Memelihara Fithrah dan Tugas-Tugas Mulia Manusia

Publish

9 April 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
3329
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Memelihara Fithrah dan Tugas-Tugas Mulia Manusia 

Oleh : Dr. Drs. Immawan Wahyudi, MH, Dosen Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. 

 الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: 

             وَلَـقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْۤ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا 

"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra' 17: Ayat 70) 

Empat Amalan Menjaga Kesucian

Kaum muslimin rahimakumullah, di pagi yang mulia ini, marilah senantiasa kita tekadkan untuk perbaharui syahadah kita, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Saw adalah Nabi dan Utusan Allah, serta penutup dari para Nabi dan Rasul, yang telah membawa cahaya Islam yang membebaskan manusia dari alam kegelapan menuju alam penuh cahaya keimanan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw., beserta keluarganya, dan para sahabatnya serta para pengikut petunjuk dan sunnahnya. Amien. 

Seiring berlalunya Syahrul Mubarok, kita memasuki bulan syawwal yang semoga membawa spirit dan inspirasi peningkatan dalam segala aspek kehidupan. Namun, kiranya bijak jika kita mau mawas diri, dan bertanya apakah kiranya yang dapat kita teruskan sebagai amal mulia sebagaimana telah kita laksanakan dalam bulan yang penuh kemuliaan. Ada lima amalan untuk memelihara kesucian yang semestinya menjadi buah dari shiyam Ramadhan agar senantiasa menyertai kehidupan kita di hari-hari mendatang. 

Pertama, kemampuan kita dalam menahan diri dari segala pikiran, ucapan dan tindakan yang dilarang oleh Allah Swt dan oleh Nabi Muhammad Saw., sebagaimana kita telah mampu menahan diri dari rasa dahaga, rasa lapar, berkata buruk dan gejolak nafsu syahwat. Kedua, kemampuan kita memaksimalkan dalam memanfaatan waktu untuk terus memperbanyak amal shalih. Ketiga, kemampuan kita memperbesar semangat peduli pada kepentingan dan rasa hormat pada harkat dan kemanusiaan. Keempat, kesediaan kita untuk terus membantu dan menggembirakan saudara-saudara kita dari kenyataan akan kekurangan harta berupa pangan khususnya. Kelima, kemampuan kita dalam upaya terus menerus muhasabah dan mendidik diri agar tidak merasa diri sebagai orang yang telah sempurna --yang mendorong perilaku sombong-- dan sebaliknya menjadi orang yang cenderung tawadlu’, senang dalam kesederhanaan dan menjaga keseimbangan dalam berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat lillaahi ta’ala limardhatillah. 

Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar. Laa ilaaha illa Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahi al-hamd. 

Kaum Muslimin yang berbahagia, 

‘Ied al-Fithri perlu kita fahami dalam pemaknaan yang lebih luas. Kembali kepada fithrah, diantara dapat kita fahami dalam 7 (tujuh) makna. Pertama, fithrah manusia adalah makhluq berTuhan. Kedua, manusia mahluq beragama dan meyakini agama yang dianutnya. Ketiga, fithrah manusia adalah kemuliaan. Keempat fithrah manusia menjadi khalifatan fil ardl (pengganti kehadiran Allah di muka bumi). Kelima, fithrah manusia mengemban tugas memakmurkan bumi untuk kepentingan semua manusia. Keenam fithrah manusia adalah prokreasi (mengembangkan anak keturunan). Ketujuh fithrah manusia membawa mission memperjuangkan kebenaran dan kebaikan dan melawan kedzaliman dan angkara murka.

Dari tujuh pemkanaan tentang kesucian manusia, khathib memandang perlu untuk kita focus dalam 3 (tiga) hal yakni : dalam hal makhluq berTuhan dan beragama, makhluq yang mengemban tugas istikhlaf dan terakhir makhluq yang mengemban tugas kewajiban isti’mar.

Pertama, fithrah bermakna untuk terus menjaga diri sebagai makhluq mulia ciptaan sebagaimana difirmankan Allah wt dalam Sura tar- Ruum : 30 ;

 فَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ 

 "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,"

 
Kedua, Istikhlaf. Kata "istikhlaf" --dalam bahasa Arab-- adalah bentuk mashdar. Maknanya adalah: menjadikan khalifah (pengganti), yang menggantikan dan menjalankan peran yang diamanatkan dalam kerangka istikhlaf itu.

