JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurohman, Sp.S., M.Kes, menegaskan bahwa keterbatasan fisik tidak boleh menjadi alasan untuk kehilangan harapan dan kesempatan berkarya. Hal tersebut disampaikannya dalam Keynote Speech pada kegiatan Pelatihan Keterampilan Kewirausahaan dan Penyaluran Bantuan Modal Tahap I Program BERDAYA (Bersama Difabel Berkarya) yang diselenggarakan oleh MPKS PP Muhammadiyah bersama Lazismu, Selasa (30/12/2025) di Aula Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lantai 1, Jakarta.
Menurut dr. Agus, nilai manusia tidak ditentukan oleh kondisi fisik, melainkan oleh iman dan amal yang diwujudkan melalui karya nyata.
“Allah tidak melihat rupa dan fisik kita, tetapi melihat iman, hati, dan amal. Amal saleh itu adalah karya-karya yang baik. Kekurangan bukan penghalang untuk berprestasi,” tegasnya.
Ia mengajak para peserta, khususnya penyandang difabel, untuk tidak menyerah pada keadaan dan tetap bangkit membangun kemandirian.
“Kita mungkin tidak bisa mengendalikan ombak kehidupan, tetapi kita bisa mengendalikan kapal kita sendiri. Dengan niat yang ikhlas dan tekad yang kuat, setiap orang bisa bangkit untuk berkarya,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Agus menegaskan bahwa Program BERDAYA sejalan dengan misi Muhammadiyah dalam membebaskan, memberdayakan, dan memajukan manusia tanpa diskriminasi.
“Pemberdayaan bukan sekadar memberi bantuan, tetapi membebaskan dari ketergantungan, memberdayakan potensi, dan memajukan martabat. Difabel harus ditempatkan sebagai subjek pembangunan,” katanya.
Ia berharap Program BERDAYA mampu melahirkan penyandang difabel yang mandiri, percaya diri, dan berkontribusi bagi masyarakat luas.
“Menjadi mandiri adalah anugerah, tetapi memberi manfaat kepada orang lain adalah anugerah yang lebih besar. Difabel berkarya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kemajuan umat dan bangsa,” pungkasnya.

