SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memiliki berbagai jenis program beasiswa yang dapat digunakan oleh calon mahasiswa baru. Sebanyak 43 calon mahasiswa baru yang dinyatakan lolos Beasiswa Batch II UMS Tahun 2045/2025 telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara penerima beasiswa dan UMS yang berlangsung di Ruang BPH Lt. 6 Gedung Induk Siti Walidah. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor UMS No:143/II/2024.
PIC Tim Promosi dan Beasiswa UMS, Ratnanto Fitriadi, ST., MT., mengungkapkan syukurnya karena Beasiswa UMS Tahun 2024/2025 ini sudah selesai Batch I dan Batch II sehingga total 153 mahasiswa baru penerima beasiswa.
“Mereka yang terpilih dari yang terbaik di antara yang terbaik lainnya dan sudah dinyatakan lolos beasiswa ini, diharapkan mampu menjadi good influence, jadi membawa virus kebaikan yang mampu mempengaruhi teman-teman yang lain dalam menempuh studi,” ungkap PIC Tim Promosi dan Beasiswa UMS itu Sabtu, (22/6).
Sehingga diharapkan, lanjutnya, mahasiswa penerima beasiswa itu memiliki pengaruh tidak hanya dalam bidang akademik, non akademik saja, tetapi juga dari attitude. Mereka juga telah diseleksi dari track record, baik secara organisasi maupun akademik yang memiliki prestasi.
“UMS sangat support kemampuan mereka pada bidang akademik maupun non akademik melalui berbagai fasilitas pembelajaran yang mendukung dan banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau Organisasi Otonom (Ortom) yang dapat diikuti,” tambahnya.
Ratnanto Fitriadi menyayangkan, kuota Beasiswa Tahfidz untuk prodi Fakultas Kedokteran (FK) dan Kedokteran Gigi (FKG) beberapa tahun terakhir tidak ada yang lolos sampai akhir.
“Sebetulnya, jalur beasiswa program Tahfidz untuk FK dan FKG ini bisa dimanfaatkan. Sejauh ini, kebanyakan mereka gagal pada tes Computer Based Test (CBT) setelah lolos administrasi dan wawancara,” ujarnya.
Menurutnya, bagi calon mahasiswa baru yang ingin mendapat beasiswa Hafidz untuk program studi FK dan FKG ini mereka dapat mempersiapkan dalam hal akademik seperti belajar materi dengan maksimal.
“Kita tidak mau, karena yang tersedia untuk kedua prodi tersebut hanya dari Beasiswa Tahfidz mereka masuk lewat jalur Tahfidz, tetapi dalam hal akademik perkuliahan nanti jadi kesusahan. Jadi hafidz-nya dijaga murojanya sampai pas nanti tes hafalan. Tetapi akademisnya juga nanti tetap harus dipersiapkan, tidak boleh terlalu nyantai kalau sudah mau masuk di UMS,” tegasnya.
Staff One Day Service (ODS) Niken Damayanti, S.Gz., menyampaikan bahwa agenda pada hari ini telah berjalan dengan lancar, peserta datang lebih awal dengan membawa keperluan administrasi sehingga acara dimulai tepat waktu.
“Acara diawali dengan arahan dari pihak UMS, kemudian dilakukan penandatanganan MoU yang dilanjutkan registrasi di lantai 3,” tambahnya.
Niken berharap, mereka adalah orang-orang yang terpilih dari sekian ribu pendaftar karena di jalur reguler masih banyak yang mendaftar. Para penerima beasiswa itu sudah terpilih dan mendapatkan fasilitas dengan segitu banyaknya dari UMS, sehingga mereka selayaknya dapat bertanggung jawab atas pilihan mereka dengan nanti berprestasi ataupun mengikuti berbagai kegiatan di Ortom Muhammadiyah. Harapannya mereka itu bisa menjadi pioneer jadi menjadi contoh untuk yang lainnya. (Fika/Humas)