BANTUL, Suara Muhammadiyah - Menjaga etika profesi dan menerapkan nilai–nilai Islam pada praktik kedokteran merupakan kunci utama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bermartabat. Lebih dari sekedar tugas medis, profesi dokter juga dapat dikatakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, negara, dan agama dalam kurun waktu yang cukup panjang.
Sejalan dengan hal tersebut, Dr dr Sri Sundari, MKes, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY dalam acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter Periode LXXXIV (84), pada Senin (26/05) di Gedung Sportorium UMY, menegaskan menjadi seorang dokter artinya mengemban tanggung jawab profesi yang sangat besar dan perlu dilandasi dengan nilai–nilai keislaman.
“Berada dalam dunia kerja, profesi dokter juga dituntut untuk masuk ke dalam dunia pengabdian. Bahkan, dunia pengabdian pada bidang atau keilmuan kesehatan justru menjadi yang paling utama, terlepas nantinya kalian sebagai dokter baru akan mendapatkan nafkah dari profesi tersebut. Jadi harapannya ketika kalian bekerja, semata–mata tidak hanya untuk mencari nafkah saja tetapi juga dengan memberikan kebermanfaatan bagi sesama,” jelas Sundari.
Pelantikan dan pengambilan sumpah dokter kepada 112 dokter baru ini dinilai Sundari sebagai tonggak awal dalam kehidupan, sehingga integritas, kedisiplinan, serta etika profesi menjadi fondasi untuk melangkah ke jenjang selanjutnya dan bisa terus berdampingan dengan masyarakat.
“Lulusan manapun tentunya harus memiliki sikap yang baik. Terlebih lagi kalian adalah lulusan UMY sebagai salah satu perguruan terbesar Muhammadiyah dan memiliki “nafas” ke-Islaman. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi kalian untuk menerapkan nilai Islam dalam setiap menjalani langkah kehidupan dan tanggung jawab profesi sebagai seorang dokter baru,” pungkasnya.
Senada dengan Sundari, Rektor UMY Prof Dr Achmad Nurmandi, MSc, menyebutkan momentum ini bukan akhir dari perjalanan dari 112 dokter baru UMY. Namun, masih ada banyak peluang yang bisa dijajaki, di mana peluang pengembangan karir di bidang kedokteran pun tidak hanya terbatas pada jenjang spesialis semata.
“Masih banyak jalur lain yang dapat dijajaki oleh para dokter baru. Pertama adalah jalur manajemen dengan melanjutkan studinya pada magister manajemen rumah sakit. Umumnya para dokter yang melanjutkan studinya pada magister manajemen rumah sakit banyak berperan sebagai direktur rumah sakit atau kepala dinas kesehatan. Kedua, pada jalur akademik atau dosen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nurmandi menyoroti adanya ketidakmerataan penyebaran dokter di berbagai wilayah di Indonesia. Pasalnya daerah terpencil dan tertinggal belum mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai akibat dari keterbatasan tenaga medis.
“Muhammadiyah melalui UMY mendirikan FKIK tujuannya adalah agar bisa memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat secara universal. Oleh sebab itu, sebagai dokter yang baru dilantik saya harap kalian tidak hanya terpaku pada praktik di kota-kota besar saja. Namun, bisa memberikan manfaat kepada masyarakat secara menyeluruh, tentunya dengan menerapkan nilai keislaman yang telah dibekali selama lima tahun pendidikan,” tutupnya. (NF/m)