YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rahmadi Wibowo Suwarno, Kepala Lembaga Pengembangan dan Studi Islam (LPSI) UAD mengungkapkan sejumlah tantangan aktual yang dihadapi oleh generasi muda muslim di era modern.
Menurutnya, tantangan tersbeut meliputi sekularisasi dan penurunan religiusitas, miskonsepsi terhadap ajaran agama, gaya hidup hedonis dan materialistis, serta fragmentasi komunikasi religius akibat dominasi ruang virtual.
“Di tengah arus informasi yang begitu deras, kader Islam dituntut untuk tidak hanya bertahan, tetapi mampu menjadi solusi atas krisis nilai yang terjadi,” ujar Rahmadi saat Refreshing AIK Persada UAD di Ruang Sidang Bersama Fakultas Teknologi Industri, Lantai 5 Gedung Utama Kampus IV UAD, Sabtu (3/5).
Ia menambahkan bahwa seorang kader harus memiliki kapasitas lebih dibanding anggota biasa, sebagaimana kutipan yang menjadi penekanan dalam materi: “Apapun yang sulit dan tidak dapat dilakukan oleh anggota, semuanya dapat dilakukan oleh kader.”
Rahmadi juga menguraikan karakteristik Islam berkemajuan yang menjadi ciri khas perjuangan Muhammadiyah, yaitu: 1. Berlandaskan pada tauhid, 2. Menghidupkan semangat ijtihad dan tajdid, 3. Mewujudkan rahmat bagi seluruh alam, 4. Bersumber pada Al-Qur’an dan as-Sunnah, 5. Mengembangkan prinsip wasathiyah (moderat).
Konsep wasathiyah menjadi poin penting dalam membentuk sikap dan karakter kader. Wasathiyah, menurut Rahmadi, bukan hanya soal posisi tengah, tetapi juga mencerminkan ketegasan prinsip, kelapangan wawasan, serta keluwesan dalam menyikapi perbedaan.
“Nilai-nilai seperti menolak pengkafiran sesama muslim, menghindari fanatisme kelompok, hingga memudahkan pelaksanaan ajaran agama menjadi bagian dari sikap moderat yang harus dimiliki,” tandas Sekretaris Bidang Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini. (Bilal/MA/Cris)