Oleh: Drh. H. Baskoro Tri Caroko
National Poultry Technical Consultant. LPCRPM PP Muhammadiyah Bidang Pemberdayaan Ekonomi Seni dan Budaya
Pangan, menurut UU RI No. 18 tahun 2012, merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang dijamin dalam UUD Negara RI tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Cara terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pangan adalah bukan dengan menciptakan ketergantungan tetapi dengan cara memproduksi pangan sendiri melalui kegiatan budidaya ternak, sehingga pemenuhan kebutuhan pangan lebih stabil dengan tata kelola yang memiliki kedaulatan.
Kedaulatan Pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan dengan kualitas gizi yang baik, memperhatikan budaya dan potensi kearifan lokal, membangun sistem pertanian dan pangan dengan kemandirian bukan ketergantungan, prinsip diversifikasi menggunakan produksi dari dalam negri, menerapkan pola pertanian sistem kekeluargaan, berlandaskan prinsip kebersamaan, yang berkeadilan sosial, berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Setelah menyimak pemaparan yang disampaikan Doctor Diana Andrianita Kusumaningrum Peneliti Ahli Muda PR Peternakan, Badan Riset Inovasi National (BRIN), dengan judul Assessing the Impact of COVID-19 Pandemic on Small-Holder Poultry Farm Business, dalam webinar yang diselenggarakan BRIN, Selasa 28 November 2023, dan dipersilahkan oleh moderator Profesor Arnold Parlindungan, Peneliti Ahli Utama PR Peternakan BRIN, untuk menanggapi paparan materi maka sebagai seorang Poultry Technical Consultant dan Pengamat Bisnis Perunggasan, Baskoro Tri Caroko memberikan tanggapannya sebagai berikut ini :
Agar bisnis perunggasan bisa kembali bangkit dari kelumpuhan, lebih stabil dan berdaulat dimasa mendatang, pemerintah harus mencarikan solusi dan para peneliti BRIN lebih fokus melakukan riset membumi, yang dirasakan langsung bagi peternak dan petani, misalkan riset bahan pakan subtitusi sumber protein untuk digantikan produk lokal, yang berkualitas baik dengan harga terjangkau karena tidak terbebani biaya import, ocean fright, dan oprasional lainnya. Selain itu mengingat 70% dari biaya produksi di peternakan ayam adalah untuk biaya pembelian pakan, dan 50% komponen pakan adalah jagung, maka perlu upaya lebih serius lagi, bagaimana cara agar negara Indonesia yang subur makmur loh jinawi ini bisa meningkatkan produksi jagung dalam negri, bisa melalui kerjasama dari peneliti dari berbagai instansi, akademisi perguruan tinggi, para praktisi dan koperasi dalam rangka pemberdayaan peternak dan petani dengan memanfaatkan kemajuan Ilmu & Tekhnologi, untuk menghasilkan jagung berkualitas terbaik dalam jumlah yang mencukupi, agar Indonesia bisa mandiri memenuhi kebutuhan jagung didalam negri sehingga tidak lagi tergantung pada suplai luar negri.
Dengan kebijakan ekonomi yang berpihak pada peternak dan petani, maka kebutuhan sumber bahan pangan bagi masyarakat Indonesia terpenuhi dalam jumlah yang mencukupi, suplai pangan terjaga aman dan lebih stabil. Keberhasilan membangun sistem ekonomi yang mampu mensejahterakanan kelompok menengah kebawah tersebut berpengaruh besar terhadap peningkatan kemampuan daya beli masyarakat, mendorong perputaran ekonomi ditingkat bawah , berpengaruh signifikan dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia.
Terpenuhinya kebutuhan jagung dari produksi dalam negri merupakan mutualism symbiosis diantara peternak dan petani, sekaligus bukti keseriusan pemerintah, melalui swasembada sejati sebagai cara yang benar mewujudkan ketahanan pangan yang berdaulat, dalam rangka mewujudkan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. *