YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pada Selasa, 20 Mei 2025, Pimpinan Pusat Aisyiyah menandatangani nota kerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal yang berlangsung di Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Dalam acara tersebut hadir Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah dan seluruh jajarannya.
Dalam sambutannya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yendri Susanto menyampaikan permohonan maafnya jika di hari sebelumnya tidak dapat hadir di acara Milad 108 Aisyiyah.
Menurutnya, pangan, pendidikan, dan desa menjadi tiga fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam Asta Cita yang terdiri atas 8 program prioritas presiden, desa menjadi fokus pembangunan pemerintah serta menjadi faktor strategis dalam pembangunan negara.
"Kalau kita membangun desa, kita juga membangun Indonesia," tegasnya.
Baginya, untuk membangun Indonesia, kementerian desa tak bisa melakukannya sendiri. Perlu dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya Aisyiyah yang telah memiliki berbagai infrastruktur pendukung seperti sekolah, klinik, rumah pelatihan, dan masih banyak lainnya. "Kita tidak membutuhkan Superman, tapi kita membutuhkan Supertim," ujarnya di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, sejatinya permasalahan yang terjadi di desa sangat kompleks. Banyak generasi muda di desa yang mulai terkapar hal-hal negatif seperti pergaulan bebas, narkoba, judi online, dan lain sebagainya.
"Mari kita kepung desa. Mari kita fokus di desa. Ayo kita lakukan gerakan secara menyeluruh di desa, kita sentuh jasmani dan ruhaninya," tegasnya.
Yandri yakin melalui kerja sama yang terjalin antara Kementerian Desa dengan Pimpinan Pusat Aisyiyah dapat memberikan perubahan yang signifikan bagi pembangunan Indonesia ke depan.
"Harapan saya, MoU ini jangan hanya berhenti di sekedar penandatanganan, tapi juga harus terealisasi di seluruh desa di Indonesia," tegas Yandri.
"Ini adalah kesempatan yang terbaik untuk menuju Indonesia emas," tambahnya.
Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah mengatakan, bahwa Aisyiyah akan berkomitmen mendukung program-program Kementerian Desa, yang mana hal ini selaras dengan tema Milad 108 Aisyiyah.
"Acara tunggal kita hari ini adalah penandatanganan MoU," ujarnya.
Menurutnya, Aisyiyah ada organisasi yang berbeda dengan organisasi lain pada umumnya. Yang mana Aisyiyah memiliki jejaring yang luas dan mengakar sampai ke desa.
Salmah menambahkan, meski gerakan Aisyiyah mengakar kuat di desa melalui keberadaan cabang dan ranting Aisyiyah di sana. Namun aspek dakwah dan gerakannya meliputi seluruh aspek. Hal ini dapat dilihat dari amal usaha yang dimiliki Aisyiyah, mulai dari PAUD, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.
"Walaupun Aisyiyah ini adalah organisasi keagamaan, tapi dakwahnya mencakup seluruh aspek kehidupan," ujarnya.
Salmah menjelaskan, adapun lingkup kerja sama yang dilakukan antara lain terkait dengan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di desa, pencegahan kekerasan terhadap ibu dan anak di desa, peningkatan kapasitas SDM dalam upaya peningkatan kualitas pembangunan di desa, hingga kerja sama terkait adaptasi perubahan iklim di desa.
Menurutnya, berdasarkan pantauan Aisyiyah, yang tak kalah penting dan perlu untuk segera dilakukan untuk menunjang pembangunan di desa ialah literasi digital. "Pemanfaatan teknologi yang masih sangat kurang di desa menjadi alasa Aisyiyah untuk menjalin kerjasama ini," ujarnya.
"Insyaallah kita siap pak menteri, karena kita punya cabang dan ranting yang berbasis di desa," tegasnya.
Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta Warsiti menyampaikan kebahagiaannya, karena kampus yang ia pimpin menjadi tempat penandatanganan kerjasama antara Kementerian Desa dengan Aisyiyah.
"Kami terus mendukung upaya yang dilakukan Aisyiyah. Dan ini menjadi kebanggaan bagi kami. Selamat datang di kampus berwawasan kesehatan," ujarnya kepada Menteri Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal yang berkenan hadir. (diko)