Ketiban Sampur

Publish

21 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
56
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Ketiban Sampur

Oleh: Rumini Zulfikar, Penasehat PRM Troketon, Klaten

 

"Jika tidak bisa secara ideal maka seadanya itulah yang harus kita terima."
Ketiban Sampur adalah sebuah ungkapan bahasa Jawa yang mempunyai makna bahwa seseorang mendapat tugas mendadak atau menggantikan petugas yang semestinya bertugas karena ada udzur yang tidak bisa ditinggalkan, atau sebab lainnya.

Suatu hari, Mbah Nini mendapat undangan persiapan pernikahan (Kumbakarnan) dari tetangganya, untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam pesta pernikahan (Pahargyan/Pawiwahan). Mulai dari tempat, paraga Pranata Adicara (pembawa acara), petugas among tamu, petugas penampi pasrah, petugas pembagian harja, petugas Maidhah Khasanah (doa).

Selain itu juga dibahas berapa tamu yang diundang, baik keluarga, kerabat, tetangga, rekan/teman baik di tempat kerja, teman sewaktu sekolah, dan tidak ketinggalan tamu dari besan. Salah satu hal yang penting adalah pasugatan (menu makanan) yang dihidangkan, apakah lewat katering atau dikerjakan secara gotong royong.

Biasanya sebelum Hamengku Gati atau yang punya hajat sudah merancang terlebih dahulu dengan keluarga, dibantu tokoh atau seseorang yang ditokohkan, baik itu pemangku wilayah maupun Karang Taruna.

Sebelum Hamengku Gati mengumpulkan atau mengadakan undangan dalam skala besar, terjadi sebuah kejadian unik dalam pesta pernikahan tersebut: terbalik, yaitu rapat Kumbakarnan dulu baru panitia kecil.

Dalam sarasehan panitia kecil tersebut, Mbah Nini ketiban sampur (mendapat tugas) dan mau tidak mau harus diterima menjadi petugas, yaitu sebagai Pambagya Harjo Yuwono (sebagai wakil dari yang punya hajat). Maka dari itu, Bismillah, dan harus belajar atur pambagya harjo yuwono sebagai wakil dari yang punya hajat.

Lantas Mbah Nini belajar membaca berulang-ulang tata bahasa Jawa halus, agar hafal dan tidak gagap saat bertugas. Sembari ada waktu luang, membaca teks atur pambagya harjo seperti:
Pada hari yang sudah ditentukan, Mbah Nini fokus untuk atur pambagya harjo dan tugas pertama sebagai petugas atur pambagya harjo yuwono. Biasa diminta baca doa dan diminta memberi nasihat pengantin, atau menjadi penampi pasrah temanten.

Timun Wungkuk Tambah Imbuh

Dikala sang Pranata Adicara membacakan susunan acara dari pembukaan, pasrah, atur penampi pasrah, dan doa, ada insiden kecil yaitu seseorang yang disebut menolak, dengan alasan dari tuan rumah atau yang punya hajat membatalkan, dan yang punya hajat tidak konfirmasi atau memberi kabar pada parga atau panitia.

Lantas sang Pranata Adicara melanjutkan dan bilang sama Mbah Nini:
Pranata Adicara: “Mengko sampeyan pambagya harjo karo doa ya.”
Mbah Nini: (Menghela napas sebentar) “Ya, Dhe.”

Setelah nama Mbah Nini dipanggil Pranata Adicara, maka Mbah Nini mempersiapkan diri dan langsung menuju tempat yang sudah ditentukan. Lantas mengucap salam dan menyapa tamu yang hadir, baik dari keluarga besan maupun tamu undangan lainnya.

Karena mendapatkan tugas dobel yaitu Pambagya Harjo dan doa, maka Mbah Nini membacakan doa untuk temanten dengan ringkas:
"Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khair,"
ditutup dengan doa sapu jagat:
"Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban nar."

Setelah itu baru melanjutkan untuk Pambagya Harjo Yuwono. Dalam hati Mbah Nini bilang: "Timun Wungkuk Tambah Imbuh" (orang yang bodoh menggantikan tugas orang yang pandai). Dan bagi Mbah Nini, ini merupakan pengalaman atau sebagai guru laku yang mana banyak hikmah yang bisa dipetik.

Mbah Nini dengan ringkas menyampaikan tugasnya sehingga acara pahargyan dimulai pukul 13.30 dan berakhir 14.30.
Dan Alhamdulillah, acara berjalan lancar walaupun dalam setiap kegiatan hajatan pasti ada kekurangan, sesuatu yang lumrah.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Pola Pendidikan Orang Tua dalam Membimbing Anak-anak Menuju Masa Depan yang Gemilang Menurut Konsep ....

Suara Muhammadiyah

10 January 2024

Wawasan

Menjadikan Nabi Muhammad sebagai ‘Role Model’ Oleh: Donny Syofyan Kita bersyukur bahwa....

Suara Muhammadiyah

28 September 2023

Wawasan

Puasa dan Ketahanan Keluarga Oleh: Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I., Dosen UM Metro Hari pertama Rama....

Suara Muhammadiyah

11 March 2024

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (13)  Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra ....

Suara Muhammadiyah

30 November 2023

Wawasan

Perempuan-Perempuan Ka'bah Oleh: Pradana Boy ZTF, Dosen Fakultas Agama Islam Universias Muhamm....

Suara Muhammadiyah

13 May 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah