BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah – Islam itu dibangun diatas lima dasar, lima pilar utama tersebut adalah persaksian (syahadat) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah subhanahu wa ta’ala dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan Ramadhan.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Abdul Latief, Majelis Tabligh dan Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi pada Pengajian Ahad Pagi (PAP) Tholabul Ilmi di Masjid Baitul Muslimin Jambean Pimpinan Cabang Muhammadiyah Srono, Kabupaten Banyuwangi, Ahad (18/2/2024).
Dalam pengajiannya Ustadz Latief menjelaskan bahwa Agama Islam dibangun oleh lima perkara utama, salah satu diantaranya adalah menunaikan zakat. Zakat memiliki tujuan untuk kebaikan diri sendiri, sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 43.
Hal yang sama juga disampaikan melalui Surat At-Taubah ayat 60, bahwa zakat diperuntukkan bagi fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, orang yang berutang, jalan Allah, dan orang yang sedang dalam perjalanan. Ini merupakan kewajiban dari Allah yang menunjukkan kebijaksanaan-Nya.
Lebih lanjut di PAP yamg memasuki pekan ke-313 ini menurut Ustadz Latif ada tiga keutamaan masing-masing dari Zakat, Infaq, dan Shodaqoh. Pertama hendaknya kita ber-Zakat lebih dahulu, setelah itu jika harta yang kita miliki masih berlebih maka selanjutnya bisa kita infaq dan shodaqohkan.
“Adapun zakat yang hendak kita salurkan sudah ada tuntunan atau regulasi dari Allah SWT melalui Al-Qur’an, dan bisa kita pelajari bersama-sama. Maka untuk itulah Muhammadiyah mendirikan Amal Usaha yang membidangi ZIS (Zakat Infaq Shodaqoh) ini melalui Lazismu disemua tingkatan Persyarikatan,” ucapnya
Terkait infak, Ustadz Latief menyoroti kebebasan jumlahnya, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, dengan perumpamaan biji yang tumbuh tujuh tangkai, setiap tangkai memiliki seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 263 juga menekankan bahwa perkataan baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Harta yang hakiki, menurut Ustadz Latief, bukan yang dimiliki hari ini, melainkan yang diinfakkan sebagai sedekah dan zakat hari ini.
Surat Al-Baqarah ayat 264 memberikan peringatan agar sedekah tidak dihancurkan dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti perasaan penerima, karena Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 25, Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka disediakan surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Pasangan yang suci dan kekekalan menanti mereka di surga tersebut.
Keutamaan infaq, menurut Surat Al-Munafiqun ayat 9 sampai 11, menegaskan agar harta dan anak-anak tidak melalaikan dari mengingat Allah. Ustadz Latief mengingatkan agar infak dilakukan sebelum kematian tiba, seperti yang diceritakan dalam ayat tersebut.
Hal yang sama disampaikan oleh Fauzi, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Srono, kehadiran Pengajian Ahad Pagi dimasjid ini banyak memberi manfaat bagi warga persyarikatan di Srono. Selain itu juga sebagai sarana memberi dorongan semangat untuk lebih dalam mempelajari isi kandungan Al-Qur’an dari para pemateri.
“Pengajian ini menegaskan bahwa zakat, infak dan shodaqoh tidak hanya bersifat materi, tetapi juga melibatkan sikap dan niat ikhlas. Pemberian dengan ikhlas akan membuka pintu maaf dan mendatangkan berkah hidup mulia,” tegas Fauzi.
Setiap ahadnya pengajian pagi ini juga berisi berbagai materi yang berbeda dengan pemateri yang tidak hanya berasal dari uztadz pendakwah saja. Melainkan juga ada dari berbagai profesional dibidangnya masing-masing, seperti kesehatan, ekonomi dan juga politik yang tentunya didasari dari nilai kandungan Al-Qur’an dan Hadits. (Rizkie/Wahyu)
