Kalender Hijriah Global Tunggal Manifestasi Ijtihad Peradaban Islam

Publish

11 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
107
Dr Drs H Oman Fathurohman SW., MAg. Foto: Cris

Dr Drs H Oman Fathurohman SW., MAg. Foto: Cris

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta dalam Pengajian Pimpinan, Jumat (11/7) menghadirkan Ketua Bidang Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Oman Fathurohman SW.

Pengajian berlangsung di Ruang Aula Kantor PDM Kota Yogyakarta ini dihadiri Pimpinan Majelis/Lembaga, Ortom, PCM, dan Kepala Sekolah SD/MI-SMA/SMK se-Kota Yogyakarta. Tema pengajian mengusung “Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT)."

Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani menyampaikan, setiap kali Ramadan tiba, sebagian umat Islam memulai awal puasa lebih awal. Tapi, sementara yang lain, ada yang menyusul sehari kemudian.

“Demikian pula, saat Idul Fitri, gema takbir menggema di langit yang berbeda-beda. Bukan karena zona waktu, melainkan akibat penetapan awal bulan yang tidak serempak,” ujarnya.

Menurut Aris, perbedaan merupakan keniscayaan dan dianggap sebagai rahmat. Akan tetapi, dalam skala global, dalam konteks penanggalan, umat Islam di penjuru dunia, belum bersatu dalam satu waktu ibadah.

“Inilah kegelisahan yang mendorong Muhammadiyah menawarkan gagasan yaitu KHGT. Gagasannya luar biasa,” ungkapnya.

KHGT, sambung Aris, sebagai lambang kemajuan. Bahkan, dipertegas Aris bahwa KHGT bukan sekadar mimpi kosong. Melainkan, manifestasi dari ijtihad ilmiah dan spiritual Muhammadiyah yang panjang melalui Majelis Tarjih dan Tajdid.

“KHGT berangkat dari keprihatinan atas perbedaan waktu ibadah yang terus berulang. KHGT menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dengan pendekatan matla’ global, yaitu satu zona waktu dunia yang berbasis data astronomi presisi,” jelasnya.

Sementara, Oman mamaparkan, penanggalan terbagi menjadi dunia, yaitu kalender Syamsiah (solar) dan Qamariah (lunar). Kalender Syamsiah atau Masehi, sebut Oman, sistematisasinya mengikuti peredaran matahari selama 365 hari. “Dan disempurnakan dengan sistem tahun kabisat,” terangnya.

Lalu, Kalender Qamariah atau dikenal dengan kalender Hijriah, mengikuti siklus bulan dengan rata-rata 29,5 hari per bulan. Penggunaan kalender ini didasari pada ayat Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 189, yang mana membahas tentang pengaturan waktu berdasarkan hilal.

“Yang namanya hilal itu bulan bukan matahari. Jadi ini bukan hanya konvensi (kesepakatan), dalilnya ayat Al-Qur’an,” tegasnya.

Lebih lanjut, kalender Qamariah terbagi menjadi dua, yaitu kalender hijriah dan non-hijriah. Kalender hijriah, terang Oman, “ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, dengan titik awal peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah,” sambungnya.

Sementara, kalender non-hijriah, “Dihitung sejak wafatnya Nabi,” bebernya. Kalender ini diberlakukan di Libya selama masa Muammar Qadafi. “Kalender ini beda 10 tahun dari kalender Hijriah,” imbuhnya. Maka penyusunan kalender langsung menggunakan kalender hijriah. “Supaya tidak tertukar yang non-hijriah. Maka pakailah, kalender hijriah,” ucapnya.

Penggunaan kalender hijriah yang digunakan Muhammadiyah saat ini yaitu KHGT. “Prinsipnya satu hari satu tanggal di seluruh dunia,” tuturnya. Prinsipnya keselarasan hari dan tanggal di seluruh dunia. Lalu kesatuan matlak. “Seluruh kawasan dunia adalah satu matlak,” urainya.  

Menurut Oman, bulan baru dimulai apabila di bagian mana pun di muka bumi saat terbenam matahari sebelum jam 00:00 GMT telah terpenuhi minimal elongasi 6o dan tinggi 5o. “Kriteria ini telah terjadi di suatu tempat mana pun di dunia dan ijtimak di New Zealand terjadi sebelum waktu fajar,” lanjutnya.

Oman menyimpulkan, KHGT sebagai solusi sekaligus upaya penyatuan kalender hijriyah yang berlaku secara internasional sehingga dapat memberikan kepastian. “Jika kita ingin bersatu dalam satu waktu, maka KHGT adalah jawabannya,” tegasnya lagi. Karena KHGT sebagai ijtihad peradaban Islam. “Bukan hanya sekadar membuat kalender, tapi ini bingkainya peradaban Islam,” tandasnya. (Cris)


Komentar

Noviar Handi Al Faani

Ustadz oman dalam penyampaian nya sangat menarik, diselingi gojekan yang komunikatif, jazakalloh tadz, mencerahkan kami yg blm faham

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah  - “Dalam berbagai riset, partisipasi angkatan kerja teman....

Suara Muhammadiyah

7 March 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menyelenggarakan kegiatan....

Suara Muhammadiyah

25 September 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah — Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas ....

Suara Muhammadiyah

3 September 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka Milad Ke-17 Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) ....

Suara Muhammadiyah

28 June 2025

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Himpunan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU) DPD Kab Sleman  hari&nb....

Suara Muhammadiyah

24 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah