Masyarakat sekitar yang saling bersinergi diharapkan akan menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila, yang tidak lain dan tidak bukan adalah akhlaqul karimah. Sekolah sekolah Muhammadiyah tetap menjadi teladan terbaik di Masyarakat. Fastabiqul khairaat