Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan

Publish

2 October 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
992
sumber gambar: pixabay.com

sumber gambar: pixabay.com

Oleh: Donny Syofyan

Islam memperlakukan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk spiritual yang setara. Ini menarik dan aksiomatis bahwa Al-Qur’an, sejak 1400 tahun silam, sudah menempatkan kesetaraan laki-laki dan perempuan secara spiritual. Dengan mengikuti Al-Qur’an, umat Islam memiliki dan merasakan sebagai bagian dari gerakan global untuk memastikan hak-hak perempuan dan penghormatan yang harus diberikan kepada perempuan, sikap hormat yang selama ini ditahan dalam waktu yang lama.

Dalam kitab suci agama tertentu, terungkap bagaimana perempuan sejak lama tidak memiliki banyak hak, baik di Arab atau di luar Arab. Di mana-mana hampir perempuan diabaikan. Mereka dianggap sebagai warga negara kelas kedua dan tidak menikmati pelbagai hak. Karenanya, kitab suci tersebut tidak bisa diharapkan berbicara tentang nilai-nilai dasar manusia yang hari ini kita kenal.

Kita akan menemukan sebaliknya, misalnya, dalam kisah penciptaan. Dalam Alkitab disebutkan bahwa Adam diciptakan dan menjadi jiwa yang hidup. Tapi tidak disebut apapun tentang Hawa. Itu memunculkan diskusi hangat di kalangan para pendeta Kristen pada Abad Pertengahan—apakah itu berarti bahwa Hawa memiliki jiwa atau tidak?

Mereka tahu bahwa Adam memiliki jiwa, tetapi mereka tidak bisa begitu yakin tentang Hawa. Penciptaan Hawa menjadi semacam proses penciptaan sekunder. Tuhan menciptakan Adam dan kemudian binatang. Tapi Adam tidak cukup puas dengan kehadiran binatang-binatang ini. Kemudian Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi penolong baginya. Jadi sepertinya penciptaan Hawa adalah proses penciptaan yang teringat kemudian.

Sekiranya Adam puas dengan hewan, Hawa mungkin saja tidak akan diciptakan. Hawa seolah diciptakan untuk menjadi penolong baginya, bukan sebagai makhluk dengan haknya sendiri. Lalu disebutkan bahwa Adam memakan buah dari pohon terlarang. Ini terjadi karena Hawa memberi Adam buah sehingga dia memmakannya. Lewat kisah ini, para pendeta di Abad Pertengahan menarik garis merah, "Lihat, iblis tidak bisa mendekati Adam secara langsung tetapi dia mendekati wanita. Hawa menjadi pintu gerbang bagi iblis agar bisa mendekati Adam" Mereka kemudian berpendapat bahwa Hawa dan perempuan yang menjadi keturunannya bertanggung jawab dan terlibat dalam banyak kekacauan hingga hari ini.

Tetapi ketika kita membaca ke Al-Qur’an, kita mengerti bahwa hak-hak perempuan ditegakkan dan status serta martabat perempuan sebagai makhluk spiritual dijamin sama dengan laki-laki. Pertama, menyangkut jiwa. Allah berfirman, “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak” (QS 4: 1).

Jadi pasangan Adam (Hawa) diciptakan dari ‘jiwa yang satu’ (nafsin wâhidatin). Kata jiwa (nafs) dalam bahasa Arab adalah feminin, sesuatu yang menarik. Ada yang bahkan berpikir bahwa jiwa feminin diciptakan terlebih dahulu. Tapi tentu saja, feminin gramatikal tidak berarti feminin ontologis. Namun demikian, ungkapan Al-Qur’an ini membalikkan seluruh narasi sesat tentang perempuan dan mendorong kita memikirkannya dari sudut yang berbeda.

Akan halnya bisikan setan, Al-Qur’an mengatakan, “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup” (QS 7: 20). Jadi setan berbisik kepada mereka berdua, bukan hanya Adam seorang. Pada surah lain Allah berfirman, “Lalu keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan telah durhakalah Adam kepada Tuhannya, dan sesatlah dia” (QS 20: 121). Di sini kita ketahui bahwa Adam tidak mematuhi Tuhannya. Jadi pada satu waktu yang dikatakan tidak mematuhi Tuhannya adalah Adam, dan pada sisa waktu lainnya mereka berdua disebut tidak menaati Tuhan.

Al-Qur’an sama sekali tidak menyebutkan bahwa Hawa tidak mematuhi Tuhan. Al-Qur’an memberi kita perspektif baru yang mengangkat kedudukan perempuan menjadi setara secara spiritual dengan laki-laki. Bagi umat Islam, ini sangat menyegarkan tidak hanya pada tingkat teoretis ini tetapi kita melihat ini sebagai manifestasi ajaran Islam bahwa Al-Qur’an memperhatikan wanita.

Dalam surah Al-Ahzab, Allah membuat poin khusus untuk kedua laki-laki dan perempuan, “Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS 33: 35).

Itu menunjukkan bahwa pada tingkat spiritual, laki-laki dan perempuan sama. Tentu ada perbedaan antara keduanya pada aspek-aspek superfisial, namun pada tingkat spiritual yang sangat mendasar, laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan yang diakui dalam Al-Qur’an. Ini berarti bahwa kaum Muslimin menyadari dan merangkul prinsip, ajaran, perilaku, dan praktik kesetaraan yang selaras dengan pengakuan dan tuntutan global dewasa ini. Semakin kita mengenali zaman saat ini yang ditandai oleh kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, semakin kita menemukan bahwa ajaran agama Islam mendukung, mengakui dan memberikan hak-hak perempuan.

Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Islam menjadikan kesenangan dan kenikmatan sebagai bagian dari agama. Apa artin....

Suara Muhammadiyah

1 November 2023

Wawasan

Fiqhus Sunnah: Memahami Keragaman Fikih Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas....

Suara Muhammadiyah

22 November 2024

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Para pemimpin Makkah khawatir b....

Suara Muhammadiyah

20 September 2024

Wawasan

Revisi UU Polri, antara Legal Formal dan Substansi Hukum Oleh Sobirin Malian, Dosen FH UAD  D....

Suara Muhammadiyah

15 June 2024

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (20) Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra Laki-....

Suara Muhammadiyah

18 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah