YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar hadir dalam Resepsi Milad 107 Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Ahad (7/12).
Syamsul menyampaikan tahniah atas milad 107 Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Menurutnya, usia 107 sudah sangat matang dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Madrasah yang lahir sejak tahun 1918 dan didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta ini.
"Saya rasa dalam proses penyelenggaraan pendidikan selama 107 tahun, Madrasah Mu'allimin sudah kenyang dengan berbagai pengalaman, bisa melihat jalannya sejarahnya yang panjang. Sehingga dari itu bisa dilihat apa kemajuan yang telah dicapai dan apa kekurangan yang belum tercapai dan disempurnakan di masa yang akan datang,"katanya.
Syamsul menerangkan, Madrasah Mu'allimin sebagai sebuah lembaga pendidikan Muhammadiyah yang sudah sangat tua. Eksistensi kehadirannya memiliki peran yang sangat penting, lebih-lebih dalam misi mencetak kader-kader unggul dan terbaik.
"Tentu di dalamnya ada rahasia-rahasia kenapa Mu'allimin tetap bertahan 100 tahun lebih, apa rahasianya. Yaitu tentu perlu kita pelajari dan kita pahami. Dan Alhamdulillah Mu'allimin sudah mencatatkannya dalam buku Filosofi Pendidikan Mu'allimin," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Syamsul mengingatkan mewujudkan Generasi Emas 2045 menjadi tantangan besar saat ini. "Sangat terkait dan relevan sekali dengan Mu'allimin yaitu menyelenggarakan pendidikan," ujarnya. Termasuk, pengembangan kurikulum yang kongruen dengan kebutuhan esensial peserta didik di masa depan.
“Sejak sekarang tentu harus kita riset dan kemudian kita kembangkan dalam sistem pendidikan kita. Jadi kita tidak hanya sekadar melakukan rutinitas pendidikan dengan memenuhi tuntutan-tuntutan akreditasi, tetapi hendaknya kita berimprovisasi mengintip ke mana arah perkembangan masa depan,” tekannya.
Lebih jauh, perihal ekonomi. Bagi Syamsul, ekonomi menjadi bantalan utama untuk menentukan implementasi pendidikan di masa depan. “Tidak mungkin kita bisa membangun pendidikan yang berkemajuan tanpa dukungan ekonomi yang kuat,” tegasnya.
Di situlah menjadi tantangan bagi Madrasah Mu’allimin. Yakni menyiapkan ekonomi dan sumber daya yang berkualitas. (Cris)


