Kemuliaan Seorang Mukmin dengan Cita-Cita
Oleh: Inggit prabowo, S.Pd, Kader Muhammadiyah, Alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ,يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Sejenak marilah kita merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah swt. sebagai wasilah yang akan membangkitkan keimanan kepada-Nya serta menguatkan rasa Syukur atas segala nikmat-Nya, tanpa disadari ayat-ayat itu terlampau banyak berada sangat dekat dengan kita. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS Ali Imran ayat 190).
Solawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan teladan kita Nabi Muhammad saw. Beliaulah yang menerangi jalan manusia di tengah gelapnya dunia yang amoral dan tidak manusiawi. Dengan kekuatan iman beliau menempuh jalan terjal yang panjang agar manusia kembali kepada jalan Allah swt. Semoga kita senantiasa teguh menapaki jalan yang lurus itu meski badai dan tantangan zaman sangat berat kita hadapi.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah’
Di tengah perubahan zaman yang begitu pesatnya, dibarengi dengan perkembangan teknologi yang serba canggih telah membawa kepada perubahan sosial yang begitu nyata dan cukup besar dampaknya. Kita menyaksikan gaya hidup yang serba mewah telah merasuk dan merusak ke seluruh lapisan masyarakat. Kehidupan tidak lagi diukur dengan berkahnya, tapi mewahlah yang jadi penilaian pertama. Seolah kebahagiaan hanya dapat diukur dengan barang mahal, pekerjaan, jabatan dan pencapaian duniawi yang begitu melelahkan, padahal itu semua hanya kebahagiaan semu sifatnya.
Ditambah Teknologi yang disuguhkan di tengah-tengah kita justru menumpulkan semangat juang dan memperbudak manusia dalam kemalasan. Kehidupan sosial yang luas kini justru dipenjerakan oleh layar kecil yang jauh dari percakapan tulus dan keeratan ukhuwah atas dasar kerena Allah. Hubungan sosial jadi kehilangan makna sejati, sebab hubungan antar sesama manusia tidak lagi karena persahabatan melainkan karena keuntungan dan kepentingan. Dan parahnya kehadiran seseorang dinilai bukan karena kebaikannya melainkan seberapa bergunanya untuk kita.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Hidup dengan kemuliaan, kesenangan dan kebahagiaan sejatinya merupakan wujud cita-cita semua manusia. Akan tetapi bagi seorang mukmin cita-cita itu bukan sebatas pada pencapaian yang di dapatkan. Lebih dari itu, keinginan yang kuat untuk lebih berkontribusi bagi umat juga merupakan kemuliaan dalam diri seorang mukmin. Bahkan keinginan itu akan dinilai sebagai pahala yang besar meskipun belum tertunaikan, Nabi Muhammad saw. Bersabda :
فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً
“barangsiapa hendak melakukan kebaikan lalu ia tidak mengerjakannya, maka Allah mencatat untuknya satu kebaikan yang sempurna” (H.R Al-Bukhari)
Dalam hadis yang lain disebutkan :
“Barangsiapa yang meminta Syahadah (mati syahid) kepada Allah dengan hati yang jujur, niscaya Allah akan menempatkannya dalam derajat orang-orang yang mati syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya” (HR. Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Hadis di atas menunjukan betapa pentingnya sebuah niat dan cita-cita dalam diri seorang mukmin. Cita-cita bukan sekedar keinginan kosong, melainkan pintu semangat untuk menjalankan segala bentuk kebaikan dan tujuan yang mulia. Imam Taufiq Yusuf sl-Wa’iy dalam kitabnya berkata “seorang mukmin yang memiliki cita-cita yang tinggi, tidak akan menghasilkan karya yang kecil”
Oleh sebab itu Jamaah Rahimakumullah
Mari kita tata kembali, kita rajut kembali segala bentuk keinginan dan cita-cita yang kita miliki agar berada dalam kemuliaan yang diridhoi Allah swt. Terlebih bagi anak-anak dan generasi kita, mari kita dorong mereka untuk terus semangat dalam segala bentuk kebaikan yang bermanfaat. Terlebih bermanfaat bagi umat secara luas.
Kenikmatan dan segala sesuatu yang kita saksikan hari ini tidak lepas dari keinginan dan cita-cita dari para pendahulu kita. Kemerdekaan bangsa, kemajuan teknologi, bahkan lahirnya Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama sebagai representasi Gerakan Islam itu juga atas dasar cita-cita. Mengabdikan diri untuk orang tua, memilih jalan sunyi untuk mencerdaskan masyarakat atau menjalankan tanggung sebagai abdi negara adalah sama-sama tugas mulia. Namun tujuan dan semangat yang melatarbelakangi adalah pembedanya. Mari kita menjadi seorang mukmin yang memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia sehingga Allah memasukan kita kedalam golongan orang-orang yang mulia pula.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Sumber: Majalah SM Edisi 16/2025