BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si, memberikan arahan penting kepada seluruh kepala sekolah Muhammadiyah dalam upaya mewujudkan sekolah yang unggul dan menarik di era modern. Dalam sambutannya pada acara Diksuspala (Diklat Khusus Kepala Sekolah/Madrasah), Prof. Dadang menyebut kepala sekolah Muhammadiyah sebagai pejuang tangguh di dunia pendidikan. Ia bahkan mengenang masa-masa ketika dirinya diberi amanah menjadi Kepala SMP Muhammadiyah 10 Ujung Berung pada tahun 1970-an. “Betapa susah payahnya memimpin sekolah swasta, mencari murid, dan bersaing dengan sekolah negeri serta swasta lainnya. Saya waktu itu menganut prinsip, ‘Siapa cepat tentu dapat, siapa lalai pasti ketinggalan,’” ungkapnya.
Prof. Dadang mengajak para kepala sekolah untuk merenungkan peran penting yang mereka emban dalam mencetak generasi unggul dan berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa salah satu ciri khas sekolah Muhammadiyah adalah mengedepankan prinsip tajdid atau pembaruan. “Kita harus mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan,” katanya.
Lebih lanjut, Prof. Dadang memaparkan dua tantangan utama yang dihadapi sekolah Muhammadiyah di era modern. Pertama, perubahan orientasi masyarakat dari simbol ke fungsi. Jika dulu nama besar Muhammadiyah menjadi daya tarik utama, kini masyarakat lebih memilih sekolah berdasarkan mutu, terlepas dari siapa pengelolanya. Kedua, penurunan tingkat kelahiran yang signifikan dalam lima puluh tahun terakhir turut mempengaruhi jumlah peserta didik di sekolah-sekolah Muhammadiyah. “Tahun 1970, angka kelahiran mencapai 5-6 anak per wanita subur, namun pada 2020 hanya 2-3 anak per wanita,” jelasnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Dadang menegaskan pentingnya memastikan bahwa pendidikan di sekolah Muhammadiyah memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas sarana prasarana, tenaga pendidik, hingga kurikulum harus ditingkatkan dengan integrasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Ia juga mendorong inovasi dalam metode pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital agar sekolah Muhammadiyah mampu bersaing di era global. "Sekolah Muhammadiyah harus adaptif, selalu merespons perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam," tegasnya.
Selain itu, Prof. Dadang menyoroti pentingnya membangun kolaborasi dan jejaring yang kuat dengan pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan lainnya. "Dengan kerjasama yang baik, kita bisa memperkuat daya saing dan meningkatkan kualitas pendidikan Muhammadiyah secara luas," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Prof. Dr. Ahmad Dahlan, mengajak seluruh sekolah dan madrasah Muhammadiyah di Jawa Barat untuk bangkit dan menjadikan persyarikatan bermarwah, berkemajuan, serta berkepastian masa depan. "Sebagai gerakan Islam, dakwah, dan tajdid, Muhammadiyah telah eksis lebih dari satu abad. Namun, kita harus berikhtiar lebih keras untuk mengejar ketertinggalan kita," ucapnya.
Prof. Ahmad Dahlan juga menekankan pentingnya pelaksanaan Diksuspala sebagai langkah revitalisasi pelatihan kepemimpinan kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah. Program ini, menurutnya, akan membekali para kepala sekolah untuk sukses dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yang akan berdampak positif pada perkembangan sekolah-sekolah Muhammadiyah, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Acara Diksuspala region 1 Jawa Barat ini diikuti oleh 252 peserta dan berlangsung di Hotel Ibis Bandung dari tanggal 7 hingga 10 Oktober 2024.