Allah Swt memberitahukan kepada malaikat-malaikat-Nya bahwa Dia akan menjadikan khalifah Allah di muka bumi. Yang bertugas untuk mengemban amanat ilmu,terus berusaha, dan menanggung beban serta tanggung jawab membangun bumi itu. Allah SWT berfirman: 

وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ 

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30) 

Ketiga, Isti’mar. Kata isti'mara pada ayat di atas terdiri dari huruf sin dan ta' yang dapat berarti meminta seperti dalam kata istighfara, yang berarti meminta maghfirah (ampunan). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ لٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَا لَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗ هُوَ اَنْشَاَ كُمْ مِّنَ الْاَ رْضِ وَا سْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَا سْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْۤا اِلَيْهِ ۗ اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

"…dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)."(QS. Hud 11: Ayat 61)

Dalam ketugasan suci manusia di muka bumi dengan tujuan memakmurkan itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَـكُمْ مَّا فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ فَسَوّٰٮهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ 

"Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 29)

Hak fithrah manusia sebagai khalifah di muka bumi dengan tujuan memakmurkan bumi untuk semua manusai semakin hari semakain jauh dari harapan. Dengan sangat jelas berita-berita tentang pengerukan kekayaan alam dan perusakan alam semakin hari semakin dahsyat dan sempuran kejahatannya. Berita korupsi di dunia pertambangan tidak ada lagi yang nilai nominalnya puluhan bahkan ratusan miliar. Sebab semuanya sudah dalam bilangan puluhan dan ratusan triliun rupiah. Korupsi tambang timah senilai dua ratu tujuh puluh satu triliuan rupah adalah berita yang amat sangat menyakitkan. Sangat menyakitkan karena di tengah kemiskinan yang kian hari kian besar jumlahnya, di tambah semkin sulitnya mencari lapangan pekerjaan, kondisi pertanian yang tidak pernah memberikan keuntungan dan berbagai harga bahan pokok dan kebutuhan pokok lainnya yang semakin mahal, tetapi korupsi 271 trilun rupiah sepertinya kita terima dengan menyerah pasrah tanpa daya. Seakan itu hal yang wajar belaka. Bahkan keluarga yang terlibat korupsi super jahat itu tatkala diberitakan sikapnya sungguh sangat menghina. Dia ama sekali tidak merasa bersalah. 

Sejalan dengan pesan ketakwaan kepada Alah Swt dan spirit kembali kepada kesucian seharusnya kita tidak memilik tempat untuk berdiam diri. Bumi ini diciptakan Allah untuk semua manuisa dan ditugaskan kepada manusia untuk memakmurkannya. Lalu, atas ketidak tegasan pemberantasan korupsi maka kian hari bumi kita kian terasa milik beberapa orang manusia saja –bahkan diantara manusia itu adalah orang-orang yang tidak memiliki perasaan dan sikap sebagai warga bangsa NKRI. Allahumma dinhum kamaa yadinuun: yaa Allah hukumlah mereka dengan hukum Mu yang adil. Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar. Laa ilaaha illa Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahi al-hamd. 

Mengakhiri khutbah di pagi yang mulia ini khatib menyampaikan firman Allah: dalam surat at-Taubah ayat 20 – 21, Allah Swt berfirman : 

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِّنْهُ وَرِضْوَانٍ وَّجَنّٰتٍ لَّهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُّقِيْمٌۙ

 Artinya: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari-Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal.”

 Allahu akbar – Allahu Akbar – walillaahil hamd

Jama’ah Ied rahimakumullah, marilah kita bermunajah kepada Allah. Dengan hati yang khusyu’ semoga kita diberi kehidupan yang lebih baik dalam menyelenggarakan kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara, dengan melaksanakan tugas individual kita dan tugaas sosial kita dengan mendasarkan kepada Lillaahi ta’ala limardlotillah. Marilah kita bermunajah kepada Allah dengan khusyu’, percaya bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu satu yakni Allah semata, dan hanya Allah sajalah yang dapat memenuhi segala permohonan kita dan yang berkuasa untuk mengembalikan kehidupan normal manusia sebagaimana mestinya. 

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 
اَلَّلهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَناَ دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Khutbah Id al-Fithri 1445 H / 10 APRIL 2024 di Lapangan Balai Desa Potorono. Shalat ’Ied al-fithri Diselenggarakan oleh AMM Ranting Potorono Utara

 


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Memahami Makna Kemengan Oleh Deri Adlis. SHI. Mubaligh Muhammadiyah Kepulauan A....

Suara Muhammadiyah

6 April 2024

Khutbah

Memelihara Fithrah dan Tugas-Tugas Mulia Manusia  Oleh : Dr. Drs. Immawan Wahyudi, MH, Dosen F....

Suara Muhammadiyah

9 April 2024

Khutbah

Oleh: Ahmad Fatoni Dosen Pendidikan Bahasa Arab FAI-UMM إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّه....

Suara Muhammadiyah

29 February 2024

Khutbah

Oleh: Dwi Arianto, SSy., SPd, Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Bandar Lampung, Pengajar....

Suara Muhammadiyah

10 October 2024

Khutbah

Oleh: Wahjudin, Kader Muhammadiyah PRM Podosari Kesessi Pekalongan اَلْـحَمْدُ لِ....

Suara Muhammadiyah

25 July 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah