MUNTILAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gedongan Karanganyar melakukan studi tiru ke PRM Gunungpring Muntilan, Ahad (26/1). Rombongan dari PRM Gedongan berjumlah yang ikut dalam acara ini sebanyak 38 orang.
Ketua PRM Gedongan Fathul Ulum mengatakan, agenda studi tiru ini merupakan ikhtiar menjadikan PRM Gedongan agar ke depan dapat berkembang lebih baik lagi. Menurutnya, sebuah organisasi dikatakan sudah besar manakala berhasil mendirikan dan mengelola amal usaha yang banyak.
“Meski sudah lama berdiri dan mempunyai amal usaha seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan sebuah bangunan masjid, serta kegiatan pengajian rutin yang terus berjalan membina anggota, semangat untuk terus belajar, mengelola dan membesarkan organisasi terus dilakukan,” katanya.
Fathul mengatakan, maju tidaknya AUM itu tergantung dari dukungan dari organisasi yang solid. Kekompakan juga menjadi sebuah kunci yang tidak dapat dilepaspisahkan.
“Amal usaha semakin berkembang pesat selain karena didukung oleh organisasi yang solid juga dukungan jamaah yang merupakan masyarakat sebagai kekuatan sosial tidak bisa diabaikan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Fathul mengungkapkan jika PRM Gedongan sendiri sebenarnya berpeluang besar berdiri sejajar dengan ranting Muhammadiyah lain yang sudah berprestasi.
“Melihat potensi pimpinan dan anggota, dengan beragam profesi dan pekerjaannya, jika dimaksimalkan bersama-sama bersinergi tidak menutup kemungkinan keberhasilan itu akan diraih,” sebutnya.
Untuk itu, studi tiru ditujukan ke PRM Gunungpring. Baginya, PRM ini didasari oleh pertimbangan untuk meningkatkan pengelolaan organisasi, pengembangan amal usaha, dan kaderisasi yang berjalan berkesinambungan.
“Sebuah organisasi yang dikelola oleh pengurus yang hebat dan menghasilkan amal usaha yang besar dan berjumlah banyak, dalam jangka panjang rentan bermasalah jika tidak disiapkan kader berkualitas,” jelasnya.
Ketua PRM Gunungpring Abdul Ghoni menyebut, PRM Gunungpring berdiri sejak tahun 1964. Pada tahun itu, Ia mengungkapkan perjalanan PRM Gunungpring tidak berjalan mulus dan tidak sesuai dengan harapan.
“Hal itu disebabkan oleh jumlah jamaah yang tergolong minoritas, kira-kira hanya 20% dari total semua warga, sehingga keberadaannya menerima banyak tantangan,” ujarnya.
Tetapi, PRM Gunungpring tidak patah arang. Terus berjuang untuk membangkitkan mesin organisasinya sampai pada akhirnya dapat tumbuh berkembang sebagaimana seperti saat ini.
“Karena keteguhan perjuangan pimpinan ranting saat itu, serta komitmen berusaha memberi manfaat kepada masyarakat, pada akhirnya bisa diterima dan bahkan berkembang pesat seperti saat ini,” tegasnya.
PRM Gunungpring sudah punya SD Muhammadiyah Gunungpring. Dengan perjuangannya begitu rupa yang berhasil didirikan tahun 1969. Pada awal periode, hanya menerima siswa dari masyarakat sekitar dengan jumlah sedikit.
“Karena keberanian Kepala Sekolah yang didukung Pimpinan Ranting untuk melakukan terobosan-terobosan, berhasil meningkatkan jumlah siswa di setiap tahunnya,” bebernya.
Selain SD, PRM Gunungpring juga berhasil mendirikan amal usaha di bidang pendidikan yang lain. Sekitar tahun 2007 berhasil mendirikan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Plus, saat ini berjumlah siswa 320 orang, dan SMA Taruna Muhammadiyah atau yang dikenal SMA TarunaMu. (Cris)